Part 3

14.9K 567 0
                                    

Malam Harinya...

Uncle, gimana tadi pagi uncle datang kan ke sekolah Nia?

Iya.

Uncle di omelin apa sama bu gendut?

Macam-macam.
Karena tadi pagi aku udah nolongin kamu, aku udah di omelin sama guru BK kamu yang super gendut dan super cerewet, sekarang aku minta imbalan.

Minta imbalan?
Uncle mau apa, uang?

Aku nggak mau uang. Uang aku banyak, aku mau cium kamu aja.

Ucap Radit sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Nia. Jarak wajah Radit dan Nia hanya beberapa centi.

Ci...cium???
Ucap Nia gugup.

Iya, ci..um.
Dan ciumannya di bibir.

Di bibir?
Ucap Nia panik.

Iya.
Cup...

Radit langsung mencium bibir Nia dengan lembut. Nia hanya diam tidak membalas ciuman Radit. Radit kembali mencium bibir Nia berulang-ulang kali.

Akhirnya Nia pun membalas ciuman Radit dengan lembut. Mereka berdua berciuman dengan lembut, mesra dan penuh gairah. Tiba-tiba bel rumah Radit berbunyi. Radit dan Nia kaget dan langsung segera melepaskan ciuman mereka. Mereka berdua gugup dan kaku.

Ada tamu...
Ucap Radit kaku.

I...iya ada tamu.
Ucap Nia gugup.

Biar aku aja yang buka pintunya.

Ucap Radit sambil berlalu dari hadapan Nia. Radit pun segera membuka pintu rumahnya. Sedangkan Nia masuk ke dalam kamarnya.

Mama...
Papa...
Mama dan papa kok nggak bilang dulu mau ke rumah Radit?

Memangnya kenapa?
Apa mama dan papa nggak boleh datang kemari malam-malam gini?

Boleh kok ma.
Silahkan masuk ma, pa...

Wajah kamu kenapa Merah seperti itu Dit? Kamu nggak sakit kan? Kamu nggak demam kan?

Nggak kok ma.
Radit baik-baik aja.

Tiba-tiba Hp papa Radit berbunyi. Papa Radit segera mengangkat telepon setelah itu mama dan papa Radit langsung buru-buru pamit pulang. Tidak lama kemudian Nia keluar dari kamar.

Tadi siapa uncle?

Mama dan papa aku. Tapi sekarang udah pulang, buru-buru ada hal penting.

Ucap Radit. Radit dan Nia masuk ke kamarnya masing-masing.
_________________

Di dalam kamar Nia terbayang-bayang dengan ciuman pertamanya dengan Radit. Nia terus-terusan memegangi bibirnya.

Ternyata seperti itu rasanya ciuman.

Ucap Nia berbicara sendiri sambil senyum-senyum sendiri di dalam kamarnya.

Aish...
Pasti tadi bukan ciuman uncle yang pertama dengan wanita. Pasti uncle Radit sering ciuman sama pacar-pacarnya. Aku bego' banget sih, kenapa aku kasih ciuman pertama aku sama uncle Radit?
Nia bego'...Nia bego'...Nia bego'...

Ucap Nia sambil memukul-mukul bantal ke wajahnya sendiri.
_________________

Di dalam kamar Radit, Radit tidur di atas kasurnya sambil senyum-senyum nggak jelas menatap langit-langit kamarnya.

Akhirnya, Nia tadi membalas ciuman aku juga. Besok-besok aku akan cium Nia lagi ah...ciuman Nia tadi rasanya memabukkan. Bibir Nia tadi lembut banget, meskipun tadi ciumannya sangat kaku dan juga Nia nggak jago dalam ciuman tapi lama-lama Nia nanti jago juga ciuman sama aku.
Ucap Radit sambil memegang bibirnya.


I Love You, Uncle (1-24 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang