Sudah hampir dua minggu berlalu sejak dirinya menginap di rumah David, namun sampai sekarang Icha masih belum bisa melupakan kejadian itu. Dia masih sering senyum senyum sendiri kalau mengingat kejadian itu, bangun pagi menatap wajah David, menyiapkan sarapan untuknya, dan di puji karena masakannya enak. Berasa seperti seorang istri yang sedang melayani suami, begitu pikir Icha.
"Hot chocolate-nya satu," suara pelanggan itu menyadarkan Icha dari lamunannya.
sore ini Icha sedang berada di cafe tempatnya bekerja.
"Baik mas, silahkan tunggu di..." balas Icha yang terpotong ketika melihat ke arah pemesan minuman tadi.
"Hai," sapa pria itu. "Ternyata lo kerja di sini?"
"Eh, iya gue kerja di sini." Jawab Icha gugup. Bagaimana tidak baru saja tadi Icha membayangkan idolanya itu, tapi sekarang tiba-tiba David muncul di hadapannya.
***
David duduk di salah satu sudut cafe sambil menyeruput hot chocolate yang tadi sudah di pesannya. sorot matanya terus memandangi Icha yang sedang sibuk melayani para pengunjung.
Sementara itu di sisi lain, gadis yang sedang sibuk melayani pengunjung itu terlihat tidak fokus, sesekali dia melirik ke arah David yang sekarang sedang duduk di sudut cafe.Sudah hampir satu jam namun pria itu masih belum beranjak dari duduknya. hot chocolate yang di pesannya pun sudah hampir habis.
Waktu sekarang menunjukan pukul lima sore yang artinya jam kerja Icha sudah selesai. Gadis itu mengemasi barang-barangnya lalu mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang.
David yang melihat Icha akan pulang pun langsung berdiri dan menghampiri gadis itu.
"Udah selesai kerjanya?" Tanya David yang kini sudah berada di hadapan Icha.
"Iya. Ini baru mau pulang." Jawab Icha
"oh kalo gitu pulang bareng gue aja," tawar David.
Icha berfikir senejak, tentu saja dia akan dengan senang hati menerima tawaran itu. Tapi dia harus berusaha menjaga sikapnya di depan David.
"Gak usah deh, gue takut ngerepotin lo."
"gak ngerepotin kok, lagian kan gue yang ngajak. Gimana?" Tanya David lagi.
"Hmm... yaudah deh," jawab Icha.
David pun menuntun Icha untuk menuju ke mobil.
"sebelum pulang, gue pengen ngajak lo ke suatu tempat dulu. Gak apa-apa kan?" Ucap David saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Gak apa-apa sih, tapi kita mau ke mana?" Tanya Icha yang bingung karena David tiba-tiba mengajaknya jalan.
David tidak menjawab pertanyaan Icha. Pria itu langsung menjalankan mobilnya yang membuat Icha semakin penasaran. Icha diam, sambil mengamati ke mana David akan membawanya.
Sesekali gadis itu melirik ke arah David. Entah kenapa Icha merasa David semakin tampan saat sedang menyetir apalagi di tambah dengan stylenya yang menggunakan celana jeans panjang dan di padukan dengan kaos putih dan jaket kulit berwarna cokelat.
***
Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai. Pohon kelapa melambai dan riuh ombak menyambut mereka. Ternyata David mengajak Icha ke pantai.
pria itu melepas seatbeltnya lalu turun dari mobil.Icha bingung dan menyusul David yang kini tengah berdiri di pinggir pantai, sambil mengamati deburan ombak di sana. Pria itu menggulung lengan jaketnya, beberapa wanita yang berada di pantai itu menatap David dengan tatapan penuh minat, mereka menganggumi ketampanan David.