Chapter 10 : Really?

1.2K 124 15
                                    

Sudah tiga hari ini Marshal sama sekali tidak mau berbicara dengan ku, dia hanya mau berbicara dengan anak-anak saja. Sejak tiga hari yang lalu aku pulang dari supermarket, tau-tau saat aku lihat dia ngambek kepada ku dan langsung menggendong Clouie dan Jordan dari ku. Ya walaupun aku tidur masih seranjang dengan Marshal, tapi yang membuat ku tersiksa adalah karena tidak bisa menyentuhnya, jadi setiap malam saat Marshal sudah tidur aku langsung mandi air dingin.

"Zayn... Zayn... Zayn!" Okay aku tau itu suara siapa. Padahal aku tidur dengan tenang setelah mandi air dingin.

"Zayn bangun Zayn!" Dengan sigap aku langsung bangun dan mengumpulkan kesadaran ku. Tapi tumben sekali Marshal membangunkan ku dini hari seperti ini. Ku lihat jam dingin baru jam 1 pagi?! Padahal aku tadi sedang bermimpi berduaan di pantai di Florida bersama Marshal.

"Akhirnya kamu bicara juga pada ku Marshal. Ada apa?" Tanya ku penasaran langsung mengamit kedua tangan dan menggenggam nya.

"Aku sebenarnya terpaksa berbicara dengan mu. Tapi aku ingin makan sesuatu." Pinta Marshal. Aku sama sekali tidak bisa menolak permintaan nya.

"Dini hari seperti ini? Kamu kenapa sih Marshal dimana-mana pasti ingin makan? Ku lihat-lihat nafsu makan mu bertambah, dan porsi makan mu lebih banyak dari ku."

"Tidak tau! Aku pokok nya mau sup buatan Mom sekarang!"

"Hah? Dini hari seperti ini? Pasti Mom dan Dad masih tidur Shell. Bagimana kalau sup buatan ku saja? toh tidak ada beda nya sup buatan ku dengan Mom."

"Tidak mau Zayn! Aku mau nya sup buatan Mom sekarang, pokoknya!"

"Yah tapi nanti kita mengganggu Mom dan Dad yang sedang tidur di rumah nya. Gak mungkin kan kita jam 1 pagi ke rumah mereka? Yang ada nanti ada perasaan gak enak." Jelas ku berharap agar Marshal mengerti.

"Kalau ngga aku nangis ya Zayn!"

"Yah jangan nangis dong Shell."

"Makanya sekarang ke rumah Mom, dan bilang kalau aku mau makan sup." Aku melihat aliran bening yang sudah meluncur dari mata nya. Kalau Marshal sudah menangis seperti ini sudah gawat!

"Iya iya Shell, tapi jangan nangis ya." Aku segera melompat dari kasur ku dan menyambar jacket hitam ku yang ku sampirkan di meja. "Kamu ikut ya Marshal. Clouie dan Jordan biar mereka berdua tidur."

Marshal mengangguk lalu langsung memeluk ku. Aku mencium dahi nya penuh sayang. Nama nya juga istri ku, apapun permintaan aneh-aneh nya yang membuat nya senyum terus aku akan melakukan nya. Walaupun meminta makanan dini hari seperti ini bisa dikatakan dengan permintaan yang cukup gila.

Aku keluar dari kamar sambil merangkul Marshal dengan terburu-buru, lalu dengan cepat menyambar kunci mobil ku dan menjalankan nya. Selama diperjalanan, Marshal masih menangis karena aku mendengar isakan kecil nya, tangan kanan ku pun menggenggam tangan nya, berharap agar dia berhenti menangis. Sedangkan aku menyetir dengan satu tangan.

Tidak sampai 15 menit karena jalanan dini hari cukup renggang jadi bisa dengan cepat aku sampai. Aku langsung memakirkan mobil ku di depan rumah Mom dengan rapi. Dengan langkah terburu-buru aku langsung memencet bel rumah.

1 kali...

2 kali...

3 kali...

"Apa mereka masih tidur ya?" Tanya Marshal sambil masih terisak-isak.

"Mungkin. Sabar sebentar ya." Jawab ku sambil menenangkan nya.

Aku memencet bel sampai ke 6 kali, pintu rumah juga belum terbuka. Mungkin ini terdengar tidak sopan, tapi apa boleh buat. Akhirnya aku memencet bel berkali-kali tanpa henti. Sampai terdengar sebuah teriakan.

Now & Forever [z.m]Where stories live. Discover now