004. Keep Going, Jess!
Umh... kau ingin bertanya apa yang terjadi setelahnya kan? Maksudku setelah aku melompat ke atas pangkuannya dan kembali melumat bibirnya dengan liar?
Ya, kami kembali bercumbu dengan tangan kami yang berkeliaran kesana kemari. No, we had no sex. Kita hanya sekedar menggoda satu sama lain. Bahkan setelahnya kami duduk mematung dengan aku yang masih duduk di pangkuannya dan mengusap bibir satu sama lain yang membengkak tiga kali lipat. Bahkan ujung bibir Drew sedikit berdarah karena ulahku. Setelah itu? Kita tertawa terbahak mengingat kelakuan kami yang bar-bar. Oh ayolah, aku dan Drew bahkan saling berciuman seperti orang yang saling merindu karena bertahun-tahun tidak bertemu.
Okay, ini berlebihan.
Setelahnya, kami memakan makan siang kami yang terlambat, dan Drew tidak kembali lagi ke kantor dengan alasan sakit kepala.
Dan itu bohong besar!
Bahkan setelah makan siang Drew kembali mencumbu diriku dengan liar sampai aku kewalahan. Dan ini jelas bukan cerita yang aku inginkan. Maksudku, aku kira aku akan menghadapi seorang lelaki yang kebingungan dengan orientasi seksualnya, merajuk, meratap, menangis, menghakimi diri sendiri atau apalah yang membuatku harus menenangkannya. Tapi ini?
Sejauh dari artikel yang kubaca, gay tidak akan napsu dengan seorang perempuan kan? Perempuan menarik, tapi tidak membuat lelaki gay bernapsu. Lalu apa yang terjadi pada Drew kali ini?
Aku menghela napas dan kembali memusatkan perhatianku pada lembaran berkas kerjaku. Dan untungnya, Haley belum kembali juga dari Las Vegas. Jadi untuk sementara ini aku aman dari serbuan pertanyaan Haley.
Oh jangan dikira Alan itu pandai menutupi berita tentangku. Dia informan nomor satu untuk Pop dan Gossip Gank, sama seperti Erick –asisten Megan-. Jadi aku harus menyiapkan diri kalau sewaktu-waktu Haley datang dan memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat memojokkan.
Aku mengangkat telepon di line satu. Dari Alan, of course.
"Ma'am, ada Mr. Harold ingin bertemu."
Aku mengernyit heran. "Mr. Harold? Apa kita mempunyai klien dengan nama Mr. Harold?"
"Dia lelaki yang kemarin siang makan siang dengan anda, Ma'am."
"Drew?!" tanyaku kurang yakin. Untuk apa datang lagi? Aku melihat ke arah jam tanganku. Ini bahkan baru jam sebelas siang, belum masuk jam makan siang sama sekali."
"Benar. Beliau membawa makan siang juga." Aku dengar bisik-bisik sebagai background telepon Alan kali ini.
"Okay. Ijinkan dia masuk."
Aku hanya perlu lima detik untuk melihatnya membuka pintu dan tersenyum lebar ke arahku.
"Ini masih jam sebelas Mr. Harold. Dan jam makan siang masih satu jam lagi."
"Bukan sambutan yang menyenangkan." Ucapnya sembari meletakkan bungkusan makanan yang dia bawa ke atas meja santai.
"So?" tanyaku menuntut jawaban. Dan lihatlah, sekarang Drew sedang duduk dengan santainya sembari melipat kakinya dan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruanganku.
"Kemarin aku belum sempat memperhatikan ruanganmu. Dan ternyata cukup nyaman."
Aku mengernyit heran. Kemana perginya Drew yang super cool dulu? "Okay, lalu keperluanmu?"
"Mengajakmu makan siang." Ucapnya sembari mengendikkan bahunya ke arah makanan yang ia bawa. "Dan aku lebih senang makan di dalam ruanganmu dari pada makan di restoran." Ucapnya dengan seriangaian di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
002. Gay Guy
Romance"Mungkin tidak kalau dia jodohku?" Jessica percaya kalau lelaki yang dibawa Megan tempo hari adalah jodohnya. Persetan kalau dia menolak! Toh ia bisa memaksanya kan? cover by A-List