8. Ternyata Yama

302 29 0
                                    

Icha melangkahkan kakinya ke dalam apartemen itu dengan wajah berseri-seri.
Namun saat dirinya baru saja ingin memasuki kamarnya, tiba-tiba suara Metta mengagetkan dan menghentikan langkahnya.

"Icha, ya ampun akhirnya lo pulang juga. Lo tau nggak semalam gue nyariin lo. Lo kemana aja sih? Gue kira lo di culik." Omel Metta saat melihat Icha yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Metta santai aja napa. Gue kan baru pulang."

"Ya gimana gue mau nyantai coba? Lo semalaman gak pulang, Gue bingung nyariin lo, gue udah mikir kalau lo itu di culik." Ucap Metta.

Icha hanya senyum-senyum mengingat apa yang terjadi padanya semalam.

"Iya gue emang di culik." Jawab Icha yang seketika membuat Metta kaget.

"Apa, Jadi lo beneran di culik? Lo tau gak siapa yang nyulik lo? Maksud gue lo ingat gak ciri-ciri orang yang nyulik lo? Biar kita laporin ke polisi aja." Ucap Metta hampir tak pakai titik koma.

Icha mengangguk, "iya gue di culik. orang yang nyulik gue itu ciri-cirinya, ganteng, hidungnya mancung, tatapannya bikin meleleh, terus senyumnya manis." Jawab Icha sambil membayangkan wajah David.

"Eeh, tapi penculiknya jangan di laporin ke polisi mending, laporin ke penghulu aja." Sambung Icha yang di hadiahi tatapan geram dari Metta.

"Lo ya orang lagi serius lo malah becanda. Tau gini, semalam gue gak nyariin lo." Ambek Metta.

"Iih Metta jangan ngambek dong. Nih ya gue ceritain, jadi semalam itu gue..." Icha akhirnya menceritakan semua yang terjadi dengan dirinya.

"Jadi semalam lo di kejar-kejar preman, terus lo di tolongin David?" Tanya metta apa yang di ceritakan Icha.

Gadis yang sedang di tanyai itu hanya mengangguk.

"Terus lo di bawa ke rumahnya, dan baru di anterin pulang pagi ini?" Sambung Metta, seolah tak percaya.

Sementara Icha lagi-lagi hanya mengangguk.

"Gimana beruntung banget kan gue?" Tanya Icha sambil menaik turunkan alisnya

"Iya lo nya beruntung, gue nya yang susah nyariin lo"

"Hehehe." Icha menyengir kuda. "Lo mau kemana?" Tanya Icha yang melihat Metta pagi sudah berpakaian rapi.

"Jadi tadi rencananya gue mau nyariin lo. Tapi karena lo udah ada, terus gue juga udah terlanjur dandan. Yaudah gue mau jalan aja sama pacar gue." Jawab Metta.

"Ha? Emang lo punya pacar?"

Metta tidak langsung menjawab pertanyaan Icha. Dia menarik Icha untuk duduk di sofa.

"Lo inget nggak anak fakultas hukum yang pernah gue ceritain ke lo?" Ucap Metta yang justru bertanya balik ke Icha.

"iya gue ingat, yang lo bilang cowok keren banyak yang naksir itu kan?"

Metta mengangguk. "Dan cowok keren itu sekarang pacar gue."

Namun saat Metta ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Icha, tiba-tiba bel berbunyi.

"nah, tuh pacar gue udah dateng." Ucap Metta dan langsung berjalan membuka pintu.

"Udah siap? Ayo kita mau nyari temen kamu ke mana dulu?" Tanya seorang cowok yang berperawakan tinggi itu ketika Metta membuka pintu.

"Eeh, gak jadi yang. Alhamdulillah temen aku udah pulang kok."

Sementara itu Icha yang penasaran dengan pacar baru Metta, berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu. seketika matanya terbelalak saat melihat cowok yang berdiri di depan Metta.

"Cha kenalin ini Yama pacar gue." Ucap Metta yang mengetahui bahwa Icha berdiri di belakangnya.

"Yama? Ini hansamu yama? Oh my god, Metta jadi lo pacaran sama yama?"

"Kenapa cha? Lo kenal sama Yama?" Metta bertanya balik.

"Yaiyalah gue kenal. Eehh tunggu dulu, Metta jangan bilang kalo lo nggak tau siapa pacar lo ini?"

"Maksudnya apa sih cha, ya jelaslah gue tau Yama, orang dia pacar gue." Jawab Metta.

"Bukan itu maksud gue Metta. Astaga jadi lo beneran gak tau? Pacar lo ini pemain bola terkenal, sama kayak David, dia timnas Indonesia juga." Jelas Icha kepada Metta.

"HA? emang bener? Sayang kok kamu gak pernah cerita sih sama aku?" Ucap Metta yang kini menatap Yama pacarnya.

"Maaf ya aku belum sempet ngasih tau kamu. Aku pikir kamu udah tau." Jawab Yama.

***

Sementara itu setelah mengantarkan Icha pulang, David memutuskan menuju ke rumah Bella pacarnya.

"Pagi bel," sapa David kepada Bella yang baru saja membuka pintu.

Namun Bella tidak membalas sapaan David. Bahkan dia tidak mempersilahkan David duduk.

"kamu kenapa sih? Kok cemberut gitu?" tanya David.

Lagi-lagi Bella tidak menjawab pertanyaan David.

"Sayang kamu kenapa sih? kalau lagi ada masalah cerita ke aku."

Bella kini menatap David dengan tatapan curiga.

"Kamu semalam kemana aja?" Tanya Bella akhirnya mengeluarkan suara.

"Aku gak kemana-mana."

"Yakin? Kok kayaknya aku ngelihat kamu lagi gendong cewek lain?" Tanya Bella sarkatik.

"Oh itu, Kamu ingat gak cewek yang minta foto bareng sama aku di parkiran mall? Semalam dia di kejar jambret dan aku nolongin dia." Ucap David menjelaskan kepada Bella.

"Terus kenapa pakai gendong-gendong segala?" Tanya Bella yang masih sedikit marah.

David yang gemas melihat Bella yang sedang marah, meraih kedua tangan Bella.
"Aku gendong dia karena kakinya sakit. Bel, pliss percaya sama aku, Aku gak mungkin selingkuh, aku cuman sayang sama kamu." Ucap David sambil menatap Bella.

Sementara Bella sedikit luluh karena tatapan David.

"Jangan marah lagi ya." Ucap David.

"Iya. maaf ya udah curiga sama kamu." Balas Bella yang di hadiahi David dengan cubitan di pipi.

***

Siang ini David, Bella dan juga Aldi sedang berada di sebuah Caffe tempat mereka janjian. Namun kali ini mereka terlihat sedang menunggu teman mereka yang juga sudah janjian untuk datang ke sini.

Dan tak berapa lama, teman yang di tunggu pun tiba.

"Sorry guys gue telat, jalanan macet banget."

"Santai aja bro." Jawab David.

"Dia siapa bro? Gebetan baru ya?" Tanya Aldi yang melihat sahabatnya membawa cewek.

"Oh kenalin ini Metta pacar gue." Jawab Yama memperkenalkan Metta pacarnya.

Metta pun menyalami satu persatu sahabat Yama pacarnya.

***

Please give me your vote and comment.

Dream(lucky Fans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang