Ch-10

65 6 6
                                    

Now that we are over
As the loving kind
We'll be dreaming ways
To keep the good alive

Friends, Lover or Nothing - John Mayer

Redita menjadi orang pertama yang bangun dikamar, diantara dia dan ketiga temannya. Redita bangun dengan perasaan yang tidak tenang.

Ia fikir, setelah ia menangis puas dan sedikit mengatakan apa yang sedang ia rasakan kepada Lukas tadi malam, dan berakhir di dekapan hangat laki-laki itu, perasaannya akan lebih baik, ternyata yang terjadi justru hal yang sebaliknya.

Gadis itu memutuskan untuk bangun dari kasurnya, daripada berusaha untuk kembali melanjutkan tidurnya.

Berjalan keluar kamar tanpa berniat sedikitpun untuk merapihkan rambutnya yang sudah seperti sarang burung.

Melangkah dengan lunglai dan beberapa kali menguap lebar, menuju pintu depan, dimana terdapat halaman depan villa yang cukup luas.

Redita merasa kantuknya hilang begitu saja, ketika ia menemukan salah satu laki-laki yang menginap bersamanya di villa ini, dia Josh.

Tuhan sepertinya benar benar menunjukkan rasa cintanya terhadap Josh saat menciptakan laki laki itu, karena segala hal yang baik pada manusia, Josh memilikinya.

Tubuh tinggi tegapnya terbalut dengan kaus tanpa lengan warna putih dan sweatpants warna abu-abu pagi ini, dan dipenuhi dengan keringat.

Oh, ayolah! Siapapun yang melihat Josh dalam keadaan seperti ini akan melupakan kantuk, atau bahkan bernafas sekalipun. Baiklah, ini agak sedikit berlebihan, tapi itulah yang Redita fikirkan.

Josh tidak tampak menjijikkan dengan keringat yang hampir membasahi seluruh tubuhnya, justru laki-laki itu malah semakin terlihat lebih baik daripada tidak berkeringat. Paham? Redita paham maksud kalimat ini.

"Duh beda emang ya kalo pak dokter mah, exercise is a must!"

"Pagi, Re."

Josh yang tiba-tiba mendengar seseorang mengeluarkan kalimat, yang cenderung lebih kearah menyindir daripada sebuah sapaan pagi yang hangat, menjawab dengan nada yang sedikit sarkas, dan senyum manis menghias wajahnya.

"Eh iya hehe, pagi, Pak Dokter."

"Dan untuk pertanyaan lo yang tadi, nope, gue gak exercise, oneng! Ujian!"

"Tawain gak nih?" Goda Redita.

"Udahan, udahan, jayus lo, ah!"

Redita menanggapi ucapan Josh dengan kekehan lembut, dan berjalan menghampiri laki-laki yang masih sibuk dengan peregangan badannya itu, mungkin sedang pendinginan.

"Kalo gak exercise, terus abis ngapain, keringet ampe banjir gitu?"

"Lari keliling wilayah villa ini doang."

"Ih seru! Kok gak bangunin sih?"

"Gue gak tau lo tipe cewe yang suka olahraga."

Mendelikkan matanya tajam kearah Josh, karena entah mengapa, ucapan cowok itu sedikit banyak memang benar.

Redita memilih duduk dengan lutut tertekuk sejajar dengan dadanya, di undakkan yang berada dihalaman depan villa.

Be StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang