Kau mengatakan apa yang kau lakukan, Hyung.
Kenapa kita seperti ini, kenapa begitu sulit bahkan untuk menyapa duluan.
Aku melihat ke arah depan; mereka sangat gembira, kenapa kita tidak?Aku sungguh bosan sepeti ini; perasaan yang tak pernah baik dan hari selalu membosankan. Ini benar-benar melelahkan, Hyung. Sesuatu yang tak pernah aku temukan jawabannya bukan soal kenapa ayah memindahkan ku dulu, yang membuatku selalu merasa sakit bukan tentang kejadian kembang api malam itu.
Tapi diriku sendiri, Kenapa aku begini, kenapa apa yang aku lakukan tidak pernah menyenangkan.
Pernahkah kau merasa muak dengan diri sendiri, Hyung?
Rasanya sakit dan membuat mengantuk. Aku tidak melakukan apapun, tapi aku kelelahan. Aku terbiasa dengan kesepian sehingga berada di tengah keramaian sungguh tidak ada artinya lagi.
Ah ... Ini buruk sekali. Dan, yeah tidakkah kau pikir aku sedikit tidak waras?
***
Hari kelulusan.
Seingat Yoongi dulu Ia sangat bahagia saat lulus SMA. Dan Yoongi pikir dia akan lebih bahagia lagi saat hari kelulusan Jungkook, dimana Ia kan mengambil raport sang adik.
Tapi, nyatanya tidak. Nyatanya Ia khawatir hari ini.
Khawatir tentang adiknya, apalagi setelah perkataan panjang Jungkook semalam setelah pertengkaran kecil di depan pintu.
Seharusnya Ia lebih memperhatikan sang adik selama ini, hati manusia itu sangat rapuh, termasuk Jungkook.
"Oh, Yoongi ..."
Yoongi mengangkat pandangannya, mencari sumber suara yang tak asing menyapa.
"Seokjin. Hyung?"
Ucapnya setelah melambai ragu, mempertimbangkan; harus panggil Hyung atau tidak.Seonjin melangkah mendekati Yoongi, dengan senyuman seperti biasa. Kadang hal ini menjadi pertanyaan tak berguna di dalam kepala Yoongi, kenapa Seokjin itu selalu tersenyum, atau apakah ada sayap di punggungnya.
"Hadir untuk Jungkookie?"
Tidak!
"Ah, iya Hyung"
Kenapa dia harus menyebut Jungkookie. Menyebalkan sekali."Ayo, masuk. Hoseok pasti sudah menunggu"
Dan Yoongi hanya mengangguk atas ucapan Seokjin sebelum keduanya masuk ke tengah kerumunan manusia.
"Kau tidak ingin menghampiri Jungkook?"
Tanya Seokjin saat menyadari Yoongi sama sekali tidak bergerak dari pojok keramaian dan memilih menatap Jungkook dari jauh di samping Taehyung."Tidak"
Lagi-lagi Seokjin tersenyum, mendengar ucapan yang tak selaras dengan hati dari mulut Yoongi.
"Kalau begitu, ayo cari tempat yang lebih tenang, aku tidak terlalu suka terkurung di pojok seperti ini"
Yoongi dan Seokjin berjalan beriringan, dan sesekali melempar pandangan pada beberapa wajah siswa yang tampak sangat bahagia, sebelum akhirnya memilih duduk di sebuah ruangan tidak jauh dari tempat semula, tapi suasananya sedikit lenggang.

KAMU SEDANG MEMBACA
AWKWARD
Fanfiction[complete] Yoongi adalah seorang kakak yang menyayangi adiknya melalui tindakan, sementara menurut Jungkook; kasih sayang juga perlu pernyataan. Tidak ada yang bicara, tidak ada yang mengerti dan kadang-kadang secanggung itulah hubungan tanpa salin...