Ch-22

45 2 0
                                    




Hari baru untuk Redita.

Setelah kejadian Rayyan menelfon Josh yang sedang bersama Redita, Duo J itu semakin menunjukkan sikap posesifnya.

"Mau ketemu sama gue kan? Yaudah nurut. Gue jemput! Jangan keluar sendiri." Omel Juan dari sebrang sana.

Iya, Redita diajak cowok itu untuk makan siang bersama, sekaligus memperkenalkam temannya yang sedang butuh jasa Design Interior. Yang tentu saja, langsung disetujui oleh cewek itu.

Juan pernah menceritkan hal ini sebelumnya. Ia dan temannya, Reno, memang berhubungan dalam satu asosiasi Arsitek muda. Dan beberapa hari yang lalu keduanya bertemu pada pertemuan yang diselenggarakan oleh asosiasi tersebut.

Bahkan Juan pun menceritakannya dengan detil. Iya, sampai percakapannya dengan Reno diperagakan juga oleh Juan.

"Gue lagi nyari Interior Designer nih buat klien gue. Tapi yang kemaren-kemaren kurang cocok, lo ada link, Ju?"

"Ada. Temen gue, baru selesai S2, jadi belom ada portfolio, ya bisa sih lo coba dulu skillnya. Tapi jangan lo pacarin!"

Redita yang diceritakan waktu itu hanya bisa memutar kedua bola matanya, dan memijit pelipisnya. Heran dengan kalimat yang Juan keluarkan.

Itu kejadian beberapa hari lalu. Kita kembali ke kejadian hari ini.

"Ya kan gue naik taxi juga kesananya, manalah mungkin si Pak supirnya kenal sama temen lo itu." Balas Redita.

"Pokoknya enggak! Gue udah dijalan mau sampe ke apartemen Pak Kelvin. Bye."

Juan yang seperti ini tidak bisa dibantah. Redita memilih untuk mengiyakan.

Sambil menunggu Juan tiba, ia harus mengabari sepupunya. Bisa gila Ale kalau mendapati Redita tidak diapartemennya.

Menunggu hingga panggilan diterima oleh Ale, Redita memastikan laptop yang berisikan file kuliahnya, sudah aman dalam totebagnya.

"Le?"

"Hmm?"

"Gue mau keluar, ya. Dijemput Juan. Gue udah ninggalin sup dipanci. Kalo nanti lo pulang, gue belum dirumah, lo angetin supnya, terus makan, ya?"

Sebenarnya Ale sudah mengetahui hal ini. Ya tentu saja karena Juan terlebih dahulu berbicara kepada Ale sebelum menceritakannya ke Redita.

"Kabarin kalo mau dijemput."

"Iya. Bye, Le."

Panggilan selesai, disambung dengan suara ketukan pintu dari luar.

Tok... Tok...

"Bentarrrr..." Teriak cewek itu sambil berjalan mendekat kearah pintu.

"Babyyyy! Lo fine kan?" Tanya Juan heboh, setelah pintu dibuka, lalu menghambur memeluk tubuh kecil Redita.

"Lebay! Gak bisa nafas ih! Lepasinnnn." Balas Redita sambil menepuk-nepuk punggung Juan.

Melepas tangan Juan, dan mengajak cowok itu masuk.

"Gak usah, langsung jalan aja, yuk."

"Oh, oke. Gue ambil barang gue dulu."

Setelah siap dengan tas berisikan beberapa design yang ia buat waktu kuliah, dan laptopnya yang juga berisikan hasil belajarnya, Redita berjalan menghampiri Juan yang bahkan sama sekali tidak melangkahkan kakinya kedalam apartemen Ale.

Juan mengambil alih totebag Redita, dan menggenggam tangan cewek itu ditangan satunya.

"Thanks Ju."

Be StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang