Disuatu kelas di sekolah SMA jurusan IPS. Saat itu tengah freeclass sehingga membuat suasan gaduh dikelas XI IPS itu.
Seorang gadis bersurai silver kepang dua sedang berjalan kearah tempat ia duduk di kelas, diikuti oleh gadis bersurai hitam panjang bermanik hitam yang dibaluti kacamata itu tampak terkekeh kecil karena temannya yang bersurai hitam pendek sebahu.
Sampai sang gadis bersurai silver itu berteriak kerena menemukan sebuah pulpen.
"Pulpen siapa ini!!" teriak sang gadis bersurai silver itu, netra merah matanya menatap kearah seisi kelas.
"Nesami... Ambil saja untukmu, rezekimu.." ujar gadis bersurai hitam panjang, manik hijau gelapnya sibuk membaca novel tanpa sedikitpun menoleh pada gadis yang berteriak.
"... Tapi, Yomi--" ujar gadis bersurai silver, bernama Yoshihiro Nesami itu terpotong oleh beberapa sahutan --teriakan-- dari anak cowok dikelas itu.
"Punya ku!!"
"Punya w juga"
".... Punya gw, Yoshi!!"
"Nesaaa, itu punya w mintaa!!"
Gadis bersurai hitam panjang yang baru saja duduk, langsung menoleh kearah sumber suara. Manik hitam mata yang dibalutu kacamata itu hanya bisa berkedip-kedip karena tindakan anak cowok dikelasnya yang mencoba ngaku-ngaku karena sebuah pulpen.
Menggelengkan kepalanya dan berujar. "Nesami-chan sih, ada-ada saja..". Nesami menoleh pada sang gadis bernama Aray, dan hanya memasang wajah -tolong-aku-Aray-!-!-!-.
Aray tersenyum canggung, langsung mengabaikannya tak mau ikut campur karena takut kena amukan anak cowok itu. Mereka galak kata Aray.
Anak perempuan bersurai pendek sebahu, yang diketahui bernama V hanya bisa tertawa kecil. "Ahahah~ Aray ga mau bantuin~"
"Diem deh V.."
"Ga bisa Chinty!! Sumpah, baru kali ini Aray nolak dengan cara begitu.. Ahahah~"
"Lucu ya, Yomi-chan..?"
"..... Ga tau.."
"SEKOLAH MODAL MAKANYA!!" teriak Aray, pada anak cowok yang berhasil -menipu- mendapatkan pulpen dari Nesami.
.
.
Seorang guru memasuki kelas XI IPS itu sembari tersenyum tipis, membuat seluruh siswi bersorak dan siswa heboh, terkecuali kelima gadis yang berada dipojok depan dekat pintu.
Kelima gadis itu sibuk sendiri, ada yang menggambar, mendengarkan musik, dan bercerita.
Walapun guru sudah datang, kelas XI IPS itu masih berisik, Aray menggeleng dan menghela nafas melihat guru yang seharusnya memberikan materi malah dikerumuni oleh anak-anak cewek yang lain. Aray langsung melanjutkan acara ngegambarnya.
Gadis bersurai diatas bahu itu menatap datar kearah guru yang tadi ditatap Aray, sementara Nesami dan V masih bercerita.
"Hah.. Bapaknya kok ga ngajar sih..." ujar Aray sambil menidurkan kepalanya diatas gambarannya lelah. "Mana bapaknya mau aja dikerumuni gitu.. Senyam-senyum ga jelas.. Bukannya nyuruh mereka duduk.." lanjut kesal Aray sembari melirik gambarnya dari posisinya tadi.
"..... Jangan berisik Aray-tan" ujar Yomi tanpa melirik Aray sama sekali, matanya masih terfokus pada setiap kalimat dan paragraf yang ada di novel.
".... Seharusnya bukan padaku, Yomi-chan berkata begitu... Tapi pada merekaaa!!" kesal Aray menatap Yomi lalu menatap kerumunan anak cewek yang memang lebih berisik dari Aray.
"........"
"Kenapa Aray?" tanya Nesami semabri melihat Aray yang masih dengan posisinya -menidurkan kepala diatas gambarnya-
"..... Bapaknya ga mau ngajar kita ih.. Malah ngurusin itu merekaaaa"
"Ngurusin anak caper?" kata V menekan kata caper, Yomi melirik sejenak lalu kembali membaca novelnya.
Nesami langsung terkekeh kecil mendengar ungkapan V, sembari melihat gurunya itu, bukan sekedar anak cewek saja.
"Dikasih guru galak baper, dikasih guru baik caper" celetuk Chinty sembari mengikuti posisi Aray, dan memejamkam matanya, lelah.
"Chinty ga boleh gitu ah.." kata Aray sweatdrop walau Aray juga ngerasa perkataan Chinty ada benarnya juga. Bukan hanya Aray, namun V dan Nesami juga ikutan sweatdrop. Lain halnya dengan Yomi, ia menutup novelnya dan menindurkan kepalanya diatas meja dan menghadap Aray.
"..?"
"Gurunya juga sih, bukannya tegas malah gitu... Mau aja ditanya-tanya gitu.." ujar Nesami yang masih sweatdrop, V hanya terkekeh pelan.
Yomi menegakkan tubuhnya dan posisi duduk sempurna, membuka novelnya lagi. Sembelum membaca, ia berujar.
"Gurunya kebelet tenar sih.." setelah mengatakan itu netra hijau Yomi kembali fokus pada teks novelnya. Reaksi orang sekitarnya?
Aray cengo, melihat adiknya.
Nesami ga tau ngomong apa.
Chinty, membuka matanya dan menatap Yomi.
V, nyengir seolah hal itu lucu.
"Adikku.. Ga bai---" ucap Aray terpotong oleh..
"WAHH, YOMI PARAH.." Nesami yang menatap Yomi.
"Ahahaha... Kenyataan" jawab Yomi pendek yang disertai tawa datar.
ABOUT US!
CHAPTER 12
-SELESAI-A/n;
Maafkan lama apdet di book ini :'))
Mungkin ini efek karena naik kelas XI dan banyak tugas juga :')) //sumpah tugas datang ga kenal waktu...\\Ibarat gugur 1 tumbuh 1000, seperti itu tugas yang datang pada ku :')) /halah, cuhat malah.
Mungkin juga efek karena sakit? =^="
Intinya saia bisa apdet lagi :'>
Ini tuh kejadian tadi disekul. Sumpah kesal dan apalah sama guru sejarah saia :'))
Padahal banyak yang ingin diceritain di book ini, tapi beneran ga sempat ngetik.. Ini aja sempetin karena kesal :''|//maapkeun abdi\\
Yeah, pokoknya tunggu book ini apdet ay~! ^^)7
Salam kasih sayang~♡ -Aray
Jaa, matta nee -Yomi
See ya~!
770 kata

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US!
RandomHanya dibuat untuk hiburan. Dibaca, divote dan comment jika tertarik =w= Sebenernya ini buku tentang author sih :'v Semacam curhatan sang author?? Ya anggap saja begitu, kesal, senang, sedih, dan berbagai kegabutan yang dirangkum sedemikian rupa dal...