Oh yes, the past can hurt. But you can either run from it, or learn from it. – Rafiki, from The Lion King
-o0o-
"MENIKAH?" pekik Haley dan Megan kompak.
Aku menyesap teh hijauku dan mengernyit sebentar. Ini terlalu pahit. Aku kembali menambahkan satu sendok madu dan tidak mengacuhkan Megan yang kini sedang mengernyit tidak senang. Ya aku tahu kalau berita ini jelas sangat mengagetkan dan mendadak.
Ini baru bulan ke enam aku berkenalan dengan Drew, bulan ke empat aku akrab dengannya, bulan kedua aku dan Drew menjadi teman bercumbu dan bulan pertama aku dan dirinya menjalin sebuah 'hubungan'. Aku paham sekali kalau berita tentang Drew yang mengajakku menikah pasti akan menjadi berita yang mempunyai potensi membuat Pop terkena serangan jantung.
"Kau yakin kalau apa yang diucapkan Drew adalah ajakan menikah? Bukan ajakan yang lain? Shopping mungkin?" tanya Haley hati-hati.
"Aku juga berharap begitu."
"Ini bukan karena tindakan impulsifnya kan, J?" tanya Megan. "Dia senang karena kau menerimanya tanpa mempedulikan masa lalunya, lalu dia berpikir kalau kau perempuan satu-satunya yang bisa menerimanya dan dia menawarkan pernikahan sebagai jaminan kalau kau tidak akan kemana-mana?"
Aku meneguk segelas Equilku, "Tolong koreksi kalau aku masih peduli dengan latar belakangnya. Aku masih penasaran dengan mantan kekasih lelakinya, tapi aku tidak peduli dengan mantan kekasih perempuannya karena aku yakin aku lebih baik dari mereka." Megan mendengus tidak suka dan Haley yang sedang menggeleng-gelengkan kepalanya. Oh ayolah, aku sangat percaya diri kalau hanya bersaing dengan makhluk berjenis kelamin perempuan, tapi tidak, kalau aku harus bersaing merebut perhatian Drew dengan makhluk berpenis.
"Lalu ajakan menikah ini, karena apa, J? Tidak mungkin tiba-tiba, kan?" tanya Haley.
"Tapi ini memang tiba-tiba. Aku mengantarkan makanan ke kantornya saat dia lembur dan tiba-tiba dia mengeluarkan cincin berlian lalu mengucapkan kalau dia mencintaiku dan ingin menghabiskan seluruh hidupnya denganku. Dan voila! Dia mengajakku menikah."
"Menikah? Bukan tinggal bersama?" tanya Megan.
"Kalau arti 'Marry me' masih 'Nikahi aku', berarti kemarin Drew memang benar mengajakku menikah."
Megan menggeleng-gelengkan kepalanya sebari menyesap Twinning tea-nya. "Untuk kali ini aku tidak setuju kalau kau menikah dengan Drew. Paling tidak, tidak untuk waktu dekat ini."
Aku mengangguk-anggukan kepalaku.
"Jauh lebih masuk akal kalau Drew mengajakmu tinggal bersama sebagai bagian dari adaptasi, J." ucap Haley. "Bukan dengan langsung menikah. Lalu kalau kalian ternyata tidak cocok, kalian akan bercerai? Pop pasti akan menggantung kalian berdua!"
Aku mengendikkan bahuku. "Aku juga berpikir seperti itu. Tapi saat aku berpikir akan menolaknya, kalian tidak melihat ekspresi putus asanya. Seolah-olah aku ini adalah orang yang paling tidak berperasaan di dunia."
"Lalu? Kau jawab apa?"
"Aku memikirkan konsep pernikahan."
"Hah?"
-o0o-
Megan dan Haley mengamuk! Mereka bilang kalau aku salah satu orang yang otaknya hanya sebesar biji kenari. Enak saja! Aku lulusan WSU summa cumlaude, dan mereka bilang otakku sebesar biji kenari?
Harusnya mereka paham kalau apa yang aku katakan tempo hari pada Drew adalah salah satu cara untuk membuatnya tidak terlalu tertolak, tapi mereka berdua tidak setuju. Mereka bilang aku hanya membohongi Drew dan aku akan semakin membohonginya lagi di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
002. Gay Guy
عاطفية"Mungkin tidak kalau dia jodohku?" Jessica percaya kalau lelaki yang dibawa Megan tempo hari adalah jodohnya. Persetan kalau dia menolak! Toh ia bisa memaksanya kan? cover by A-List