Ch-17

45 3 0
                                    

And may your efforts be your own
If you ever feel you can't take it anymore

Be Still - The Killers



Setelah kejadian dimana Rayyan benar-benar melakukan hal terbodoh dimasa hidupnya selama bersahabat dengan Redita, hubungan keduanya pun kembali ketitik, dimana Redita seakan tidak pernah mengenal Rayyan.

Tentu saja apa yang dilakukan Redita seperti salah satu tameng untuk menjaga hati dan perasaan, dari kalimat dan tindakan yang berbanding terbalik dari seorang Rayyan.

Haruskan kalian diingatkan? Oh, ayolah! cowok mana yang mencium seorang gadis, dan tetap menganggapnya sebagai sahabat? Hanya Rayyan!

Friends with benefits adalah hal terakhir yang diinginkan Redita terjadi diantara dirinya dan Rayyan. Kemarin baru ciuman, bisa saja, nanti akan bergerak kearah yang lebih menakutkan. Oh tidak-tidak, sesuatu yang benar-benar tidak diinginkan oleh gadis itu.

Redita berusaha melupakan kejadian itu, dan berusaha menjalankan aktivitasnya seperti biasanya. Kejadian itu memang sudah terjadi dua minggu yang lalu, namun setiap Redita memejamkan matanya, hal itu seperti baru saja terjadi kemarin.

Dan selama dua minggu itu juga Redita enggan membalas semua chat yang dikirimkan oleh Rayyan, bahkan semua panggilan masuk dari cowok itu tidak digubrisnya sama sekali.

Namun, sepertinya hari ini dapat dilewati dengan baik oleh gadis itu. Juan datang berkunjung, dengan alasan, dia ada business trip.

Redita sudah siap dengan kertas bertuliskan nama Juan, dengan gambar babi disebelahnya. Berdiri dibelakang pagar pembatas didepan pintu kedatangan, dibandara siang itu.

"REEEE!!!!"

"Welcome!"

"Ini apaansi? Kenapa pake babi segala? Niat lo!"

Juan merampas kertas ditangan Redita, dan meremasnya begitu saja. Merubah keadaan kertas menjadi menyedihkan.

"Gue bikin itu pake usaha! Lo main rusak aja, gak ada otaknya emang!"

"Eleuh-eleuh drama!"

Gadis itu tersenyum mendengar jawaban yang Juan lontarkan. Redita adalah salah satu orang yang tidak akan termakan emosi bila menghadapi Juan.

"How's your flight?"

"So, so. Btw, gue gapapa tinggal di tempat lo dulu? Just three days, Re. Gak lebih. Janji."

"Santai sih. Chloe juga lagi balik ke kampungnya."

Sambil tetap berjalan menuju pintu keluar, dengan tangan kanan tetap merangkul pundak Redita, dan tangan kiri menarik kopernya, Juan masih menjadi pusat perhatian beberapa gadis dibandara siang itu.

"Orang ganteng mau lagi sama cewe, tetep aja dilirik ya? Pusing gue."

Bukannya merasa kesal, yang Redita lakukan justru tertawa terbahak-bahak. Membuat Juan berdiri bingung dan esktra malu akibat suara tawa gadis itu, yang berhasil membuat orang disekitar mereka, menatap kasihan.

Be StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang