Part 15 *heart*

207 11 0
                                    

"Lauren kamu udah pulang? kenapa gak ganti baju dulu?" tanya Bona yang bertemu lauren di parkiran rumah sakit.

"Lauren mau langsung nemenin Tomi mi. Mami sama papi mau kemana?".

"Papi sama mami mau cari makan, kamu mau nitip sesuatu?" tanya Rayn.

"Gak usah deh pi. Oh iya Tomi sama siapa?".

"Kenny ada disana" jawab Rayn

"Yaudah mami sama papi pergi dulu ya" ujar Bona dan mencium pipi lauren.

Lauren segera bergegas menuju ruangan Tomi.

"Lauren?" panggil Revan.

"Kak Revan?" ujar Lauren dan memeluk Revan.

"Kakak kemana aja sih. Tomi sakit tau!".

"Maaf. Kemarin ponsel kakak ketinggalan dirumah temen. Jadi kakak gak tau kalau bi Rani nelfon".

"Yaudah ke kamar Tomi yuk".

"Tadi papi sama mami mau kemana?".

"Cari makan".

-----

"Lau, Do i can ask you something?" tanya Kenny yang berada di kantin rumah sakit bersama Lauren.

Setibanya di ruang inap Tomi, Kenny mengajak Lauren untuk makan di kantin. Sebab Kenny belum makan dari pagi.

Padahal Kenny suda menitip hamburger kesukaannya pada Bona dan Rayn. Tapi Kenny sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya.

"What?" jawab Lauren.

"Jhonny have girlfriend?" tanya Kenny tiba-tiba.

"Kenapa nanyain itu? are you like him?" tanya Lauren menyelidik.

"Yes, he's so perfect for me".

"I don't know about him".

"Kamu mau bantuin aku biar deket sama Jhonny?".

'I can't' batin Lauren pedih.

"I'ts okay" jawab Lauren memaksakan senyumnya.

-----

Clarin keluar dari rumahnya. Ia tengah menunggu dylan untuk menjemputnya. Karena Dylan bilang ia akan mengantar Clarin ke rumah sakit, menjenguk adik Lauren.

Tepat saat Clarin keluar dari rumahnya ia melihat ke sebelah rumahnya, rumah Ardi. Clarin melihat Hyelin yang tengah menggandeng tangan Ardi.

Sementara Ardi sibuk melontarkan candaan yang membuat Hyelin tidak berhenti tertawa.

'Clarin. Stop buat peduli sama Ardi, dia udah gak butuh lo. Dia udah bahagia dan lo harus berhenti mikirin Ardi' batin Clarin menyemangati dirinya.

Saat Ardi sadar bahwa Clarin menatap mereka berdua, Ardi langsung melepas genggaman tangan Hyelin.

Tapi sayangnya saat Ardi melepas genggaman tangan Hyelin. Dylan tiba di depan rumah Clarin dengan motornya.
'Kenapa sih ca? kok lo berubah sedrastis ini?' batin Ardi letih.

Saat di perjalanan menuju rumah sakit. Clarin hanya diam dan melamun. Bayangan tawa Ardi dan Hyelin masih terngiang di kepalanya. Apa lagi saat Clarin mengingat kejadian Ardi berciuman dengan Hyelin.

Hatinya terasa perih. Bahkan saat memikirkan hal itu, selalu saja air mata Clarin jatuh.

Sedari tadi Dylan memanggil Clarin, tapi Clarin tidak menjawab. Dylan melihat sekilas wajah Clarin dari spion, ia terlihat melamun. Entah melamunkan apa, beberapa saat kemudian air mata Clarin jatuh dan membuat Dylan menepikan motornya.

"Rin? are you okay?" tanya Dylan setelah menepikan motornya.

"Apa kita udah nyampe?" tanya Clarin tidak mendengar pertanyaan Dylan.

Dylan turun dari motornya dan diikuti oleh Clarin.

"Kenapa berhenti disini?" tany Clarin heran.

"Are you okay?" tanya Dylan lagi, dan menghapus air mata Clarin yang masih tersisa.

Clarin menunduk, sepertinya Dylan tau kalau keadaan hatinya sedang tidak baik.

"No. I'm not okay".

"You can tell me".

"I love him. But he's not love me" jawab Clarin.

Dylan yang mengerti maksud dari Clarin, mencoba untuk menenangkan Clarin. Dylan merengkuh Clarin kedalam pelukannya. Mencoba untuk mennangkan Clarin.

"Don't cry. Semuanya akan baik-baik aja. Tenang yah, gue ada disini kok. Gue bakal selalu ada buat lo" ujar Dylan menenangkan Clarin.

"Seriously?".

"I promise" jawab Dylan tersenyum dan mencium kening Clarin sekilas.

"Mau makan dulu?" tawar Dylan.

"Makan dimana?".

"Di tempat makan dong cantik".

"Iya tau, tapi dimana?".

"Naik aja dulu nanti juga nyampe" ujar Dylan menaiki motornya diikuti oleh Clarin.

'Lo emang udah berubah ca' gumam Ardi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Thnks yang udah stay 😘
Sorry kalau Typo banyak 😊
Jangan lupa vote, comment dan sarannya ya 😆

Gone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang