Menjadi mahasiswa baru itu menyebalkan, harus melakukan ospek, dikerjai senior, belum lagi bagi mahasiswa fakultas engineering yang masih menerapkan sistem SOTUS seperti saat ini. Aku tidak mengerti siapa yang mencetuskan sistem itu, pasti dia orang yang suka menyulitkan juniornya. Haahh, entah untuk berapa kali aku menghela napas untuk hari ini, mungkin jika kalimat 'setiap kamu menghela napas maka hidupmu dipotong 5 menit' itu benar pasti hidupku sudah berakhir. Aku mencoba menghalau sinar matahari sore yang menyengat kulit wajahku saat tiba-tiba seseorang berteriak sangat keras di depan sana.
"Mahasiswa no. 0206!!!"
Huh, apa dia bodoh. Suaranya itu sangat mengganggu, mungkin dia tidak sadar kalau suaranya itu jelek. Aku masih mencoba mengipasi diriku yang benar-benar berkeringat dengan name tag yang menggantung dileherku. Aku sungguh lelah, aku ingin pulang ke rumah dan mandi. Haahh, tapi mungkin itu hanya anganku saja.
"Mahasiswa No. 0206!!!"
Ck siapa sih pemilik nomor itu, apa dia tuli, huh. Tidak dengar apa kalau senior memanggilnya.
Aku masih sibuk dengan acara menggerutuku dalam hati saat ada seseorang yang berdiri dihadapanku menghalangi sinar matahari. Aku menghembuskan nafas lega karena tidak kepanasan lagi. Dengan perlahan aku mengangkat wajahku untuk melihat siapa penolongku ini dan aku menemukan wajah tampan di sana, sedang menatapku dengan raut datar dan dingin. Tunggu! Aku mengernyitkan dahi saat menyadari tatapan pria didepanku ini.
"Kau! No. 0206. Apa kau tuli?!" desisnya
"Hah?" aku menatapnya tidak mengerti.
"Kau berbicara padaku?" tanyaku padanya yang dibalas dengan dengusan meremehkan. Aku menatapnya kesal.
"Apa kau tidak mendengarkan para seniormu di depan sana?! Dimana sopan santunmu!" pria aneh itu menatapku dingin membuatku semakin kesal.
"Apa kau tuli?! Apa gunanya papan pengenalmu itu jika kau saja tidak tidak tahu no. Identitasmu sendiri?"
"Aku tahu! No. idku 0206!" aku balas berteriak padanya. Dia ini menyebalkan sekali.
"Lalu kenapa kau dari tadi tidak menyahut saat dipanggil N'Krist Perawat?! Apa kau banar-benar tuli?"
"Aku tidak!" sialan, kenapa aku harus sibuk meratapi nasibku hari ini sampai tidak menyadari no. Idku yang dari tadi dipanggil. Krist kau benar-benar dalam masalah!
"A-aku hanya...hanya hm-"
"Perhatikan!" pria didepanku beralih menatap keseluruh mahasiswa yang sedang menundukkan wajah mereka. Takut menatap senior didepanku ini.
"Angkat wajah kalian!!!" sontak saja wajah-wajah yang sedari menunduk terangkat menatap kearah kami. Aku mendesah dalam hati karena malu.
Senior didepanku ini berteriak lagi seraya menunjukku dengan jarinya. "Jika kalian tidak berniat mengikuti acara ini lebih baik keluar! Kami para engineering tidak butuh orang-orang yang tidak memiliki sopan santun seperti kalian!"
"Apa kalian mengerti!"
"Khap phii!!!"
"Dan untukmu N'Krist, kau mendapatkan hukuman mengelilingi lapangan 5 putaran! Sekarang!" Aku menatap protes senior didepanku. Kenapa aku dihukum! Dan sialannya lagi lapangan disini itu sangat luas.
Dengan gerakkan jarinya dia mengusirku dari barisan. Aku mengumpatinya dalam hati lalu bangun dari dudukku.
-------00-------
Entah untuk yang ke berapa kali aku melihat jam ditanganku. Ini sangat membosankan belum lagi aku sudah sangat lelah untuk hari ini. Hari juga sudah mulai gelap, tapi aku masih berdiri di depan kampus seperti orang bodoh. Ini semua gara-gara senior menyebalkan itu, setelah menghukumku mengelilingi lapangan dia masih dengan seenaknya membuatku berlari kesana kemari bersama para mahasiswa baru yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
FanfictionDidunia perffan gua Krist sama Singto bakal berakhir bahagia ≧ω≦ Mempunyai kekasih yang mudah cemburu itu merepotkan, Singto sudah membuktikannya. Kekasih cantiknya yang bernama Krist Perawat itu selalu menarik ulur stok kesabarannya tapi dengan bod...