"Aku menyerah, okay? Dan tidak ada usaha untuk mendekati that gay guy lagi. Aku masih punya banyak pekerjaan Megan! Astaga!" aku mengerang sebal saat Megan menyambangi ruanganku dan berusaha membujukku untuk kembali mendekati Drew. Demi Tuhan! Ini masih jam sepuluh pagi dan masih banyak berkas yang harus aku periksa!
"No, no, Jess. Kau masih belum boleh menyerah, got it? Perjalanan masih panjang."
Aku mengernyit lalu mendengus geli. "Kalau begitu kau saja yang membuatnya jatuh cinta. Selesai perkara." Ucapku sembari mengambil satu berkas lagi yang perlu ku periksa.
Megan menaikkan sebelah alisnya. "Lalu bagaimana dengan Kenneth?"
"Biarkan dia mencari wanita lain." Aku mengendikkan bahu ringan yang langsung disambut dengan pelototan tidak terima Megan.
"No! kau harus membuatnya jatuh cinta, Jess! Period!"
"Haley, okay? Dia lebih pintar mengambil hati orang lain."
"Aku menginginkan dirimu."
"Haley lebih tua daripada kita, Megan dear."
"Ouch, she'll hurt if she heard that." Ucap Megan pura-pura sedih yang hanya kutanggapi dengan cibiran. "Aku tahu kalian cocok satu sama lain, Jess. Drew and you are a perfect match! Aku yakin itu. Take a step, Jess. I'm sure, it will work."
Aku meletakkan alat tulisku dan menatap Megan yang sedang menatapku dengan binar matanya yang entah kenapa terasa menyilaukan. "No."
"Why!" desah Megan frustasi.
"He's totally gay, bukan orang yang pura-pura gay seperti yang kamu bilang tempo hari, okay? Sekalipun aku striptease di depannya, dia tetap tidak akan peduli. Got it? Jadi jangan aku yang berusaha membuatnya jatuh cinta, tapi lelaki lain yang seharusnya membuatnya jatuh cinta." Ucapku gemas melihat Megan yang menggeleng-geleng tidak setuju.
"Dia hanya belum menyadari kalau dia tidak gay, sweetheart. Dia butuh orang untuk menyadarkannya."
"Dia sadar! He totally realizes that!"
Megan bangun dari duduknya dan berkacak pinggang ke arahku. "Aku tidak mau mendengar penolakan lagi Jessica. Umurmu sudah tigapuluh tahun lebih dan sudah saatnya berkeluarga, begitupula Drew."
"Dia tidak seharusnya mempunyai seorang istri perempuan. Oh ayolah, dia seharusnya mempunyai istri seorang lelaki yang bisa deal with those households."
Megan masih tetap menggeleng. "Kami lebih percaya dirimu dan Pop juga setuju."
"POP???" pekikku tidak percaya. "Dia menolak semua mantan kekasihku tapi sekarang dia setuju pada that gay guy? You have to be kidding me!"
"No, I'm deadly serious." Kekeh Megan merasa menang. "Look." Megan kembali duduk dan menatapku intens. "Semua orang didunia ini sebenarnya tercipta biseksual, Jess. Dan karena itu aku yakin Drew bisa kembali normal. Dulu dia tidak gay, Demi Tuhan! Kekasih perempuannya cantik-cantik dan berlekuk bagai model Victoria secret. Tapi semua itu berubah saat kekasih perempuan terakhirnya meninggal saat berusaha menggugurkan kandungannya."
"Tapi katamu, dulu orang tuanya pernah memergokinya sedang berciuman dengan teman lelakinya."
Megan tersenyum licik. "Oh, kau harus menanyakan hal itu pada Drew untuk lebih jelasnya."
"Itu artinya aku mengumpankan diriku pada harimau Siberia, Megan!"
-o0o-
Aku tahu, mendengar Pop yang menyetujui seorang lelaki untuk kunikahi itu terasa seperti mendapat lotre satu juta dollar. Pop terkenal sangat protektif pada semua cucu perempuannya dan itu juga yang membuatku dan juga Haley belum menikah juga. Oh shit, semua lelaki di mata Pop selalu saja salah. Tapi kenapa saat Pop melihat Drew, dia mengijinkan aku untuk mendekatinya begitu saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
002. Gay Guy
Romance"Mungkin tidak kalau dia jodohku?" Jessica percaya kalau lelaki yang dibawa Megan tempo hari adalah jodohnya. Persetan kalau dia menolak! Toh ia bisa memaksanya kan? cover by A-List