Pagi yang dingin di puncak mulai menyambut raga seorang gadis yang baru saja selesai melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Dan kini gadis itu sedang menikmati munculnya fajar dari luar villa.
Pagi ini, Icha berencana untuk jalan-jalan ke kebun teh. Awalnya Icha ingin mengajak Metta, namun sahabatnya itu menolak dan lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya, jadilah sekarang Icha pergi sendirian.
Dengan semangat gadis itu berjalan menyusuri kebun teh ini. Hawa pagi yang dingin pun seolah tak terasa olehnya, namun saking semangatnya tanpa melihat jalanan yang ada di depannya Icha terpeleset dan hampir saja terjatuh.
Hanya hampir terjatuh, karena entah siapa dan darimana Icha merasa ada yang menahan badannya dari belakang agar tidak jatuh.
Gadis itu pun memperbaiki posisi berdirinya lalu berbalik melihat siapa yang sudah menolongnya.
"Aldi,,?"
"Lain kali jalan hati-hati, untung tadi lo gak jatoh." Ucap Aldi dengan nada khawatir.
"Hmm iya, tadi gue terlalu semangat aja, makanya gak hati-hati. Btw makasih yah lo udah nolongin gue." Ucap Icha.
Aldi mengangguk, kemudian dia menatap Icha. Semakin lama tatapannya semakin dekat.
Icha yang mendapat tatapan seperti itu, memejamkan matanya karena mengira Aldi akan menyiumnya.
"Ada ini di rambut lo," ucap Aldi sambil memegang rumput yang menyangkut di rambut Icha.
Seketika gadis itu membuka matanya, lalu sedikit merapikan rambutnya dengan tangannya.
"Oh hehehe gue pikir apaan." Ucap Icha yang berusaha menahan malu karena kepedean.
Aldi hanya tersenyum. "Balik yuk, yang lain mungkin pada nyariin, soalnya pas mereka bangun kita gak ada," Ajak Aldi.
"Ayo, gue juga udah puas liat-liat kebun tehnya."
Mereka berdua pun balik ke Villa. Di tengah perjalanan menuju villa mereka berdua asik mengobrol.
"Kata Metta lo suka banget sama sepakbola?" Tanya Aldi.
"Iya bener, gue emang suka banget sama sepakbola."
"hmm, gue penasaran. Emang apa sih yang bikin cewek tuh suka sama sepakbola?" Tanya Aldi lagi. Dia memang penasaran tentang hal yang satu itu.
"ya setiap orang sih punya alasannya sendiri. Kalau gue, gue emang dari kecil udah suka sama olahraga itu. Karena sepakbola menyimpan kenangan tersendiri buat gue dan almarhum bokap gue." Jawab Icha yang teringat dengan mendiang ayahnya.
Dulu saat Icha kecil, dia sering menemani ayahnya menonton sepakbola. Bahkan ayahnya juga pernah mengajaknya nonton langsung ke stadion, hal itu yang membuat Icha kecil menjadi sangat suka dengan olahraga sepakbola sampai sekarang.
"Selain itu, gue juga suka sama pemain-pemainnya." Sambung Icha.
"Oh ya? Emang pemain favorit lo siapa?" Tanya Aldi yang semakin penasaran dengan Icha.
"Banyak sih, kalo di luar gue suka banget sama Alvaro Morata dan Cristiano Ronaldo, mereka dua pemain dari club Favorit gue."
"Kalo di Indonesia?"
"Hmm,, kalo di sini gue ngefans sama.."
"Gue?" Ucap Aldi memotong ucapan icha dengan nada bercanda.
"Ya salah satunya lo." Jawab icha tersenyum.
Keasikan mengobrol mereka sampai tidak menyadari kalau sudah sampai di Villa.
Aldi dan Icha pun masuk ke dalam, dan ternyata teman-teman mereka sudah bangun.Terlihat David dan Yama yang sedang bermain ps di ruang tengah, dan di temani oleh Bella dan Metta.
"Cie, yang jalan berdua." celetuk Metta begitu melihat Icha dan Aldi yang baru saja datang.
"Udah al, jangan lama-lama pdkt-nya, langsung tembak aja." Timpal Yama yang ikut menggoda Aldi dan Icha.
"Iya al, biar lo gak jomblo lagi," sambung David.
"Apaan sih, udah ah gue mau mandi dulu," balas Aldi kepada teman-temannya.
"Itu si Icha gak di ajak mandi bareng al?" Canda Metta, yang membuat semuanya tertawa, sementara Icha hanya diam menahan malu, akibat ulah Metta.
***
5
4
3
2
1
Tuuutt...
Tuuutt.."Happy new years," teriak mereka sambil meniup terompet.
Akhirnya waktu di tunggu-tunggu oleh semua orang tiba. Yaitu malam pergantian tahun.
Terlebih bagi Icha, Metta, Bella, David, Aldi dan Yama. Mereka terlihat bahagia karena dapat menikmati moment itu bersama."Itu nyalain kembang apinya," pinta Bella kepada pacarnya.
David pun mengambil kembang api lalu menyalakannya, membuat langit yang semula polos, menjadi lebih indah.
Di samping David dan Bella yang sedang menikmati moment indah itu, ada juga Metta dan Yama yang tak mau melewatkan moment itu juga. mereka masing-masing menciptakan moment romantis di atas puncak.
Di sisi lain, terdapat seorang gadis yang senyumnya semakin memudar bersamaan dengan tatapan matanya yang tak lepas dari dua sejoli di depannya.
Ada rasa iri di hati Icha saat melihat, bagaimana bahagianya David dan Bella. Namun Icha mencoba menepis perasaan-perasaan itu. "Asal dia bahagia, aku juga bahagia." Begitu batinnya menguatkan.
"Gue ngerti kok apa yang lo rasain," ucap Aldi yang menghampiri Icha dan berdiri di sampingnya.
Gadis itu menoleh seketika mendengar ucapan Aldi. "Maksudnya?"
"Ya, saat orang yang lo suka udah punya pacar, itu sakit kan rasanya?" Ucap Aldi sambil menoleh menatap wajah Icha.
"Lo kok---"
"Tahu?" Aldi terkekeh, "Icha, semua juga bisa lihat, cara lo mandang dia, sikap lo pas lagi sama dia, lo suka kan sama David?"
Icha terkejut dengan ucapan Aldi. Tenyata Aldi menyadari akan sikapnya, bahkan Aldi sampai mengetahui tentang perasaan Icha.
"Gue mohon, jangan kasih tahu siapa-siapa soal ini, terutama David." Pinta Icha memelas.
"Kenapa?" Tanya Aldi.
"Gue gak mau David benci sama gue dan gue juga gak mau ngerusak kebahagiaan dia." Ucap Icha sembari menatap David dan Bella. "Lagi pula gue harus tahu diri, gue hanya seorang fans."
Aldi tersenyum dan berkata "percaya sama gue, suatu saat nanti lo akan nemuin orang yang benar-benar sayang sama lo."
"gue jadi iri sama David, kok dia bisa ya punya fans secantik dan sebaik lo? padahal kalo di liat-liat, wajah gue jauh lebih tampan dari tu anak." Sambung Aldi sedikit bercanda.
Icha terkekeh mendengarnya "kalau boleh jujur sih, gue juga ngefans sama lo."
Setidaknya Icha sedikit bersyukur. Di saat merasa sedih melihat David dan Bella, masih ada Aldi yang sedikit banyak menghiburnya.
***
Please give me your comment and vote