Kebimbangan siswa tingkat akhir adalah memilih universitas mana yang akan mereka jadikan sebagai tempat untuk menimba ilmu selanjutnya.
Hal itu jelas terjadi juga pada tiga serangkai dadakan; Jungkook, Jimin, Taehyung. Jelas saja mereka. Acara pulang srkolah kali ini tidak jauh berbeda, mereka masih menjadikan atap sekolah sebagai tempat nongkrong, walaupun cuaca tidak begitu bersahabat.
Ini semua karena Taehyung lagi, karena hanya dia yang duduk di kelas berbeda dari Jungkook dan Jimin. Jadi mereka hanya punya waktu pulang sekolah untuk berkumpul, karena dua diantara mereka adalah hantu penunggu perpustakaan. Begitulah cara Taehyung menyebut Jimin dan Jungkook.
Kali ini topik yang menjadi renungan mereka adalah papan pengumuman, dimana tertera nama siswa-siswi yang berpotensi untuk menerima beasiswa ke luar negeri. Hal ini tidak mendadak, karena universitas penyelenggara sudah melakukan tes beberapa waktu lalu dan baru diumumkan hari ini.
Jimin sekali lagi menghela napas dan memegangi dada kirinya, mungkin benaknya ratusan kali melontarkan kalimat its so amazing!
Namanya tertera di sana, entah ini yang dinamakan keajaiban, mungkin.
Jimin pasti bukan satu-satunya orang yang mengalami hal semacam ini, dimana hal yang kau inginkan benar-benar kau dapatkan. Apalagi hal besar yang berperan positif di kehidupan, rasanya ingin salto keliling kota, sungguh.
Dan nama Jungkook juga jelas di sana, dia bintang kelas bahkan si pemegang nilai tes tertinggi. Hal itu tidak membuat Jungkook sebahagia Jimin, malah membuatnya bingung setengahmati, walaupun mereka masih akan menjalani tes akhir setelah resmi lulus.
Kebahagianmu bisa jadi kesedihan oranglain, masalahmu bisa jadi solusi untuk oranglain dan tentu bahagia atau masalahmu tak selalu berdampak untuk oranglain.
Kata-kata itu mungkin tengah mewakili perkumpulan tiga pemuda di sana.
Jimin bahagia tidak terkira, Jungkook bingung tak terhingga dan Taehyung biasa saja.
Taehyung cukup merasa sedih, karena pada akhirnya mereka tidak akan memasuki universitas yang sama. Pisah lagi, walaupun kelulusan masih enam bulan kedepan. Tapi Taehyung tidak akan mempermasalahkan, toh jika Jungkook dan Jimin benar-benar menerima beasiswa, mereka pergi untuk alasan dan tujuan yang baik. Kemudian Taehyung akan hidup dengan baik bersama Jin, belajar dengan baik di universitas lokal, sukses di bidang yang diminati dan menunggu kepulangan para sahabatnya suatu saat nanti.
Dia sudah memutuskan untuk hidup dengan rencana sederhana dan bahagia.
"Aku duluan"
Selalu saja begitu, Jungkook selalu menjadi orang pertama yang akan melenggang pulang, lalu disusul Taehyung, kemudian Jimin akan berteriak seakan ternista.
"Sepertinya Jungkook tidak begitu senang"
Jimin mengangguk di sela langkah keduanya menuruni tangga, dia membenarkan pendapat Taehyung. Selama di atap tadi, Jungkook bahkan tidak berteriak heboh walau itu mustahil, atau sedikit tersenyum bangga melihat nilainya, barang kali.
Jungkook hanya menghela napas, diam. Walau tadi mereka semua diam, tetapi diam Jungkook kadang berbeda. Diam dan tenggelam dalam isi kepalanya yang rumit. Dan hal itu hanya disadari Jimin yang lebih suka mengamati.
"Ku pikir Dia dari golongan orang mampu, mungkin tidak disetujui" jawab Jimin dengan asal.
Taehyung tidak menanggapi lagi, Mungkin benar apa kata Jimin.
"Kau harus lebih cepat melangkah, sebentar lagi akan hujan." Taehyung merangkul Jimin dengan tidak sopannya.
Memang sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWKWARD
Фанфик[complete] Yoongi adalah seorang kakak yang menyayangi adiknya melalui tindakan, sementara menurut Jungkook; kasih sayang juga perlu pernyataan. Tidak ada yang bicara, tidak ada yang mengerti dan kadang-kadang secanggung itulah hubungan tanpa salin...