Epilogue

3.7K 218 35
                                    


Aku memandangnya dengan senyuman yang sejak pagi tadi tidak pernah luntur sama sekali. Andrew Christopher Harold sekarang sudah resmi menjadi suamiku.

Setelah sebulan kemarin aku mengiyakan tawaran untuk menikah dengannya, Drew benar-benar memanfaatkan waktunya dengan sangat baik. Drew tidak membiarkan aku tahu dengan segala rencananya, karena menurutnya jika aku tahu, bukannya membantunya, aku lebih berpotensi untuk membatalkan rencana yang sudah dia susun jauh-jauh hari. Dan jadilah, Drew meminta bantuan Gossip Gank, Samuel dan Greg.

Yes, Samuel!

Aku sudah pernah mengatakannya pada Drew kalau aku mau menikah dengannya kalau Greg dan Samuel sudah menikah! Tapi tidak, Drew tidak mengabulkannya. Alih-alih menunggu Samuel menikah, Drew lebih memilih mendahuluinya. Alasannya? Karena pesyaratan pernikahan sejenis yang di ajukan Samuel-Greg belum selesai di tangani. Tapi apa Drew tidak bisa menunggu? Aku yakin itu tidak akan memakan waktu berbulan-bulan!

Samuel, dengan segala sifat menyebalkannya menghampiriku sesaat sebelum aku mengucapkan janji di depan Tuhan. Tidak ada cengiran jahilnya, tidak ada seringai menyebalkan, yang ada hanya tatapan teduhnya seperti seorang kakaknya yang melepas adiknya menikah.

"Lepaskan masa lalu Drew. Biarkan itu menjadi milikku dan Drew tanpa ada invasi dari orang lain. Jadikan kisahmu dan Drew menjadi masa depan kalian. Tinggalkan apa yang di belakang, tatap apa yang ada didepan kalian. Satu hal yang harus selalu kau ingat, Jessie, Drew tidak akan pernah meninggalkanmu. Buang jauh-jauh pikiran Drew yang akan kembali padaku atau berselingkuh dengan lelaki lain. Drew normal seratus persen! Anggap aja apa yang dia lakukan dulu denganku hanya bagian kisah kelam yang ia alami."

Aku menyesap wine-ku pelan sembari memandang Drew yang sedang berkumpul dengan teman-temannya sedangkan aku memilih untuk duduk di meja terdekat setelah aku menyapa mereka.

Tidak ada rasa cemburu lagi saat aku melihat Drew berinteraksi dengan Samuel, semua sudah pergi dan terkesan... bebas. Samuel benar, apa yang aku rasakan kemarin hanya ketakutanku yang tidak berdasar sama sekali, ditambah dengan ketidak terbukaan antara aku dan Drew dengan alasan takut saling menyakiti, tapi kita benar-benar saling menyakiti karena berusaha menyembunyikan fakta yang ada. Dan kini melihat Samuel yang sedang menggelendot manja dengan Greg yang ada di sampingnya, aku merasa konyol. Sangat amat konyol.

Oh, saat aku kembali ke rumah setelah seminggu penuh aku di rumah sakit, Drew lagi-lagi membuat kejutan yang mampu membuatku menangis haru. Keluarganya ada di rumahku. Kedua orangtuanya dan saudara-saudaranya. Aku masih ingat bagaimana Mrs. Harold menangis haru lalu memelukku dan mengucapkan kata terima kasih berkali-kali karena sudah hadir di depan Drew. Mr. Harold yang tersenyum, memelukku sekilas dan mengucapkan terima kasih, lalu kedua saudaranya yang tersenyum lebar dan mengatakan mereka menerimaku dengan baik dan tangan yang terbuka.

Aku terharu dan aku tahu aku semakin jatuh cinta pada sosok Drew.

"Lihat apa yang dilakukan Greg dan Samuel!!" erang Megan.

Dan kekehanku kembali tercipta saat –entah sudah keberapa kali- keluhan Megan terdengar melihat Greg dan Samuel yang bersikap mesra tanpa merasa risih sama sekali.

"Mereka yang membuatku belum menikah sampai sekarang." Runtuk Haley sembari menyesap Fruit Punch.

"No Alcohol?" tanyaku heran.

Haley menggeleng. "Lebih aman kalau aku masih tetap sadar sampai acara ini berakhir."

Aku dan Megan kontan tergelak saat mengingat kejadian seminggu setelah aku keluar dari rumah sakit dimana perusahaan tempat Pop mengadakan acara ulang tahun perusaahaan. Aku yang saat itu masih menggunakan kruk, memutuskan untuk duduk di meja ditemani oleh Joey yang berceloteh kalau keinginannya untuk mempunyai adik masih di tolak oleh Megan. Sedangkan Haley pergi kesana kemari menyapa klien kami.

002. Gay GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang