Progam Kesehatan -disuntik-

46 6 0
                                    

Hari ini, dilakukan progam kesehatan disebuah sekolah SMA Negeri. Progam kesehatan itu berupa suntik Difteri.

Dan sekitar jam 10:00 progam kesehatan itu dilaksanakan, yang diutamakan anak kelas X .

Gadis dengan surai hitam panjang dan iris hitam bernama Aray sedang berjalan gugup melewati kerumunan orang-orang yang sudah selesai melakukan progam kesehatan a.k.a disuntik.

Disampingnya dengan rupa yang sama hanya berbeda iris mata saja Yomi adik kembar Aray berjalan dengan tenangnya dan santainya mengabaikan orang-orang yang mereka lalui.

"N..ne Yomi-chan, ke..kenapa mereka menangis..??" tanya Aray gugup tetapi mencoba tenang, Yomi yang mendengar pertanyaan kakaknya hanya bisa menggeleng tidak tau.

Ketika sudah sampai didepan UKS , langsung saja Aray mendekati temannya. Surai ungu, iris silver itu terlihat gugup didepan pintu UKS.

"Lia-san kenapa tak masuk?" tanya Aray bingung ketika sudah sampai dibelakang, temannya. "Eh!?! A.. Aray-san!? Se..sejak kapan kau disini?" pekik Lia kaget.

"Te..tenanglah... Dan aku baru saja sampai.." jawab Aray canggung. "Lia..? Kenapa mereka pada menangis?" tanya Yomi sambil melihat kerumunan orang diluar ruang UKS. "I..ITU!! A..ADA YANG DISUNTIK TAPI KELUAR DARAH BANYAK!!" jawab Lia histeris.

Yomi beroh ria sedangkan Aray tak berkata apa-apa.

"Hiks.. Hiks.. Sa..sakit"

"Ta..tadi.. Hiks, ke..keluar ba..banyak darahnya"

"Hiks..hiks"

'Suara dari kerumunan orang-orang itu bisa membuat salah paham..' batin Yomi sambil menggeleng. Dan pandangan Yomi kembali mengarah kearah Aray.

Didapatinya kakak kembarnya itu diam mematung dengan wajah yang sangat pucat berdiri depan pintu UKS.

'Aray-tan... Jangan sepucat itu juga dong...' batin Yomi sweatdrop.

"Yak selanjutnya" ujar kakak penjaga pintu neraka/g. UKS pada giliran selanjutnya.

Dan Lia hanya menggeleng kuat, entah kerana dorongan Lia atau tarikan si kakak penjaga pintu. Malah Aray yang masuk kedalam ruangan UKS.

"Eh..??" gumam Aray pelan.

Berjalan pelan kearah ibu puskesmas yang tengah mengganti jarum suntik yang lama dengan jarum suntik yang baru, duduk disamping si ibu tadi dengan senyuman yang kecut.

"Lho? Udah sarapan belum? Kok mukanya pucat?" tanya si ibu puskesmas pada Aray, yang ditanya hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Jarum suntik ditusukan kearah botol menarik isi botol tersebut kedalam suntikan.

Setelahnya di sentil beberapa kali.

Lalu..

Jarum suntik diarahkan kearah lengan Aray.

Dengan senyuman diwajah pucatnya, Aray tak merasakan apapun ketika jarum suntik sudah menempel bahkan memasukan cairannya kedalam tubuhnya.

Tapi...

Ketika jarum suntik ditarik dari lengan Aray..

Nyut

Nyeri dan denyut Aray rasakan.

"Te.. Terima kasih banyak, ibu puskesmas"  ujar Aray lalu bangkit serta berjalan keluar UKS dengan linglung dan tubuh gemetar

"A.. Aray-san ?! Sakit tidak!?" tanya Lia heboh.

'Jangan terlalu heboh please... Kau dari tadi disini tapi belum masuk juga..' Yomi membantin lagi.

"A--are?? Tak sakit kok.." ucap Aray dan senyuman menghiasi wajah pucatnya.

'. . . . .'

'Bagaimana bisa percaya, jika yang mengatakannya orang dengan wajah pucat dan tubuh gemetaran begitu?' batin Yomi dan Lia bersamaan.

Sementara Aray? Hanya tersenyum kepada Yomi dan Lia.

ABOUT US!
-CHAPTER 8 -
SELESAI

See ya~!
483 kata

ABOUT US!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang