Aku memandang Drew yang sedang memandangku penuh harap. Bukan, bukannya aku sebegitu teganya membiarkan Drew menderita atau aku yang sedang bermain hard-to-get. Tapi aku melihat tidak ada kemungkinan antara aku dan Drew untuk bersatu. Aku yang terbiasa bebas dan Drew yang menginginkan hubungan jangka panjang.
Bukan, Drew menginginkan sebuah hubungan yang bertahan untuk selamanya. Apa aku bisa? Sedangkan menilik perilaku orangtuaku yang jauh dari kata normal, aku merasa pesimis.
"Jess..."
"Jangan membuang waktumu, Drew. Pergi dan cari wanita lain."
"Apa masih ada kemungkinannya?"
"Hm?"
"Apa masih ada kemungkinan aku mencintai wanita lain sedalam ini?"
Aku menghela napas berat. "Apa yang membuatmu bertahan? Bullshit, dengan cinta Drew."
Drew tersenyum lembut. "Kenapa?"
"Orangtuaku dulu mengatakan mereka menikah karena cinta, tapi lihat sekarang apa yang terjadi?"
"Orangtuamu, J. Bukan kau. Mungkin mereka salah mengartikan sebuah napsu dengan cinta."
"Oh yeah." Aku mendengus sebal. "Apa bedanya dengan kita, Drew? Kita selalu bercinta saat bertemu, atau minimal bercumbu. Berarti kita tidak saling mencintai. Kita hanya saling bernapsu satu sama lain."
"Apa beberapa hari kebersamaan kita diisi dengan bercinta, J? Apa ada salah satu dari kita yang berusaha mencumbu satu sama lain? Apa orang tuamu dulu pernah berada diposisi seperti kita?"
Aku terdiam dan membiarkan Drew yang mengusap lembut tanganku. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi, untuk mendengarkan penjelasan Drew pun aku tidak mau. Lebih karena aku tidak mau dipaksa memberikan kesempatan yang mungkin akan saling menyakiti.
"Apa yang kau takutkan?"
"Drew. We should stop here."
Drew tersenyum dan menggeleng. "We should keep trying, J. Jangan terus menerus mendorongku menjauh, J. Please?"
"I can't." aku menarik tanganku, tapi justru Drew yang menarikku dan menenggelamkan tubuhku dalam pelukannya.
"Aku akan tetap menjelaskannya walau kau menolak sekalipun."
-o0o-
"Jadi kau malu hanya karena Drew membantumu ke toilet?" tanya Haley geli. "Hell, kau bahkan sering melakukan sex with random people, dan kau tidak pernah merasa malu sama sekali." Haley menepuk lenganku gemas, sedangkan Megan yang duduk di sofa bed tertawa geli. Drew? Dia harus ke kantor karena ada rapat mendadak. "Dan kencing atau apapun itu hanya perlu membuka baju bagian bawah, bukan telanjang Jess. Dimana hal yang membuatmu malu? Please, stop bertingkah laku seperti perawan!"
Aku mendengus sebal. "Kau coba saja kencing di depan kekasihmu. Saat bau air kencingmu menguar, disitu puncak rasa malumu. Apalagi kalau kekasihmu pun harus membantumu membilas vaginamu."
"Anggap saja dia sedang melakukan hand job." Gelak Haley dan Megan. "Lalu apa yang dia lakukan selama dia menunggumu disini. Jangan bilang kalau kalian juga bercinta!"
Aku memukul bahu Haley keras yang langsung di balas begitu saja olehnya. Shit! Memangnya dia tidak melihatku yang memakai pakaian pasien?
"Kita tidak melakukan apapun selain Drew yang selalu mengusap kepalaku saat aku ingin tidur."
"Tidak bercumbu atau mencuri ciuman darimu?" tanya Haley heran.
"No."
"Tidak mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
002. Gay Guy
Romance"Mungkin tidak kalau dia jodohku?" Jessica percaya kalau lelaki yang dibawa Megan tempo hari adalah jodohnya. Persetan kalau dia menolak! Toh ia bisa memaksanya kan? cover by A-List