Diet?

3.3K 334 39
                                    

Krist menatap kekasihnya yang juga sedang menatapnya.

"N'Fiat mantan kekasih Tiw saat di SMA" jelas Singto seolah tahu apa yang ingin ditanyakan pria manisnya.

Krist mengangguk mengerti lalu mengalihkan pandangannya ke arah Knott yang sedang menundukkan kepalanya.

"Jadi kalian satu sekolah dulu?" tanya Krist yang dijawab dengan anggukan kepala dari Singto.

"Benar  dan dia seumuran dengan kalian nong" Aim ikut menimpali.

"Tapi sepertinya p'Tiw sangat terkejut atas kedatangannya phi"

"Kami bahkan juga terkejut nong, hampir dua tahun kami tidak bertemu dengannya setelah dia pindah sekolah saat di tahun kedua"

"Apa dia akan pindah ke kampus kita? Di pertengahan semester awal?" tanya Bright.

"Entahlah" balas Aim seraya mengangkat bahunya.

"Tapi menurutku dia sangat manis" ujar Gun.

Krist mengangguk mendengar penjelasan dari seniornya itu. Ia kembali menatap Knott yang lebih memilih diam saja. Entah kenapa pemuda manis itu merasa simpati kepada temannya itu.

----------00----------

"Hmmpph!" Krist menggaruk pipinya yang tidak gatal, dahinya mengerut kesal. Tatapannya tertuju pada buku tebal ditangannya.

"Aku kesal sekali!" gerutu pria manis itu lalu mengangkat kepalanya untuk menatap kekasihnya yang duduk bersandar di ranjang dengan fokus pada kegiatan membacanya.

"Phi~" panggil Krist

"Hm?" Singto bahkan tanpa mau repot-repot menoleh dari bukunya.

Krist mengerucutkan bibirnya, ia bangkit dari duduknya lalu beringsut mendekati kekasihnya itu.

"Bisakah P'Sing mengajariku, ini untuk ujianku minggu ini. Aku sama sekali tidak mengerti" Krist menatap kekasihnya dengan tatapan memelas.

Singto terkekeh saat melihat wajah kekasihnya itu, ia menutup bukunya lalu menaruhnya di meja nakas. Ia menyuruh Krist mendekat yang langsung dilakukan oleh pria manis itu.

Kini keduanya berhadapan duduk diranjang, dengan buku tebal yang terbuka ditengah-tengah mereka.

Singto mulai memberikan penjelasan menggunakan caranya, dan Krist diam memperhatikan dengan sesekali alisnya berkerut tajam karena bingung atau pun mulutnya yang membulat kecil karena kagum.

"Aku tidak mengerti" cetus Krist dengan pensil dimulutnya. Ia menatap bukunya yang sudah berisi coretan dari Singto.

"Bagian mana yang tidak kau mengerti, baby?" tanya Singto menatap kekasihnya itu, dahinya mengerut saat memperhatikan Krist yang menggigit pensilnya.

"Bagaimana p'Sing bisa melakukan semua ini, bahkan saat dosen yang menjelaskan materi ini aku sama sekali tidak paham" Ujar Krist lalu menatap kekasihnya dengan tatapan kagum.

Singto tertawa kecil mendengar ucapan kekasihnya itu. Ia mengusap rambut Krist dengan gemas.
"Hanya banyak membaca buku" jawabnya.

"Wow pantas saja, itu hal yang tidak aku suka" ujar Krist menanggapi jawaban kekasihnya.

Dan sepasang kekasih itu kembali melanjutkan sesi belajar mereka.

Entah sudah berapa menit berlalu karena saat ini Krist sudah berbaring di atas ranjang dengan wajah lelah. Bukan! mereka tidak melakukan hal-hal yang membuat mereka kelelahan. Hanya saja otak Krist sudah tidak sanggup menerima berbagai rumus kalkulus, sehingga ia lebih memilih berbaring sembari menikmati AC yang sedang mendinginkan otaknya.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang