006. Stop it, Drew!
"Love is a friendship set to music."— Joseph Campbell
"WOW!"
Megan dan Haley bertepuk tangan girang saat aku menceritakan semua hal yang terjadi kemarin. Dan seperti yang ada di bayanganku, Megan dan Haley mengalami euphoria berlebihan hanya karena Drew dengan beraninya menawarkan sebuah hubungan denganku.
Iya, Drew ternyata serius mengajakku berkomitmen. Bukan dalam artian dia akan mengajakku menikah dalam waktu dekat, tapi dalam artian dia yang dengan sukarela terikat denganku, mau kuatur sedemikian rupa dan tidak keberatan saat aku menyatakan hak kepemilikanku atas dirinya.
"Aku tidak menyangka Drew seberani itu." Ucap Megan dengan wajahnya yang berbinar-binar, begitupun dengan Haley.
Dan seharusnya aku juga menampilkan ekspresi yang sama? Entah kenapa aku tidak bisa seekspresif mereka saat ini. Masih banyak pikiran yang melayang jauh membawa Jessica yang biasanya tidak akan berpikir terlalu rumit.
Oh ayolah, Drew bukan lelaki 'gay' pertama yang meminta pertolonganku untuk merubah dirinya menjadi 'straight', dan dulu aku biasa saja saat mereka berkencan dengan kekasih lelaki mereka atau beberapa dari mereka yang beralih menyukai perempuan. Ya, aku bersikap seperti seorang sahabat yang menolong sahabatnya yang lain. Tapi kenapa kali ini aku tidak bisa?
Jangan bilang kalau aku sudah mulai jatuh cinta padanya. Gawat!
"Jadi siapa yang berinisiatif melabeli hubungan kalian?" Tanya Haley sembari menatapku penuh minat.
"Drew."
"Waw!" pekik Megan sembari bertepuk tangan heboh. "That's a big move, Jess."
Aku menghela napas dan meneguk minumanku. Haley dan Megan hanya memandangku penuh tanda Tanya. "Ada masalah?"
"Entahlah, aku merasa kalau ini salah."
Salah saat aku tahu hubungan ini tidak akan ada titik temu. Salah karena aku sudah merasa jatuh cinta jauh sebelum aku menyadarinya. Salah karena aku menyetujui sebuah hubungan yang jelas aku tahu akan merugikan diriku, membuatku patah hati dan bahkan menangis meratapi nasib.
Drew sangat baik untuk kubenci. Sangat sulit kuhindari dan... hal yang paling kubenci dari diriku sendiri, aku tidak bisa menolak apapun maunya.
"Jalani saja Jess. Saat kau tahu kau mulai merasa tidak sanggup. Hentikan semua ini." Ucap Megan sembari menepuk bahuku.
Dan kapan saat itu datang? Saat aku merasa putus asa tidak bisa mendapatkannya? Oh Tuhan, aku bahkan sudah bisa memperkirakan apa yang akan terjadi pada diriku.
"Dan saat ini, kau bisa memanfaatkan situasi ini dengan memperbudak Drew? Oh ini pasti akan mengasyikkan Jess!"
Begitu? Baiklah.
-o0o-
"What?" aku mengernyit saat melihat Drew yang menyodorkan pipi kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang handphone dengan layanan kamera yang menyala.
Oh apa aku sudah bilang kalau Drew sudah ada di ruanganku dari jam sebelas tadi dan sampai sekarang jam menunjukkan pukul dua siang, dia belum ada niat untuk kembali ke kantornya sama sekali! Yang dia lakukan selama dua jam ini hanya merajuk dan bersikap manja. Drew bahkan memintaku untuk bekerja di sofa tamu agar dia bisa berbaring santai dengan pahaku sebagai alas kepalanya.
Dan semenit yang lalu, lelaki tampan dengan mata bulatnya sedang berusaha menyodorkan pipinya ke arahku. Aku tahu apa maunya, tapi biarkan aku bermain-main sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
002. Gay Guy
Romance"Mungkin tidak kalau dia jodohku?" Jessica percaya kalau lelaki yang dibawa Megan tempo hari adalah jodohnya. Persetan kalau dia menolak! Toh ia bisa memaksanya kan? cover by A-List