"Kairaa!!" Seru pemuda yang kini menatap gadis yang disebut Kaira itu dengan kesal. Kaira tersenyum menang melihat Marvel. Kaira tak ada hentinya ia membuat sahabat sekaligus sepupunya berteriak kesal. Kini ia berlari keluar kelas menghindari Marvel. Marvel yang melihat Kaira berlari kabur keluar ia pun segera bergegas mengejar Kaira. Alhasil mereka berujung dengan kejar-kejaran.
"Huft... huft... huft... udahan Vel, cape gue. Lo mah ngejar mulu sih ih." Keluh Kaira seraya mengatur nafasnya yang masih terengah - engah.
"Lo sih apa-apa lari kaya anak kecil aja. Gue kejar tambah cepat pula lari lo, gimana ngga cape." Sahut Marvel sambil menegukkan air minum yang belum sempat ia minum tadi karena Kaira yang terus-terusan menggodanya.
"Abisan lonya sih,"
"Gue lagi yang disalahin. Gitu aja terus neng." Potong Marvel saat Kaira ingin mengajukan protesnya tak terima. Kaira manyun. Marvel paling bisa memang membuatnya diam memanyun kesal. Marvel menatap Kaira yang masih manyun karenanya. Tangannya bergerak mengacak-acak rambut Kaira gemas. Ia selalu suka melihat Kaira seperti sekarang. Wajahnya yang alami tanpa bahan kimia sedikitpun membuatnya terlihat lebih cantik.
"Ngga pakai manyun gitu deh lo,jelek tambah jelek aja kaya mpok-mpok." Goda Marvel semakin mengacak-acak rambut Kaira gemas. Kaira melengos sebal pada Marvel.
"Bisa ngga sih lo ngga pakai ngacakin rambut gue? Bodo amat gue jelek tapi ini tuh rambutnya lama loh gue natanya,TUAN MARVEL FREDITIAN NUGROHO YANG TERHORMAT."Ucap Kaira dengan penuh tekanan pada akhir kalimatnya. Marvel tertawa senang. Begitulah Kaira dengan segala kerempongannya sampai-sampai masalah rambut berantakan saja bicara penuh penekanan.
"Kaira Khafidza Adriana sahabat plus sepupu gue yang paling jelek. Bagimanapun rambut lo, tetep aja lo jelek mah jelek aja kali neng."Sahut Marvel.
"Bodo amat gue jelek kalo rapi mah ngga akan kelihatan jelek jadi awas aja kalo lo sampai berani hancurin tatanan rambut gue lagi...."
"Apa? Lo ngga mau temanan sama gue lagi? Basi Kai,basi bener deh,kemarin juga lo bilang gitu kok ke gue pas gue berantakin rambut lo." Serobot Marvel tak berdosa. Tangan Kaira mengepal menahan amarah. Belum sempat Kaira melampiaskan amarahnya bel masuk berbunyi. Akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke kelas mereka.
****
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Akan tetapi Kaira masih belum beranjak dari kelasnya. Dia masih sibuk menyalin catatan yang ia pinjam dari teman sebangkunya karena ia tadi ditugaskan oleh guru sejarah yang super sibuk itu untuk mencatat materi di papan tulis alhasil ia kerja dua kali. Marvel sudah selesai sejak tadi ia berdiri di samping meja tempat Kaira . Ia tak henti-hentinya melirik jam di tangannya sesekali memandang Kaira mendengus.
"Masih lama yah Kai?"Tanya Marvel tak mendapat balasan dari Kaira yang masih sibuk menulis. Marvel menghela nafas berat. Sepertinya gadis ini senang sekali melihatnya naik pitam.
"Kai?"
"Hmm"
Marvel mendengus mendengar sahutan yang diberikan dari Kaira. Dia hari ini ada latihan basket dan Kaira berjanji untuk datang melihatnya latihan. Tapi bahkan dia sampai sekarang belum mengganti pakaiannya dengan pakaian yang seharusnya ia gunakan untuk latihan. Itu artinya dia sama sekali belum beranjak dari kelas setelah bel pulang berbunyi sepuluh menit yang lalu
"Kaira!"Panggil Marvel kali ini dengan nada lebih tinggi sedikit.
"Hmm"
"YAKK! LO JADI NGGA SIH NONTON GUE LATIHAN? UDAH TELAT INI!"Seru Marvel kesal karena ia merasa dihiraukan oleh Kaira. Kaira tersentak kaget menatap Marvel kesal. Kedua bola matanya berputar mulutnya mengerucut sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Ternilai
Novela Juvenil"Gue lelah Dav, gue lelah memperjuangkan seseorang yang sama sekali tak melihat gue. Gue pamit Dav, gue pamit dari hidup dan hati lo." Ujar Kaira lirih matanya tak berhenti mengalirkan air mata dengan begitu derasnya. Tatapan sendunya tak lepas mena...