Janjimu membuatku tidak bisa percaya lagi.
"Ada apa dengan otot wajahmu?"
"Memangnya kenapa?" Kim Taehyung, memangnya siapa lagi. Remaja delapan belas tahun itu reflek meraba wajahnya, takut-takut barangkali ada pergeseran di sana. Sampai-sampai Kim Seokjin Kakaknya bersuara tiba-tiba.
"Kau tersenyum-senyum seperti kerasukan begitu, bagaimana aku tidak takut?" ucap Jin berlebihan, bahkan sampai mengusap lengan segala, padahal suhu kamarnya tidak dingin sama sekali.
"Kenapa semua hyung di dunia, selalu ingin tahu urusan dongsaengnya, sih?" ujar Taehyung dengan malas, sebelum merebahkan tubuhnya di kasur Seokjin.
"Oh, berarti dugaanku benar. Kau sedang membayangkan jatuh cinta, ya?"
"Astaga, itu prasangka terkejam!" kali ini Taehyung yang memekik heboh, bahkan Ia sampai duduk secara reflek.
"Kau sudah SMA, bukannya itu hal wajar?"
"Aish, aku disukai banyak gadis, kalau Hyung mau tahu. Hanya saja setiap gadis itu predikatnya, ya; cantik. Belum ada yang benar-benar cantik, tinggi, putih dan berhati mulia, serta punya sayap tak kasat mata. Mungkin."
Tehyung berucap percaya diri dengan luarbiasa, lalu terkekeh di ujung kalimat."Kalau begitu cari malaikat saja, sana! Simpan khayalanmu itu, karena dunia juga tidak mau mendengarnya. dan kenapa juga seleramu itu luarbiasa, nyerempet ke nyeleneh, sih?" Jin terkekeh, tanpa mengalihkan atensinya dari monitor.
Taehyung belum tahu saja, berhubungan dengan malaikat juga tidak mudah, terpisahnya bukan antar negara saja. Tapi antar alam serta dimensi, bagaimana kalau si malaikat ingin pulang ke bulan? Memangnya dia mau membiayai.
Pembahasan tidak penting, aku bersumpah.
"Hyung yang mulai"
Jin berbalik beberapa detik setelah menekan enter pada keyboard laptop.
"Jadi apa, hm?""Aku sebenarnya gugup sih. Tapi senang juga, besok 'kan hari pertamaku di sekolah baru" ucap Taehyung seraya memainkan ujung selimut.
Jin tertawa pelan, tawa seolah telah mendengar hal lucu. "Syukurlah. Hyung kira, Kim Taehyung berubah menjadi, Kim mabuk cinta"
"Aish, nama hyung juga 'Kim!'"
Apa seorang Kakak memang selalu menistai adiknya begini?
* * *
Sudah tiga tahun, tapi tidak banyak yang berubah. Ia tetap menjadi seorang Jeon Yoongi, kakak dari Jeon Jungkook, kakak yang tegas dan jarang menunjukkan perhatiannya secara terang-terangan.Dia lebih suka menegur dengan membentak, bertindak tanpa bicara dan melindungi kepunyaannya secara diam-diam.
Yoongi lahir empat tahun lebih awal dari Jungkook. Dulu mereka sering berbagi tempat tidur, walaupun masing-masing punya. Mereka bahkan berbagi permen lolipop dari bungkus yang sama.
Entah kenapa, semakin mereka beranjak dewasa. Rasanya untuk saling menyapa pun sulit.
"Kau, masih takut gelap ternyata"
Yoongi tertawa pelan, memecah keheningan, walau terdengar 'hambar.'Jungkook hanya bergeming, Anak itu hanya menatap ke langit malam yang sedikit dihiasi bintang-bintang. Tangannya dari tadi tidak terlepas untuk menggenggam ujung baju Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWKWARD
Fanfiction[complete] Yoongi adalah seorang kakak yang menyayangi adiknya melalui tindakan, sementara menurut Jungkook; kasih sayang juga perlu pernyataan. Tidak ada yang bicara, tidak ada yang mengerti dan kadang-kadang secanggung itulah hubungan tanpa salin...