David yang kini sedang berada di dalam mobil Volkswagen miliknya terlihat gusar.
Sesekali pria itu menatap layar handphone-nya yang sudah beberapa hari ini tidak mendapatkan notif dari kekasihnya.
Lagi. David mencoba untuk menghubungi kekasihnya, namun yang terdengar hanya suara operator yang memberitahukan "maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi".
David meletakan kasar handphone-nya di atas dasboard mobil. Lalu pria itu menyalakan mobilnya dan membawanya ke rumah seseorang yang beberapa hari ini tidak memberinya kabar sama sekali.
Tak berapa lama kemudian, David tiba di depan sebuah rumah bercat putih. pria itu pun turun dari mobilnya, lalu melangkah ke gerbang pagar yang terkunci.
Dari luar David tidak melihat adanya mobil yang terparkir di halaman rumah itu yang menandakan bahwa pemiliknya sedang tidak ada di rumah.
David kembali masuk ke mobilnya, menoleh sebentar ke rumah itu, lalu kemudian memacu mobilnya untuk kembali ke rumahnya.
Saat sampai di rumah, David ingin langsung menuju kamarnya untuk menenangkan pikiran.
"David, baru pulang kok gak salam sama mama." Ucap Resti kepada anaknya yang tidak menyadari kalau dia sedang duduk di sofa.
David menghentikan langkahnya lalu berbalik menghampiri Resti.
"Maaf mah, David tadi gak liat kalo mama duduk di sini." Ucap David menyalami mamanya lalu duduk di samping mamanya.
"Gimana latihannya. lancar?" Tanya Resti.
David menyandarkan tubuhnya di sofa. "Lancar mah."
Resti mengernyitkan keningnya saat melihat raut muka anaknya. "Kamu kenapa sayang? kok mukanya kusut gitu?"
"Gak kenapa-napa kok mah, cuma capek aja."
"Yakin? Kamu gak mau cerita ke mama tentang masalah kamu?"
David menghela nafasnya. sejak kecil dia memang tidak bisa berbohong di depan mamanya, karena mamanya itu pasti tau kalau David sedang berbohong.
"Soal Bella mah." Ucap David
"Kenapa sama Bella? Kalian berantem?" Tanya Resti.
David menggeleng.
"Terus?" Tanya Resti penasaran.
"Sejak pulang dari puncak, Bella sama sekali gak hubungin David mah, handphone-nya juga gak aktif," Ucap David.
Memang semenjak pulang dari puncak Bella seolah menghindari David, dia tidak pernah membalas dan mengangkat telpon dari David.
Awalnya David belum terlalu memikirkan hal itu, karena dia berpikir Bella hanya tidak ingin mengganggunya, karena dia harus fokus latihan untuk persiapan timnas menghadapi islandia untuk laga uji coba.
Dan sekarang saat laga itu telah usai, David dan pemain lainnya juga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, namun Bella masih saja tidak menghubunginya.
"Kamu sudah coba ke rumahnya?"
David mengangguk. "Tadi David ke rumah Bella, tapi rumahnya sepi gak ada orang."
"Sabar ya sayang, mungkin saja Bella sedang ada masalah yang harus dia selesaikan." Ucap Resti mengusap bahu anaknya.
"Oh ya, bentar sore mama udah harus pergi ke Kalimantan." Sambung Resti yang seketika membuat David tersentak.
"Kok cepet banget mah? Apa gak besok aja?"
"Gak bisa sayang, papa kamu tadi udah hubungin mama dan minta mama untuk berangkat sore ini," Jelas Resti.
Resti memang akan berangkat ke Kalimantan, untuk menemani suaminya yang akan meresmikan sebuah hotel di sana. Ayah David adalah seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang properti.
"Terus mama di sana berapa lama?" Tanya David
"sekitar tiga hari. Kamu gak apa-apa kan di tinggal sendiri."
"Ya gak apa-apa lah mah, emang David anak kecil."
Resti tersenyum melihat anaknya.
***
07.00 pm
Dan seperti yang di katakan Resti, sore ini David mengantarkan mamanya ke bandara.
Terdengar suara pemberitahuan yang mengatakan bahwa beberapa menit lagi pesawat akan berangkat.
Resti pun segera berpamitan kepada David. Setelah memastikan mamanya telah berangkat, berlalu meninggalkan bandara itu.
Dalam perjalan pulang ke rumah David kembali teringat dengan Bella. Dia pun memutuskan untuk kembali menuju rumah Bella, untuk mengecek kalau kekasihnya itu sudah berada di rumah atau tidak.
Tak butuh waktu lama bagi David untuk sampai, karena memang jarak bandara dan rumah Bella yang tidak terlalu jauh.
David menhentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Bella. David bernafas lega saat mengetahui bahwa mobil Bella kini telah terparkir di rumahnya.
Namun David mengernyitkan keningnya saat melihat ada mobil lain yang terparkir di sana.Dengan segera David turun dari mobilnya, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan pacarnya itu dan menanyakan tentang perihal Bella yang menghilang beberapa hari ini.
Dia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu begitu mendengar namanya di sebut-sebut oleh orang yang ada di dalam rumah itu.
David mendekatkan sedikit tubuhnya ke pintu itu untuk mendengar jelas apa yang sedang apa yang sedang di bicarakan.
"Aku gak bisa jujur sekarang bel!" Terdengar suara cowok yang nampak kesal.
"Aku gak mau nyakitin perasaan David," sambung cowok itu.
"Tapi sampai kapan kita nyembunyiin ini? Hubungan aku sama David belum berakhir, sementara pertunangan kita gak lama lagi." Jawab seorang cewek dari dalam sana.
"Bella kasih aku waktu untuk ngomong sama David."
Rahang David menegang. David segera mendorong pintu yang ada di depannya untuk mengetahui siapa lawan bicara Bella di dalam sana.
Kedua orang itu menoleh dan kaget melihat David yang berdiri di ambang pintu.
Rahang David semakin menegang ketika mengetahui fakta yang di lihatnya. Dia menatap tajam dua orang yang ada di hadapannya saat ini.
"BANGSAT!" teriak David, wajahnya memerah. Dia seolah tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
***
Please give your comment and vote