Zayn mengendarai mobil nya dengan kecepatan yang melebihi batas normal. Dia khawatir pada istri nya, kemarin malam karena sama sekali tidak menjawab telfon dan membalas pesan nya. Apa lagi Zayn saat kembali ke rumah mereka berdua, di cari nya Marshal dan anak-anak nya akan tetapi rumah nya kosong.
Zayn memakirkan mobil nya masuk ke halaman sebuah villa milik nya yang dekat dengan pantai. Dia tersenyum melihat villa yang sudah terang, dan yakin kalau Marshal dan anak-anak nya ada disana. Tidak salah feeling Zayn selama ini.
"Marshal... Marshal kamu dimana Shell?" Teriak Zayn saat membukakan pintu rumah nya.
Hening.
"MARSHAL!"
"Aduh kamu kenapa sih Zayn jangan teriak-teriak seperti itu sambil memanggil nama ku, aku tidak tuli!" Balas Marshal, dia menunjukkan diri nya keluar dari kamar nya dan turun.
"Astaga! Ku kira kamu dimana Shell!"
Marshal mengacuhkan Zayn dan bergegas untuk pergi ke dapur. Dia kesal dengan tingkah Zayn yang telah berbohong pada nya, dan bisa-bisa nya pergi makan malam dengan perempuan lain di bandingkan dengan Marshal sendiri.
"Kamu kenapa sih Marshal? Kamu kenapa mengacuhkan ku?!" Ucap Zayn dengan tegas dan memperhatikan tingkah Marshal yang sangat cuek pada nya.
"Aku tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak mengacuhkan mu." Balas Marshal lalu meneguk minum nya.
"Sudah jelas-jelas kamu terlihat seperti itu dimata ku Shell. Apa aku ada salah dengan mu? Tolong maafkan aku jika aku ada salah." Ucap Zayn menghampiri Marshal dan memohon pada nya.
Marshal memutar kedua bola mata nya, "Kamu seharusnya bisa instropeksi apa kesalahan mu itu." Kata Marshal yang pura-pura cuek, walaupun dia sangat ingin sekali memeluk Zayn, tapi keinginan nya dia tahan dulu.
"Aku ada salah apa sih dengan mu? Aku sama sekali tidak tau kenapa kamu jadi seperti ini hah?" Balas Zayn dengan emosi karena sedari tadi dia di acuhkan oleh istri nya sendiri.
"Kamu memang tidak punya salah dengan ku, hanya saja kamu tidak bisa memilih dengan benar. Mana itu yang baik dan buruk." Jelas nya lalu melewati Zayn. Yang di bertitahu pun bingung dan mengangkat alis.
"Aku tidak mengerti dengan yang kamu bilang tadi. Kenapa kamu tidak mengangkat telfon dari ku dan membalas pesan ku? aku itu khawatir dan merindukan mu astaga Marshal!" Zayn menjambak rambut nya frustasi.
"Okay gantian yang aku bertanya. Kemarin kamu kemana saja?" Tanya Marshal tidak kalah tegas. Dia ingin Zayn jujur pada nya.
"Kan aku sudah bilang aku pergi dengan teman ku Shell, dan kemarin malam aku ada urusan."
"Hah? Urusan apa? Urusan membantu mantan mu itu pindah rumah, dan makan malam berdua dengan nya di rumah baru nya itu? Itu yang kamu sebut urusan penting yang tidak bisa di ganggu?"
Zayn tercengang mendengar perkataan yang barusan di lontarkan oleh Marshal. Baru sekali ini sejak awal pernikahan mereka yang kurang baik dulu, di ulang oleh Marshal lagi.
Marshal rasanya sudah tidak tahan ingin mengeluarkan semua unek-unek nya itu, agar bisa diperhatikan oleh Zayn lagi, apa lagi Zayn sering sibuk dan tidak bisa di ganggu belakangan ini, dan dia tau alasan nya apa.
"Aku hanya membantu Perrie pindahan saja Shell, dan sebagai ucapan terima kasih dia mengajak ku makan malam. Mohon lah mengertilah aku." Pinta Zayn sambil memegan kedua bahu Marshal. Seingat nya dia tidak pernah bertengkar dengan Marshal.
"Tapi kenapa kemarin kamu tidak bilang saja kalau teman mu itu Perrie, Zayn. Kalau begitu aku bisa mengerti, dan tidak merasa di bohongi oleh mu. Kamu tau aku mendapatkan segelintir perasaan cemas saat kamu pergi dengan Perrie." Marshal menundukkan wajah nya karena sudah tidak tahan dengan sorot mata yang di berikan Zayn pada nya.
Zayn mulai memeluk tubuh Marshal hangat dan membisikkan tepat di telinga kiri Marshal, "Maafkan aku... Maafkan aku Shell."
Marshal membalas pelukan Zayn. Sebagaimana diri nya ingin memeluk seseorang yang dia sangat ridukan. Akhir – akhir ini dia ingin sekali selalu dekat dengan Zayn, memeluk nya, dan mencium aroma tubuh nya setiap hari. Itu menjadi candu bagi Marshal.
Zayn melonggarkan pelukan nya dan mulai menatap mata Marshal yang teduh. "Jadi?"
"Jadi apa?" Tanya balik Marshal bingung.
"Aku di maafkan?"
"Tentu saja. Kamu tau aku tidak bisa lama – lama marah dengan mu, Zayn. Sebagai istri yang baik seharus nya aku mempercayai mu."
Zayn kembali memeluk Marshal dengan hati gembira, betapa beruntung nya dia mendapatkan sahabat selama hidup nya seperti Marshal.
Tidak ada yang bisa menggantikan Marshal di hati Zayn, walaupun banyak sekali cobaan yang berusaha merobohkan rumah tangga keluarga kecil nya.
***
Malam ini lebih tepat nya Zayn mengajak Marshal untuk nge-date, lebih tepat nya nge-date di villa mereka dengan ala kadar nya yang ada. Untung nya Clouie dan Jordan sudah tidur di kamar mereka berdua dengan tenang, jadi rencana Zayn tidak akan di ganggu oleh anak – anak nya.
Marshal menyenderkan kepala nya di dada bidang Zayn sambil memakan cemilan nya, sedangkan Zayn mulai menonton film dengan tenang dan menghayati. Marshal tidak mengerti dengan jalan fikiran Zayn, mengajak nya nge-date, tapi tidak romantis sama sekali.
Di fikiran Marshal mungkin dia akan di ajak nge-date oleh Zayn keluar dinner berdua di restoran mewah pinggir pantai, atau mereka menikmati waktu berdua di bibir pantai. Semua itu di hancurkan dengan ide nge-date ala Zayn.
"Kamu niat tidak sih Zayn mengajak ku kencan?" Ucap Marshal pelan menggangu Zayn yang sedang menonton.
"Niat dong Shell. Kalau aku tidak niat mana mungkin aku mengajak mu nonton seperti ini. Lagian aku hanya ingin menikmati waktu berdua hanya dengan mu." Marshal tersentuh dengan kata-kata Zayn.
"Tapi kan kita bisa saja keluar dari villa. Dan kenapa harus menonton di.. kamar kita?"
"Aku memang bukan laki-laki yang romantis, lagi pula kalau kita di bioskop menonton nya aku tidak bisa se-enaknya mencium dan memeluk mu dong ya." Sontak Marshal langsung mengangkat kepala nya dari dada bidang Zayn yang sedang di elus oleh tangan Zayn. "Loh aku lagi nyaman ngelus-ngelus kepala kamu kok Shell."
"Ish kamu Zayn! Membuat ku malu saja!" Pekik Marshal sambil menutupi wajah nya dengan kedua tangan nya, hal itu membuat Zayn terkikik geli. Walaupun sudah menikah, Marshal masih saja malu – malu dengan sikap Zayn yang suka menggoda nya.
"Maafkan aku sayang, lagi pula kalau menonton di bioskop terlalu mainstream. Lebih baik berdua dengan mu di kamar. Aku juga punya macam – macam film."
"Tapi kita seharusnya menonton film Romantis Zayn!" Keluh Marshal.
"Ini film Romantis Marshal."
"Masa film Finding Nemo kamu bilang romantis sih? Ini tidak ada romantis – romantis nya sama sekali."
SEJAK KAPAN FILM FINDING NEMO JADI FILM ROMANTISSSS?!!!. Batin Marshal.
*
*
*
Hi sorry baru post sekarang, gue minggu depan UAS coyy gimana dapet contekan nya *pletak* ngga deng, hari kamis upadate lagi okay ;D fufufu gue mesti belajar ekstra karena UAS-_- dan materinya banyak banget *berasa curhat*
Sorry pendek, ini juga udah di usahain update ya ;)
Vomments pls?
40+ vote?
Thank you xx
YOU ARE READING
Now & Forever [z.m]
Fanfiction[BOOK 2] [CHECK THE TRAILER] [Sequel Why Do I Love You?] ❝Because I Love You With Earnestness. Now & Forever.❝ - Zayn Malik Pohon yang tumbang selalu ada alasan mengapa seperti itu, tapi mereka tetap bertahan dengan ketulusan hati mereka agar pohon...