Chapter 01.

9.8K 836 62
                                    

Kenapa dewasa menjadi jarak di antara kita?


Jarum jam sudah tiga puluh menit yang lalu menunjukkan angka enam, dan matahari pun sudah tak terlihat lagi di bumi, menyisakan lembayung senja yang mengangumkan tampak dari balkon lantai dua sebuah rumah bergaya mewah.

Suara gemercik air yang berasal dari sungai buatan dan langit yang cerah bersahabat; tampaknya tidak bisa menenangkan pikiran seorang laki-laki berambut mencolok yang tengah menunggu gelisah di balkon kamar.

Sesekali Ia bangun dari duduknya, melangkah beberapa kali, duduk kembali dan mengulangi hal yang sama.

Sampai seorang anak remaja masih lengkap dengan seragam SMA terlihat menutup gerbang rumah mereka.

Ah, akhirnya dia bisa tenang juga. Dari tadi, anak itulah yang membuatnya cemas setengah mampus.

Walaupun dia tahu adiknya sudah tujuhbelas tahun hidup di dunia, naluri seorang kakak tidak dapat dibohongi, bahwa perasaan cemas pasti ada jika sang adik pulang telat tanpa kabar.

Ia berdiri dengan galak di depan pintu kamar anak remaja yang tampak Lelah itu.

"Kau baru pulang?"
Pertanyaan konyol tentu saja, Ia terlalu takut untuk terlihat khawatir.

Dan anak yang menjadi lawan bicaranya hanya mengangguk dan berniat untuk membuka pintu kamar, kemudian bertemu kasur yang sudah dari tadi Ia bayangkan.

"Jungkook, aku masih bicara di depan mu!"

Remaja itu; Jungkook. Dia mengira kakaknya hanya ingin berbasa-basi saja, fokusnya hanya tinggal setitik, otaknya terkuras untuk mengisi soal tes beasiswa masuk universitas, walaupun hari kelulusan masih lama. tubuhnya lelah, dan entah mengapa anak itu juga merasa sangat mengantuk. Untuk itu Jungkook hanya merespon seadanya pertanyaan sang kakak.

"Kenapa kau pulang telat? Kau mampir ke suatu tempat? Atau bolos?"

"Yoongi hyung" intruksi Jungkook dengan suara lemah, suasana hatinya sedang tidak baik, jadi emosinya ingin sekali meledak saat ini.

"Aku menunggu janji hyung untuk menjemputku, dan aku benar-benar lelah hari ini. Bisakah aku masuk?"

Mendadak kinerja jantung Yoongi meningkat seiring dengan rasa bersalah yang menghinggapinya, Ia lupa janjinya kemarin.

"Kau marah?" gugupnya.

Dan Jungkook menggeleng, dia terlalu lelah untuk marah.

"Heey!"

Yoongi memekik lagi, kali ini karena tubuh Jungkook yang hampir saja limbung jika Ia tidak segera menahannya.
"Ada apa?"

"Aku mengantuk"

"Kau kenapa?!"

"Hyung, aku mengantuk"

Dan kali ini Yoongi benar-benar khawatir.

"Ada apa?!"

Yoongi tahu, adiknya mungkin muak dengan pertanyaan yang sama dan berulang. Tapi dia juga tahu, adiknya tidak mendengar dengan baik saat ini dan pasti sesuatu yang entah apa sudah terjadi.

Pada akhirnya Yoongi mengangguk, pertanda Ia mengijinkan adiknya masuk.

Tanpa banyak bicara Jungkook langsung masuk meninggalkan Yoongi cepat-cepat dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur putih yang sudah Ia rindukan sedari tadi.

Hari yang kacau, mood kacau, hyung menyebalkan, dan ini semua karena guru yang benar benar menyebalkan.

"Suara murahan, katanya?" Jungkook bergumam dan berdecih kemudian.

AWKWARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang