Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Langsung scroll aja kalo merasa gak nyaman liat gifnya. Sebenarnya aku bingung milih gif yang merepresentasikan chapter ini. Fyi aku komat kamit sendiri pas crop gif ini soalnya ada tulisan gede gitu.]
Deretan mobil sedan hitam itu menepi di depan sebuah bangunan tua. Kwon Jiyong beserta kawanannya keluar satu persatu dan melihat kekacauan yang terjadi disana. Pintu depan berhasil diterobos, para penjaga dilumpuhkan, beberapa anak buahnya tewas dan yang lebih parah- sandera mereka menghilang.
"Tuan Kwon, kami kehilangan kontak dengan Bobby," ucap salah satu di antara mereka. Jiyong tersenyum kecut. Matanya menyadari adanya pergerakan dari salah satu hitmen yang terkapar lemah.
"Bantu dia," katanya sambil menunjuk angkuh dengan menggunakan dagu. Dua orang mendatangi Jinhwan untuk membantu mengangkatnya. Ternyata pria kecil itu masih hidup.
"Katakan padaku, apa yang terjadi?"
"Choi Seunghyun- di-dia datang kesini seorang diri- ngh," lelaki itu mengerang lemah. "Taehyung berhasil dibawa kabur olehnya."
Jiyong mendesah kecewa, padahal malam ini dia sangat menantikan kedatangan Seunghyun.
"Dimana Bobby?"
"Dia berhasil kabur dari Seunghyun, Tuan."
Jiyong menyugar surai hitamnya ke belakang. Sama sekali tidak menunjukkan kemarahan atas kelalaian para penjaga disini. Itu wajar baginya karena Seunghyun bukan orang yang baru pertama kali menghadapi situasi seperti ini.
"Cek semua CCTV yang ada disini. Hubungi Namjoon dan suruh dia mengecek rumah Seunghyun. Lacak teleponnya dan cari keberadaan Bobby segera. Aku ingin mendapatkan semua informasi ini secepatnya!"
Seluruh pria yang berada disitu langsung berpencar menjalani tugas masing-masing. Lagi-lagi Jiyong mendesah kecewa. Tidak seharusnya dia bermain-main dengan Seunghyun. Kali ini dia berjanji pada dirinya sendiri akan lebih serius menghadapinya.
.
.
.
"Ayah, kenapa Jungkook diusir? Sebenarnya apa yang terjadi?"
Taehyung masih belum masuk ke kamarnya. Baru saja dia menyingkirkan Jungkook, kini dia harus kembali dihadapkan dengan anaknya yang keras kepala.
"Cepat masuk ke dalam dan tidur."
"Tidak mau!" Tolaknya dengan keras. "Aku ingin bertemu dengan Jungkook!"
"Kau masih sakit, Taehyung."
"Jawab aku dulu, kenapa tadi Jungkook terluka? Kenapa kalian berkelahi?"
"Taehyung, kau belum siap mendengar semua ini."
"Kenapa Yah, kenapa?" Taehyung berteriak sampai nyaris kehilangan suaranya. "Berhenti untuk terus menyembunyikan semua masalahmu di depanku. Sebagai anakmu aku berhak tahu!"