9. Holiday

263 25 2
                                    

"Iya mah aku baik-baik aja kok, di sini." Ucap Icha kepada mamanya via handphone.

"Syukurlah, ya udah kamu jangan lupa makan ya."

"Iya mah, mama juga jaga kesehatan ya."

"Iya sayang, yaudah ya assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" ucap Icha mengakhiri sambungan telepon itu.

Icha memang selalu menyempatkan diri untuk menghubungi mamanya yang berada di jogya. Meski dirinya sudah menikmati kehidupan di Ibukota ini, namun tetap saja hatinya sering merasakan rindu kepada mamanya.

Gadis itu meletakan handphonennya di atas nakas, lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 7 malam.
Icha menuju ke ruang tengah di mana di sana ada Metta yang sedang asik menonton tv.

"Eeh Lo main ngambil-ngambil aja." Ucap Metta saat Icha merampas snack kentang yang berada di tangannya.

"Bagi dikit kali." Ucap Icha yang langsung duduk di samping Metta dan ikut menonton Drama yang sedang di putar Metta.

"Itu koper siapa ta?" Tanya Icha yang melihat ada koper kecil di depan kamar Metta.

"Oh itu koper gue" Jawab Metta tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

"Emang lo mau kemana?"

"Besok gue mau ke puncak, mau ngerayain tahun baru di sana?" Jawab Metta.

"APA?" Teriak Icha. Mulutnya terbuka, matanya lebar serta nafasnya yang naik turun.

"Metta lo mau liburan, dan lo gak ngajak gue?" Sambungnya.

"Ya, gue kan diajak sama pacar gue." Ucap Metta santai.

"Lo liburan berdua doang sama Yama?" Tanya Icha.

"Hmm,, gak sih, kita berlima bareng teman-temannya Yama, ada David, Bella, sama Aldi."

Siang tadi saat Metta berkumpul dengan teman-temannya Yama, mereka memang membahas tentang rencana liburan ke puncak.

"WHAT? Ada David juga? Aaa.. Metta gue mau ikut dong. Gue kan juga pengen liburan bareng David." Pinta Icha.

"Gak, gak yang ada di sana lo malah ganggu si David sama Pacarnya." Tolak Metta.

"Masa lo tega sih gue tahun baruan sendirian di sini? Metta, ayo dong gue ikut, gue janji deh gak bakal ganggu si David." Bujuk Icha kepada Metta.

"Hmm, yaudah deh lo boleh ikut. Udah sana lo packing dulu besok pagi kita berangkat." Ucap Metta akhirnya.

sebenarnya Metta memang berniat mengajak Icha, agar Aldi yang jomblo ada temannya, hanya saja tadi Metta sedikit mengerjai Icha, biar gadis itu tau gimana rasanya di kerjain.

"Asik, nah gitu dong, itu baru namanya temen." Ucap Icha sambil mencubit pipi Metta kemudian berlari ke kamarnya, sebelum Metta melemparnya dengan bantal sofa.

***

Pagi hari di lobi apartemen,
Icha dan Metta sedang menunggu Yama untuk datang menjemput. Mereka memang akan berangkat menggunakan mobil milik Yama.

Icha sendiri sekarang sudah siap dengan satu koper kecil yang berisi pakaiannya dan juga tas ransel di punggungnya yang berisi snack yang baru dibelinya semalam.

Tak berapa lama, terlihat sebuah mobil berhenti dan nampak Yama yang turun dari mobil lalu menghampiri Icha dan Metta.

"Udah siap?" Tanya Yama.

Metta mengangguk, kemudian terlihat Yama langsung mengambil koper milik Metta dan memasukannya ke bagasi.

"Duh ini gak ada yang mau bantuin gue. Gini nih nasib orang jomblo." Keluh Icha yang sedang kesusahan menarik kopernya.

"Boleh gue bantu?"

Icha menghentikan usahanya mengangkat koper, lalu menolehkan pandangannya ke arah belakang.

"Aldi?" Seru Icha.

Aldi tersenyum. "Gimana boleh gue bantu?" Tanyanya lagi.

"Oh iya boleh, makasih ya." Jawab Icha berusaha menjaga sikapnya, karena dia sudah berjanji sama Metta. Walaupun sekarang ini di hadapannya ada Rezaldi Hehanusa salah satu idolanya juga selain David.

Setelah Aldi memasukan koper Icha ke bagasi, keduanya langsung saja masuk ke dalam mobil yang di kendarai Yama.

Posisi duduk sekarang ini yaitu Metta duduk di samping Yama yang sedang menyetir, kemudian di belakang kursi kemudi terdapat David dan Bella, dan yang terakhir Icha dan Aldi yang duduk di belakang.

Mobil pun melaju, membawa mereka dalam perjalanan yang panjang.

Selama perjalanan, perhatian dan pandangan Icha selalu tertuju ke David dan Bella yang sekarang ini terlihat Bella sedang menyandarkan kepalanya di bahu David, sementara laki-laki itu merentangkan tangannya merangkul Bella.

Ada rasa cemburu yang kini Icha rasakan, namun dia berusaha menepis perasaan itu.

"Sabar icha, lo gak boleh cemburu kayak gini, dia hanya idola lo." Batin Icha.

Tanpa di sadari gadis itu, bahwa sekarang ini ada seseorang yang juga memperhatikannya, seseorang yang duduk di sampingnya, seseorang yang tak lain adalah Aldi.

***

19.00 pm

Sebuah villa kecil milik keluarga Yama yang berada di puncak ini menjadi tujuan dari Yama, David, Aldi, Bella, Icha dan juga Metta.

Setelah beristirahat dan makan malam, sekarang David dan Bella sedang duduk di sebuah gajebo yang berada di samping vila.

Gajebo ini menjadi tempat yang sangat pas untuk bersantai sambil menikmati pemandangan dari atas puncak yang sangat indah. Di tambah dengan langit malam yang bertaburan bintang, membuat suasana di sini terasa sangat nyaman bagi kedua insan ini.

"Aku seneng banget, akhirnya kita bisa liburan bareng kayak gini." Ucap Bella, yang sekarang ini sedang bersandar di pundak David.

"Aku juga senang bisa ngajak kamu ke sini." Jawab David semakin mengeratkan rangkulannya. "Tetap seperti ini ya, selalu ada di samping aku, aku sayang banget sama kamu." Lanjut David.

Bella menatap lekat wajah David, dia merasa sangat beruntung memiliki seorang pacar kayak David.

Selama dua tahun mereka berpacaran ini, David selalu sabar menghadapi sikap Bella yang kadang kekanak-kanakan, dan itu yang membuat Bella tak ingin melepaskan dan kehilangan David.

Bella berdiri dari posisinya, "i love you beb, always love you." Seru Bella sambil mengedipkan matanya yang membuatnya terlihat sangat imut di mata David.

David tersenyum lalu berdiri memeluk kekasihnya itu sambil mengelus lembut rambutnya yang panjang. Bella membalas pelukan David dengan sangat erat.

Tanpa mereka sadari dari sudut lain, seorang gadis sedang terdiam menatap mereka. Matanya terasa panas dan dadanya mendadak sesak, bahkan gadis itu tidak sadar kalau cairan bening berhasil keluar dari kelopak matanya.

Sangat sakit memang ketika melihat orang yang cintai begitu mencintai orang lain, ketika kita memendam rasa namun orang itu tak menyadarinya, saat kita bisa di dekatnya namun tak banyak hal yang bisa kita lakukan.

Namun begitu, meski sakit dan menyesakan Icha harus tetap menyadarkan dirinya bahwa dirinya hanya seorang fans, seorang fans yang beruntung bisa kenal dengan idolanya.

"Harusnya gue bahagia bisa liburan bareng idola gue, harusnya gue bisa nikmatin liburan ini. Sadar cha, lo harus tau diri lo hanya fansnya di sini dan lo gak berhak buat berharap banyak sama idola lo." Batin Icha.

***

please give me your vote and comment😉

Dream(lucky Fans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang