015. Here I'm telling you, Drew!

1.8K 174 11
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian Samuel datang dan membeberkan segala hal yang berkaitan dengan kepergian Drew ke Italy, dan selama seminggu itu pula Samuel, Greg, Megan dan Haley tidak ada bosannya membujukku untuk bertemu dengan Drew dan meluruskan semuanya.

Drew? Dia belum menghubungiku sama sekali! Padahal menurut Samuel, pekerjaan Drew tidak sesibuk itu sampai tidak bisa memegang handphone sama sekali. Jadi, anggap saja kalau kali ini Drew memilih untuk memberikan sedikit waktu untukku untuk berpikir.

Entah sudah berapa kali Samuel datang ke kantor untuk membujukku. Kadang Megan dan Haley juga turut datang dan membujukku yang sama sekali tidak ku tanggapi.

Ya, aku berubah diam. Tidak ada Jessica yang senang mengomentari apapun selama seminggu ini. Aku butuh energi untuk berpikir dan merenungi diriku sendiri.

Diriku yang senang menarik kesimpulan sendiri atau menyakiti diri sendiri sebelum mencari tahu kebenarannya. Mungkin ini salah satu sebab Pop belum mengijinkanku menikah dengan calon-calon terdahulu yang aku ajukan.

Aku cukup salut dengan Drew dan kekeras kepalaannya. Samuel menyampaikan kalaupun Drew sekarang diam, bukan berarti dia menyerah. Tidak, Drew tidak akan menyerah sampai aku setuju aku menikah dengannya dan menghabiskan seluruh hidupku untuk membangun keluarga kecil bahagia dengan Drew.

Drew tidak peduli dengan masa laluku, karena itu tidak bisa di ubah. Drew tidak peduli dengan sifat seenakku sendiri, karena dia yakin kalau hal itu hanya sebagai tamengku untuk melindungi diriku sendiri dari sakit hati yang sering timbul karena kelakuanku.

Drew mengerti diriku lebih dari yang aku kira. Entah Samuel, Megan atau Haley akan mengantarkan makan siang tepat jam duabelas siang, karena Drew yang meminta tolong pada mereka dengan alasan kalau aku akan melewatkan sesi makan siang saat aku terlalu banyak pikiran.

Drew benar, dan aku ingat aku menangis saat Samuel mengatakannya. Samuel memelukku dan menyuruhku menyerah, temui Drew dan kembali menjadi pasangan bahagia sebelum rentetan salah paham ini datang.

Aku masih mencintai Drew, masih belum akan melepas Drew untuk perempuan lain, tapi entah kenapa aku masih belum berani untuk datang dan mengatakan segalanya pada Drew. Ini terlalu mengerikan untuk di bayangkan.

Aku masih belum bisa menerka kemarahan seperti apa yang akan aku terima kali ini. Kesalahanku kali ini cukup fatal. Tapi yah, kemarahan Drew sepertinya masih lebih baik daripada dia yang pergi meninggalkanku, kan?

-o0o-

Aku memutuskan untuk menunggu Drew di lobi kantornya. Entah apa yang aku pikirkan, tapi yang jelas tiba-tiba aku sudah berada di depan kantornya dan memutuskan untuk menunggunya di lobi tanpa berusaha menghubunginya terlebih dahulu.

Aku tahu, apa yang aku lakukan ini cukup berisiko. Bagaimana kalau ternyata Drew ada tugas luar dan memutuskan untuk tidak kembali ke kantor? Ini bahkan sudah dua jam aku menunggu di lobi kantor Drew tanpa ada kepastian apapun. Aku tau kalau security kantor bahkan entah sudah berapa kali melihatku, tapi lagi-lagi aku tidak mengacuhkannya. Yang aku pikirkan hanya menunggu Drew sampai kantor kosong. Paling tidak, menunggu kali ini bisa membantuku untuk berpikir.

Berpikir apa yang akan aku lakukan kalau giliran Drew yang menolakku karena dia sakit hati padaku, atau parahnya Drew yang meminta bantuan security untuk mengusirku. Aku mengusap wajahku yang sudah tak karuan. Aku yakin make up sudah luntur, tapi semoga saja maskaraku masih betah di tempatnya dan tidak memutuskan untuk melebarkan daerah jajahannya.

Aku melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul tujuh. Security yang dari tadi berdiri melihatku, akhirnya berjalan mendekat. Aku tersenyum dan bangkit berdiri, mendekat.

002. Gay GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang