Jadi gini... Apakah ada yang bertanya kenapa judulnya begitu? :'v
Silahkan simak kisah dibawah ini~ ;;3
Maka anda akan tau kenapa (author sekalian curhat sih) ahahah~
Dan disini saya kembali menjadi Aray~ ((*^^*)Selamat membaca~❤
.....
....
...
..
.
~HAJIMEMASHITA~-dikediaman Aoka-
Dikediamnya seorang gadis terbangun dari tidurrnya, dan mencoba melihat segala sesuatu yang ada disekitarnya.
'Ruang tengah..(?)' batin sang gadis.
Iris hitamnya melihat sekitar lagi, dan bergerak sembari duduk dengan kaki terjulur kedepan. "Wah..." katanya melihat kaki kanannya yang diperban berkat operasi kemarin lalu geleng-geleng kepala.
'Nyeri dan sakit, astagfir....' batin si gadis lalu menghela nafas.
"Yomi-chan!" si gadis dengan nama Aray Aoka memanggil seseorang yang notabe nya adalah saudara kembar Aray. Tidak lama kemudian datang seorang gadis dengan iris mata hijau gelap menatap Aray dengan pandangan bingung.
"Ada apa??" tanya Yomi sembari berjongkok didepan Aray. "Ano.. Aku ingin ke toilet..." balas Aray dengan polosnya, yang direspon dengan tatapan datar Yomi yang seolah-olah mengatakan 'lalu-kenapa-memanggil-ku-?'.
"Kalau aku bisa sendiri aku tidak akan memanggilmu tau..." ucap Aray lalu mencubit kedua pipi Yomi. "Kamu tidak ingat apa yang dikatakan dokter??" kata Aray sambil menggembungkan pipinya kesal, Yomi yang diperlakukan seperti itupun langsung mencoba mengingat sesuatu.
*flasback*
-*RS(ruang rawat-inap Aray)*-
Ketika Aray tengah tidur diatas ranjang rumah sakit dengan tangan diinfus dan kaki kanan diperban, seorang dokter beserta beberapa perawat datang memasuki ruang inap Aray.
"Nona Aoka" panggil sang dokter pada Aray, Aray menggeliat lalu terbangun. "Eh.. Ada pak dokter..." ucap Aray kemudian mencoba duduk, dan direspon oleh tindakan mencegah dari para perawat. "Tidak usah duduk tidur saja nona" ucap salah satu perwat sambil tersenyum dan dibalas oleh anggukan Aray.
Klek
Pintu terbuka dan Yomi beserta ibu mereka masuk sambil membawa obat untuk Aray. "Okaa-chan!" panggil Aray pada ibunya dan dibalas anggukan serta senyum damai sang ibu.
"Ada apa, dokter?" tanya sang ibu pada dokter yang tengah memeriksa kantung infus Aray. "Tidak apa nyonya, hanya ingin memberi tahu bahwa putri anda sudah bisa pulang nanti siang" kata sang dokter sambil tersenyum.
Mata Aray berbinar senang.
Yomi tersenyum (sangat, bahkan tidak terlihat) tipis
Ibu mereka mengucapkan syukur lalu berterima kasih pada sang dokter.
"Ganti infusnya jadi antibiotik" titah sang dokter pada salah satu perawat dan si perawat langsung bergerak untuk memenuhi titah sang dokter. Dokter tadi menoleh pada keluarga Aoka lalu tersenyum.
"Tapi ada pantangannya.." ucap sang dokter sambil melihat Aray. "Jangan sampai basah ya kaki nya, dan jangan terlalu banyak gerak" lanjut sang dokter dan dibalas anggukan Aray semangat.
Plak
Sebuah sentilan kecil diberikan Yomi pada kening Aray, Aray meringis kesakitan lalu menatap Yomi kesal.
"Jangan salahkan aku... Salahkan dirimu sendiri, tadi dokter bilang jangan terlalu banyak gerak kan? Lalu kenapa kau sangat bersemangat menganggukan kepalamu? Ingin batal pulang?" tanya Yomi datar pada Aray, yang ditanya hanya memasang wajah dengan tampang 'oh-begitu-?-maaf-kalau-gitu'.
"Yaudah kami permisi dulu" kata dokter setelah melihat salah satu perawat telah selesai menganti kantung infus Aray dengan antibiotik.
Dan ketika dokter keluar, ibu Aray dan Yomi tidak henti-henti nya mengucapkan terima kasih.
*flashback off*
'Ah aku ingat...' batin Yomi sambil melihat Aray.
"Jangan sampai kena basah kan kakinya.." tebak Yomi lalu dibalas anggukan kepala Aray serta tanda peace. "Iya itu dia~!" jawab Aray. "Bantuin aku dongg, aku gak tahan" ucap Aray sembari tersenyum disertai aura blink-blink disekitar wajahnya.
"Yasudah ayo berdiri dulu..." kata Yomi sambil membantu kakak kembarnya itu berdiri dan berjalan kearah dapur. "Diam disitu dulu..." ujar Yomi lalu menjauh dari Aray. "Eh!?!" kaget Aray dengan segera mencari pengangan.
"Mau...kemana?? Ukh..." tanya Aray dengan nada menahan sakit. "Mencari alat yang bisa membuat kakimu tetap kering selama di toilet" balas Yomi sambil menarik plastik yang berukuran sedang lalu menyerahkannya pada Aray. Dan dibalas tatapan bingung Aray.
"Mulai sekarang sampai kakimu membaik, kalau ingin ketoilet pakai plastik pada kakimu yang sakit oke?" ujar Yomi pada Aray sembari membungkus kaki Aray dengan plastik tadi.
"Hah..!?! Serius Yomi-chan!?" ucap Aray kaget tersirat nada tak terima didalamnya. "Iya dan jangan membantah.. Lakukan saja.." balas Yomi dengan nada malas. Dan dibalas wajah masam dari Aray.
Kresek, kresek, kresek
Bunyi plastik ketika Aray berjalan terdengar diseluruh dapur, dan itu semakin membuat wajah kakak kembar Yomi berwajah masam
'Serius nih?! Sebelah kakiku dibungkus plastik ketika ingin ketoilet!? Tidak mungkin!!!' batin Aray masam tapi sayangnya hal itu tidak dapat diungkapkannya pada Yomi. Lalu Aray melihat kakinya yang telah dibungkus plastik sebelum masuk ke
ABOUT US!
CHAPTER 6
-SELESAI-See ya~!
737 kata

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US!
RandomHanya dibuat untuk hiburan. Dibaca, divote dan comment jika tertarik =w= Sebenernya ini buku tentang author sih :'v Semacam curhatan sang author?? Ya anggap saja begitu, kesal, senang, sedih, dan berbagai kegabutan yang dirangkum sedemikian rupa dal...