Ch-3

86 8 0
                                    

Redita sedang merapihkan kamarnya yang sudah cukup lama ia tinggalkan karena melanjutkan studi —untuk mendapatkan gelar masternya— sambil menyalakan playlist dari speaker laptopnya.

Gadis itu tak sadar bahwa sudah ada lima kali panggilan tak terjawab dari orang yang sama.

"Idih, tumben amat ini kuda udah bangun." ucap Redita kepada ponselnya.

Tiba-tiba mamanya masuk kedalam kamar Redita, karna memang, pintu kamarnya tidak tertutup sepenuhnya.

"Siapa yang kuda Re? Jelas-jelas kuda gabisa make hp."

Redita sontak terkejut mendengar suara mamanya.

"Ih mama, ngagetin aja."

"Lagu kamu itu yang kekencengan, ntar lagi tetangga kita pada demo kesini gara-gara lagu kamu itu berisik banget."

"Hahaha kita demo balik lah." Jawab Redita, tak dapat menyembunyikan senyumnya.

"Kok tumben anak mama udah bangun jam segini? Bebenah lagi. Kenapa? Masih jet lag?"

"Nggak kok ma, emang lagi niat rapih-rapih aja. Oh iya, aku nanti mau keluar ya ma. Dijemput Rayyan kok, gak nyetir sendiri."

Mamanya tersenyum mendengar ucapan anak gadisnya itu.

"Mau kemana? Udah kemaren lusa mama gak dikasih buat jemput kamu, sekarang udah mau pergi lagi?"

"Aku cuma mau ketemu sama temen waktu SMA, Ma, bukannya mau pergi, terus baliknya baru bertahun-tahun kemudian."

Redita menjawab pertanyaan mamanya dengan sedikir menyindir dirinya sendiri, dan senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Udah lama aku gak tau kabar mereka."

"Juan? Atau si Power Puff Girl kamu itu?"

Mamanya memang mengenal semua teman teman SMA Redita. Pasalnya, Redita memang sulit untuk menerima seseorang untuk dekat dengannya.

Karena ada beberapa alasan yang membuatnya takut untuk menerima orang tersebut menjadi temannya. Sehingga, Redita memang tidak memiliki begitu banyak teman.

"Semuanya"

Redita menjawab pertanyaan mamanya sambil berjalan kearah laptop untuk mematikan lagu yang masih mengalun dari speakernya.

"Sama yang lain juga sih, Ma" lanjut Redita,
"Mama masih inget sama si Davi?" Tanya gadis itu kepada Merry.

Merry mengangguk kecil, tanda bahwa masih mengingat teman milik anak gadisnya.

"Nah iya itu dia juga lagi bisa balik ke Jakarta, dari padetnya schedulenya dia, makanya kita mau ketemuan. Kalo Josh, sama Lukas, Mama masih inget?"

"Lukas yang paling kalem dari temen cowok kamu yang lain, hmm kalo Josh, yang dulu suka banget potongan rambutnya ada ukiran jalan semutnya bukan?"

Sontak, Redita tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat yang keluar dari mulut Mamanya.

"Iya yang itu!" jawab Redita setelah tawanya reda.

"Oh iya Re, tiga hari yang lalu si Kelvin kesini, mama ngasih tau kalo kamu mau pulang."

Kelvin adalah sepupu Redita. Alexander Kelvin. Namun, Redita memanggilnya dengan 'Ale' berbeda dengan semua keluarganya.
Hanya terpaut satu tahun diatas Redita.

"Tumben. Ngapain dia?"

"Tante Mesty yang nyuruh, nganterin cake buatan tante kamu. Mama disuruh cobain. Terus mama kasih tau deh kalo kamu mau pulang. Emang belum ada telepon dari dia?"

Be StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang