Chapter 07.

4.8K 627 31
                                    

Tiga orang pemuda, lebih tepatnya mahasiswa berjalan di lorong sekolah SMA yang mulai terlihat sepi karena ditinggalkan siswanya saat jam pulang begini.

Mereka bukan teroris yang membawa bom bunuh diri atau semacamnya, apalagi agen rahasia; sama sekali bukan.

Mereka: Jeon Yoongi, Jung Hoseok dan Kim Seokjin. Dan mereka hanya menjemput adiknya yang tak kunjung keluar dari gedung sekolah. Hoseok dan Yoongi sudah berteman sejak lama, dan hanya Jin yang menjadi sosok asing diantara mereka. Jin memperkenalkan diri sebagai seseorang yang tengah menunggu kepulangan adiknya, dan karena adik mereka sama-sama terlambat dari biasanya, itulah mengapa mereka mendadak menjadi teman dalam sekejap.

Jauh dari tiga mahasiswa di lorong, ada juga tiga siswa yang tengah berleha-leha di atas atap sekolah.

Bukan cuma di drama atau cerita Fanfiction umum yang menjadikan rooftop sebagai tempat santai paling ideal. Tetapi kenyataannya memang begitu.

Jungkook, Jimin dan Taehyung di sana. Awalnya ini ide Taehyung, dengan alasan dia adalah siswa baru, lalu Jimin percaya dan entah mengapa Jungkook juga ikut-ikut naik ke sana.

Sejak tadi suara dari mulut ribut Taehyung lah yang mendominasi, dia itu 'dewanya' kalau masalah ribut, sebelum angin sepoi yang hadir begitu pekat di antara mereka.

Taehyung diam, Jimin juga,  Jungkook apalagi.

Yang berusaha mengeluarkan huruf 'A ...' dari tadi hanya Jimin, tapi dia merasa nyaman dalam situasi itu; mereka duduk berjejer menatap langit sore, tanpa mencemaskan apapun, Taehyung diam, Jungkook dengan wajah kalem: sungguh sempurna.

"Ayo bercerita mengenai keluarga ... Aku ingin mendengarnya" dan beberapa kata sepontan namun menusuk itu keluar dari mulut Taehyung, Jimin tahu kadang temannya lebih unik daripada aneh. Tapi sekarang dia benar-benar aneh.

Apa Taehyung kerasukan, atau bagaimana?

Jimin tahu betul itu adalah topik yang sensitif, untuk siapapun di sana, mereka bertiga. Walaupun Jimin tidak tahu apa-apa tentang Jungkook.

"Tidak ada yang harus dipamerkan mengenai itu" Jungkook berucap sebelum Jimin menyela.

Kemudian Taehyung terlihat tenang. "Hei, kadang kenangan malam natal dan tahun baru yang paling berkesan bagi kebanyakan orang" katanya.

Dan Jungkook semakin geram, kenapa saat seperti ini mimpi buruknya harus disinggung juga. Dia tidak begitu suka malam tahun baru. "Kenapa kau harus menanyakan itu?"

Intonasi yang Jungkook gunakan tampak jauh dari kata menyebalkan dan sarkas seperti biasa. Kali ini lebih tepat seperti sarat akan protes dan lelah. Itulah yang ditangkap telinga Jimin yang selalu menjadi pendengar setia.

"Karena aku ingin bercerita mengenai, tidak ada yang begitu sempurna. Mungkin seluruh dunia sudah tahu dan tidak ingin mendengarku; seperti apa yang Hyungku katakan, tetapi tidak banyak yang memperdulikan contoh nyatanya. Dan aku pikir,  aku butuh hiburan dengan cerita kalian, biar aku juga memahaminya."

Oh, dia ingin menghibur diri.

"Tidak ada yang menarik, aku tinggal di panti dari lahir. Makanya harus belajar dengan baik, supaya dapat beasiswa  seperti Hoseok hyung, atau bahkan pergi ke universitas luar negeri seperti Namjoon hyung."

Jimin membuka percakapan dan bercerita duluan setelah beberapa saat mereka saling diam. Jimin pikir, tidak ada masalah untuk bicara mengenai hidupnya.

Sedangkan Jungkook menyimak dalam diam, dia baru tahu Jimin tinggal di panti. Pantas saja Jimin belajar sangat giat, mengerjakan semuanya dengan teratur dan semestinya; anak itu punya tujuan.

AWKWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang