Prriittttttt!
Terdengar suara pluit baru saja ditiupkan.
Beberapa orang anak laki-laki yang sudah sedari tadi terus memperebutkan satu buah bola berwarna oranye akhirnya dapat mengistirahatkan diri.
Meski hanya di pinggir lapangan, setidaknya mereka dapat kembali mengisi ulang energi yang sudah terkuras habis selama bermain basket.
Mereka mendudukan diri di pinggir lapangan dengan cara bergerombol, tiga orang, empat orang, bahkan ada yang lebih.
"Si Jisoo apa kabar?" tanya Jinyoung.
Kebetulan yang tengah bersamanya saat ini adalah Soonyoung, teman sekelas Jisoo. Tentu pria bermata sipit yang satu ini jauh lebih tahu keadaan Jisoo dibandingkan dirinya yang berasal dari kelas yang berbeda. Jadwal kuliah mereka sangat bertolak belakang.
Kalau pun memiliki jadwal yang sama, ruangan mereka pasti akan berjauhan.
"Kenapa tidak langsung tanya ke Jisoo?"
Sepertinya Soonyoung mulai lelah menjadi mak comblang mereka.
"Dia jarang balas chat..." Jinyoung mengeluh. "Aku sempat mengajak dia pergi sebentar, besok. Tapi dia bilang ada tugas kelompok. Dia mau minta izin dulu sama temannya. Sebelum tanding tadi aku coba hubungi dia, malah ditolak."
"Tugas kelompok?"
Jinyoung mengangguk. "Dia satu kelompok dengan Seokmin, kan? Orang yang memakai masker itu?"
Laki-laki bermarga Kwon itu mengangguk. Lalu terkekeh kecil. "Hebat juga ternyata Seokmin."
"Hebat? Maksudmu? Apa Seokmin dan Jisoo sedekat itu?"
"Entah. Tapi akhir-akhir ini Jisoo memang sering mengobrol dengannya di kelas. Yang kutahu, setiap hari Jisoo akan dibonceng oleh Seokmin."
Ternyata, info tersebut berhasil membuat Jinyoung mengangguk lesu. "Nanti kucoba hubungi Jisoo lagi."
"Jangan menyerah dulu, bro!" ujar Soonyoung, menguatkan. Menepuk pundak laki-laki itu.
Tidak menanggapi, Jinyoung kembali meneguk minuman energi miliknya. Bersama Soonyoung, Seungcheol, Mingyu, Jun dan beberapa anak basket lainnya, bersiap untuk sesi latihan berikutnya.
"Tapi Dino juga menyukai Jisoo, kan?" tanya Jinyoung lagi, sebelum mereka benar-benar kembali ke tengah lapangan.
"Dino jangan dianggap saingan! Cukup berhati-hati dengan Seokmin, mereka terlalu akrab akhir-akhir ini."
Jinyoung mengangguk kecil. Meski tidak berada dalam kelas yang sama, tapi sedikit banyak ia tahu mengenai Seokmin.
Wajar, karena sekarang Seokmin mulai populer di kampus. Populer karena keanehannya, tapi. Pria bermasker itu sering disebut sebagai mafia kampus.
--- JISOO ---
"Bisa tidak kau fokus pada tugas yang sedang kita kerjakan sekarang?" suara Seokmin meninggi.
Jisoo sangat terkejut.
Betapa tidak? Seokmin marah hanya karena Jinyoung menelponnya, bukankah ini aneh?
Seokmin kembali terdiam. Sebenarnya dia juga sedikit merasa bersalah karena sudah membentak Jisoo. Tapi apa boleh buat? Dia sudah terlanjur membuat Jisoo ketakutan.
Sangat jelas sekarang suasana di antara keduanya sangat canggung. Yang awalnya Jisoo bersyukur karena bisa santai mengerjakan tugasnya dengan Seokmin, sekarang ketakutannya malah benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JISOO [Revisi] (✓)
Fanfic[Seoksoo GS Fanfiction] Kata sahabat memang baik. Tapi jika diletakan pada tempat yang salah, kau mungkin saja akan membunuh seseorang. Bukan, bukan raganya. Tapi hatinya. Jadi, masalah ini berasal dari kata sahabat? Siapa yang harus disalahkan dala...