BAB 10 - Pertahanan Hati

134 3 0
                                    

          Hujan turun dengan sangat deras, Dandy langsung membelokkan ke sebuah gedung yang cukup besar bertingkat,kami melewati semacam gerbang masuk yang
disisi kanan kirinya adalah pos security. Motor berhenti di parkiran yang luas,tampaknya ini khusus untuk parkiran,disana tampak berjejer rapih sepeda motor lain dan beberapa mobil. Aku menduga ini ada tempat tinggal Dandy. Aku basah,karena guyuran hujan. Sepatuku basah. Aku turun dari boncengan, mengibas-ngibaskan jaketku yang basah. Dandy ikut turun.
" Ini tempatku, aku tinggal diatas, dilantai 2" Jelas Dandy sambil menunjuk ke atas.

Aku manggut-manggut sambil melihat sekeliling. Tempat ini seperti kostel. Dilihat dari tempat parkir dan gedungnya yang bergaya modern minimalis. Gedungnya bercat putih-abu. Aku melihat sekeliling, ada seorang gadis yang mungkin lebih muda dariku sedang merokok duduk di balkon lantai dua bersama dua orang cowok sambil mengobrol.

" Kau mau mengeringkan diri dulu? Atau ku ambilkan jas hujan,jika mungkin kita sudah terlalu larut. " Tawar Dandy.

Aku memeriksa jam tangan dan melihat jam 21.31 belum terlalu larut pikirku. Aku ragu untuk merespon

"...Okey,kita keringkan dulu..lalu kita pakai jas hujan" Putusku.

Aku ingin melihat-lihat tempat Dandy. Ia mengangguk, kami menuju lift, well..aku tidak menyangka mereka punya lift. Dandy menekan tombol 2, tak lama setelahnya kami sampai di lantai dua. Dandy membelok ke kanan,aku menoleh ke kiri melihat Gadis yang merokok tadi sama sekali tak menoleh pada kami. Mereka tetap asyik mengobrol, kami membelok dan sampailah di kamar nomor 15. Letaknya di ujung. Sepertinya ini kamar urutan terakhir di lantai ini. Dandy mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan electric card untuk membuka pintu kamar. Dandy mempersilahkan aku masuk duluan.

Dari pintu utama,disebelah kiriku langsung pintu kamar mandi dan membuat sedikit lorong,setelahnya ada lemari yang menempel pada dinding dengan tiga pintu. Tingginya hingga plafond kamar Dandy. Kamarnya luas sekali, ada sofa panjang untuk tiga orang dan satu sofa single lengkap dengan meja kayu, di dinding sebelah kamarmandi tertempel TV layar datar. Dibalik sofa panjang ada sebuah ranjang berukuran King, meja,dan dua jendela besar yang lebih mirip pintu untuk ke balcony. Sial! Dandy dia orang kaya?

" Kau mau ke toilet?" Tawar Dandy sambil menutup pintu.

Aku mengangguk dan masuk ke dalam toilet. Toilet ini, seperti toilet hotel pada umumnya. Jadi apa nama tempat ini? Kost exclusive?? Atau hotel?? aku mengunci pintu, bagaimanapun juga aku masih merasa cemas, aku takut melakukan hal-hal konyol. Ini hujan, dan aku di tempat Dandy. Sama seperti kejadian beberapa hari lalu di tempatku, aku memegangi kedua pipiku yang terasa panas. Aku cukup membasuh wajah,mengeringkan sedikit bajuku kemudian pulang mengenakan jas hujan. Aku menghela nafas untuk tetap berpikir positif. Aku merapikam rambutku dan sisa make up-ku,lalu keluar. Dandy sedang duduk di sofa sebelah toilet.

" Sudah selesai? " Tanya Dandy ramah. Aku mengangguk.
" Jadi.. Dimana jas hujannya?"
" Oh.. Disini" Dandy bangkit dan menuju ke lemari di belakangku, ia membuka laci paling bawah, mengambil jas hujan yang masih ada bandrol harganya.
" Masih baru? " Tanyaku heran.
" Aku belum pernah memakainya heheh.."
" Ada berapa yang kau punya?"
" Hanya ini.." Dandy mengeluarkan isinya, aku mendorongnya. Dandy menatapku penuh tanya.
" Lalu?" Tanyaku sinis.
" Kau pakai ini.." Jelas  Dandy. Aku menggelengkan kepalaku.
" Lalu kau?"
" Jangan khawatirkan aku" Ujar Dandy melanjutkan mengeluarkan jas hujan dari tempatnya.
" Aku tidak mau! " Entahlah, suaraku terdengar ngambek? Dandy menolehku, ia bingung. Kemudian ekspresinya berubah lagi, tampaknya ia mengerti yang kumaksud.
" Baby jangan cemaskan aku, lagipula besok kan libur, jadi aku akan baik-baik saja." Hibur Dandy. Aku tidak tahu besok tanggal merah.
" Memangnya besok ha...? " Suara gelegar petir sangat kencang mengagetkanku.
" Imlek " Jawab Dandy singkat,sambil memegangi pundakku agar aku tenang. Pantas saja, sering turun hujan tiba-tiba.
" Aku tidak mau jika hanya aku yang memakainya."
" Baiklah aku akan mengantarmu dengan taxi online" Tawar Dandy, aku diam, mungkin ini pilihan yang tepat.

JEMBATAN CINTA TERLARANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang