12. Fakta baru

252 21 4
                                    

"BANGSAT!" teriak David, wajahnya memerah. Dia seolah tidak percaya dengan apa yanglihatnya.

"Dav.. David?" Seru Bella.

David berjalan mendekati pria di hadapan Bella itu dan langsung menghajarnya. Tubuh pria itu terhempas saat David mendorongnya dengan cukup keras.

"sahabat macam apa lo?" Tangan David mencengkram kuat kerah baju pria itu.

Pria itu hanya bisa pasrah, dia belum pernah melihat David seperti ini, "pukul gue vid, pukul!"

David bersiap melayangkan pukulan lagi ke wajah pria itu, namun terhenti ketika melihat Bella memeluk pria itu.

"Cukup David," isak Bella.

"ARRGGHH!! kenapa kamu tega ngelakuin ini ke aku bel? Kenapa kamu hianatin aku? Apa salah aku sama kamu? Jadi ini alasan kamu gak hubungin aku beberapa hari ini?" Tanya David penuh amarah.

"AKU DI JODOHIN SAMA ALDI, DAVID." pekik Bella. Dia tak mampu lagi menahan air matanya. "Kamu pikir aku mau hubungan kita kayak gini? Kamu pikir ini mudah buat aku?"

Dada David terasa sakit, tangannya mengepal hebat saat mendengar ucapan Bella, dia terdiam hatinya terlalu sakit menerima semua ini.

"Aku udah coba buat nolak perjodohan ini, tapi mama sama papa tetap bersih keras buat ngejodohin aku. aku sayang sama kamu, tapi aku lebih sayang sama orang tua aku David." Jerit Bella, air matanya mengalir semakin deras membasahi pipinya.

"Ada banyak laki-laki di dunia ini, tapi kenapa harus Aldi, Bella? KENAPA HARUS SAHABAT AKU SENDIRI?" Sentak David menatap tajam Bella.

Ya! Pria yang berbicara dengan Bella itu adalah Aldi.

"Kamu pikir aku tahu kalau anak sahabat papa aku itu Aldi? Kamu pikir aku tahu kalau yang bakal di jodohin sama aku itu Aldi?"

David mengatur nafasnya, dia menatap Aldi dan Bella secara bergantian, kemudian langsung meninggalkan Bella dan Aldi tanpa sepatah katapun.

Sementara Bella masih terisak menatap kepergian David. Aldi yang tak tega melihatnya, menarik Bella ke dalam pelukannya.

***

Suara dentuman musik bergema di ruangan ini. Iringan musik yang dimainkan oleh sang DJ membuat beberapa orang menggerakan tubuhnya menari dan berloncat ria.

Malam ini sepulang dari rumah Bella, David memilih untuk menenangkan dirinya di sebuah club malam.

Sebenarnya tempat ini adalah tempat yang sangat dihindari David. Dia bukanlah seorang pria yang suka dengan dunia malam, namun kali ini pikirannya sedang kalut dan dia ingin menenangkan pikirannya.

Setelah meneguk beberapa gelas wine di hadapannya. Dia melirik jam yang melingkar di tangannya, baru pukul duabelas malam namun David memutuskan untuk kembali ke rumah, dia tidak nyaman melihat beberapa wanita berpakaian minim yang terus menggodanya.
Tujuan David ke sini untuk menenangkan diri, tapi bukan dengan wanita-wanita itu.

***

Icha mengawali awal tahun ini dengan kabar gembira karena dia berhasil di terima bekerja di sebuah caffe. Lumayan penghasilannya cukup untuk menanggung kebutuhannya sehari-hari.

Beruntung caffe tempatnya bekerja ini memiliki pembagian untuk jam kerja, yang membuatnya bisa memilih jam kerja. Icha mulai bekerja mulai dari pulang kuliah sampai jam duabelas malam.

"Malam ini pulang naik apa cha?" Tanya Nitha. Dia adalah salah satu karyawan yang sudah bekerja lama di caffe ini.

"Naik taxi mbak." Jawab Icha.

"Temen kamu yang biasa jemput gak dateng?" Tanya Nitha lagi.

"Gak mbak, dia lagi ada urusan lain." Biasanya Metta akan menjemput Icha, namun malam ini dia tidak bisa menjemput karena ada urusan.

Icha mengambil tas selempangnya, "saya duluan ya mbak."

Nitha mengangguk, "iya kamu hati-hati."

Icha pun pergi meninggalkan caffe itu. gadis itu berjalan menuju halte yang tak jauh dari caffe tempatnya bekerja untuk menunggu taxi.

Jalanan Jakarta masih terlihat ramai. Apalagi halte tempatnya berdiri sekarang bersebrangan dengan sebuah club malam yang terkenal di Jakarta, membuat daerah sini tak pernah sepi meski sudah larut malam.

Pandangan Icha tertuju pada beberapa pasangan yang sedang bergandengan tangan masuk ke dalam club itu, si cewek dengan pedenya memakai pakaian minim yang menurut Icha pakaian itu kekurangan bahan dan si cowok yang dengan bangganya turun dari mobil mewah itu.

Di tengah Icha memperhatikan mereka, matanya tak sengaja tertuju kepada sosok pria yang sangat familiar baginya. Pria yabg tak lain adalah David, keluar dari club itu dengan berjalan seperti orang mabuk.

Icha melihat David yang kini sedang kesusahan membuka pintu mobilnya, memutuskan untuk menghampiri pria itu.

"David?" Panggil Icha kepada pria yang kini berada di depannya.

David tak menggubris panggilan Icha, dia masih terus berusaha membuka pintu mobilnya.

"David, lo gak apa-apa?" Tanya Icha, meski dia tahu bahwa sekarang David sedang mabuk berat.

David terdiam lalu menatap Icha, "Kenapa kamu tega sama aku?" Ucap David dengan suara yang serak, dan tiba-tiba David jatuh pingsan, beruntung Icha dengan sigap menahan tubuh David.

Icha yang tidak bisa mengendarai mobil, membiarkan mobil David masih terparkir di club itu. Beruntung saat itu ada taxi yang lewat, Icha pun langsung memanggil taxi tersebut. Tangan David dia letakan di lehernya, lalu dengan susah payah Icha membawa David masuk ke dalam taxi itu.

***

Please give me your comment and vote

Dream(lucky Fans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang