chapter 14 (fin)

6K 462 139
                                    

This is the last chapterHappy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This is the last chapter
Happy reading

Btw kayanya enak sambil denger dusk 'till dawn-nya zayn-sia karna aku sedikit terinspirasi sama lirik lagu itu.

Jungkook tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan pada malam ini.

Ketika dia tiba di Jepang, Jungkook langsung mendatangi Jiyong yang sedang dirawat di rumah sakit.

Dengan mudahnya Jungkook masuk dan melewati penjagaan karena tidak ada satupun dari bodyguard yang mencurigai dirinya.

Jiyong terbaring lemah di atas tempat tidur, masih bernafas dengan pelan hingga tidak ada yang tahu kalau pria yang berjuang melawan fase kritis itu masih dibiarkan untuk hidup.

Jungkook sudah hampir mengeluarkan pistol dari belakang punggungnya. Pergerakannya terhenti ketika mata Jiyong terbuka dan melempar seringai tipis, membuat Jungkook tidak dapat menyembunyikan kegugupannya.

"Sudah siuman?"

Dengan lemah Jiyong mengangguk, kembali memejamkan matanya yang terasa berat akibat efek anestasi. Seketika Jungkook mengurungkan niat untuk membunuh pria itu.

"Kenapa tidak jadi?"

"Huh?"

"Aku tahu apa yang ingin kau lakukan dengan benda itu."

"Any last words?"

Jiyong menatap langit-langit kamar yang gelap karena lampu sengaja dimatikan. Hanya ada bayang-bayang ranting pohon yang menjalar akibat bias dari lampu taman.

"Aku telah membesarkan seorang pengkhianat," katanya tanpa sekalipun menatap Jungkook.

"Kalau begitu aku ingin kau mendengar semua ini sebelum ajal menjemput." Jungkook mengeluarkan pistolnya dan memutar pelatuk. Bersiap membidik tepat pada jantung ayah tirinya.

"Selama ini kau selalu memberiku lebih dibandingkan anak-anak yang lain. Aku memang menyukainya, aku suka ketika kau hanya melihat diriku saja dan bukan yang lain. Tapi aku merasa kalau apa yang kau berikan padaku selama ini bukan berasal dari hatimu. Kau sengaja memberikannya agar aku bisa menjadi lebih baik dari yang lain. Kau tidak pernah mengajarkan kasih sayang padaku, kenapa? Karena kau adalah pria kejam yang tidak kenal belas kasihan. Kau hanya menjadikanku sebagai anak buah yang bisa diperintah ketuanya, bukan seorang anak yang menuruti kemauan ayahnya. Meskipun kau memintaku untuk memanggilmu 'ayah' tapi aku tidak pernah merasakan sosok ayah yang sebenarnya darimu."

Jiyong merasa tertohok mendengar apa yang dipendam oleh Jungkook selama ini. Keinginan Jungkook sederhana, dia menaruh harapan besar kepada Jiyong untuk melihatnya sebagai anak. Namun Jiyong tidak pernah mengerti apa isi hati Jungkook.

"Aku tidak akan melupakan kebaikanmu," kata Jungkook lagi. "Tapi lebih baik kau mati, Kwon Jiyong. Karena jika aku membiarkanmu terus hidup, kau akan hidup bersama dengan dendam yang seharusnya tidak pernah terjadi."

Dangerous MenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang