٣- Madrasah

2.7K 129 2
                                        

Langkah kaki Zahro menggema di koridor sekolah, mengingat pagi ini ia datang terlalu awal. Hanya ada beberapa orang yang datang sepagi ini, pukul 6 kurang. Bukan tanpa alasan, sebab sekolah menyuruh seluruh siswanya untuk datang lebih awal.

Hari ini Kementrian Agama mengadakan acara silaturahim antar sesama Madrasah dan Sekolah Islam lainnya. Kami semua akan dikumpulkan di GOR pusat Kota ini.

Di kelas Zahro pun tidak sedikit yang sudah datang sepagi ini, teman-teman Zahro terlalu semangat untuk hal semacam ini meskipun rumah mereka tidak bisa dibilang dekat.

Zahro mendatangi Nayla setelah ia menaruh tas dan helm miliknya, "Kayfa haluk?"
*Bagaimana kabarmu?

"Alhamdulillah, bi khoir. Wa antum?"
*Alhamdulillah, baik. Dan kamu?

"Alhamdulillah. Berangkat ke GOR kita sama-sama ya?" sambungku, mengintruksikan agar kita berangkat bersama setelah ini.

"Oh, iya yuk kita berangkat." Katanya menatap mataku senang.

Aku menggandeng tangannya, mengisyaratkan agar segera pergi. Sudah menjadi kebiasaanku meskipun aku tak tau ia risih atau tidak. Setelah Nayla bersejajar denganku baru aku melepaskan gandenganku.

Kami berjalan dengan siswa lainnya yang juga akan ke GOR pusat. Jaraknya tidak terlalu jauh, maka dari itu guru-guru membebaskan kami berangkat sendiri, asalkan tidak terlambat.

Cukup ramai. Beragam siswa dari sekolah yang berbeda. Ada yang saling bercanda, membuat lingkaran, berfoto, atau sekedar berdiri saja. Aku dan Nayla sudah berbaris di barisan MAN 2, sekolah kami.

Nayla assyifa, temen yang sudah kukenal saat SD. SMP kita berpisah, namun qodarullah di MAN ini kita dipertemukan lagi. Karena itu, aku tidak merasa canggung lagi dengan Nayla. Aku dan Nayla memiliki kesamaan, sulit bergaul dengan orang yang baru.

Al-Quran membuat aku dan Nayla menjadi dekat. Karena Nayla butuh teman untuk menghapalkan dan menyetornya. Sementara aku sangat senang jika berurusan dengan hapalan, sekaligus untuk melatih cita-citaku yang ingin menjadi Guru Tahfidz.

Menghapal itu seru, setidaknya kita merasakan nikmatnya berusaha di jalan Allah. Melantunkan ayat-ayat Nya yang indah dengan lantang. Keutamaan membaca Al Quran sangat banyak, diantaranya Al-Quran akan menjadi syafa'at di akhirat kelak. Disaat tidak ada yang bisa menolong kita selain syafa'at-syafa'at itu.

***

Upacara yang meletihkan akhirnya selesai juga. Zahro dan Nayla memutuskan membeli minum di sekitar lapangan GOR. Karena ramainya, Zahro menerobos para siswa yang bergerumbul di barisan. Walau upacara sudah selesai kami belum dibolehkan kembali ke madrasah.

Brukkk.
Zahro yang dari tadi menunduk tak sadar jika ia menabrak seseorang. Buku yang ia bawa sudah jatuh di depan kakinya. Untung saja Zahro tidak kenapa-napa. Ia mendongakkan kepalanya, terkejut melihat yang ia tabrak adalah seorang laki-laki. Zahro membisu, menatap tak percaya apa yang telah ia lakukan, berkat kecerobohannya itu ia menumpahkan minuman laki-laki di depannya. Parahnya lagi buku Zahro yang jatuh menjadi korban tumpahan minumannya.

"Maaf" kata Zahro dan laki-laki itu berbarengan.

Huufft. Zahro menghela napas, namun setidaknya ia bersyukur tidak bersentuhan dengan laki-laki di depannya. Hanya buku Zahro yang menabrak minumannya bukan Zahro, tapi ini salah Zahro yang jalan selalu sambil nunduk.

Sedari tadi Zahro hanya menunduk, bahkan ia tak ingat sama sekali wajah orang di depannya ini.

"Ehm, maaf banget ya, nanti buku kamu aku ganti. Tadi lagi buru-buru banget." jelas orang itu yang sambil menggaruk tengkuk nya merasa tak enak, Zahro memperhatikan dari siluet bayangannya.

"Eh iya gpp gak usah diganti ini salahku, maaf ya. Kalo gitu aku permisi dulu," Zahro cepat-cepat menggandeng Nayla untuk membeli minum. Masih sambil nunduk.

"Zah kamu nih jalannya nunduk terus sih, nanti nabrak lagi gimana loh," tegur Nayla mengintruksi.

Aku mendongakkan kepalaku dan tersenyum ke arahnya, "Eh iya iya Nay maaf, tadi itu ramai banget suer jadi aku gak mau ngeliat ke depan."

"Eh tapi masa kamu kayak gak kenal gitu sih sama yang nabrak kamu," Nayla menatapku serius penuh tanda tanya.

"Hah, iya Nay aku gak tau dia siapa. Muakanya aja gak inget Nay hehehe."

"Duh kamu ni Zah," Nayla menepuk jidatnya sambil tertawa, "Dia itu Ali, Muhammad Ali Reza Zah. Temen SD kita,"

"Ali? Jadi dia Madrasah juga?Kenapa gak sama-sama kita aja coba ya kan Nay. Kenapa harus di Madrasah itu," Zahro tanpa sadar memanyunkan bibirnya.

"Hahaha, Zah serius baru kali ini ya kamu meduliin cowok sampe segitunya, btw ya biarin dong Zah dia di sekolah mana aja mah bebas itu hak nya. Takdir udah ada yang ngatur Zah." Aku dan Nayla memilih duduk di pinggir lapangan karena mau meminum air yang masih terbungkus rapi itu.

"Iya juga sih, mungkin itu hanya rasa syok seorang teman lama yang bertemu lagi hehe," Aku nyengir tak habis pikir hanya bertemu dengan teman lama kita jadi seheboh ini.

"Tapi si Ali tau gak ya yang ditabrak itu kamu Zah, habis kamu tadi nunduk terus si huffft," Nayla mendengus kesal. Aku hanya tertawa melihat sikapnya.

"Yah gak papa Nay, kita kan sebagai muslim harus menundukkan pandangan. Sebagaimana firman Allah ﷻ yang memerintahkan kita dan kaum lelaki agar menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Bahkan menundukkan pandangan itu lebih diutamakan dari menjaga kemaluan itu. Dalam hadits disebutkan pandangan itu bagai panah-panah syetan. Zinah itu sendiri bermula dari pandang memandang, naudzubillahimindzalik ya Nay," kataku penuh harap agar Allah jauhkan dari zinah yang merupakan dosa besar.

Sungguh aku takut, tak ingin terlibat dengan dosa besar. Hidup yang seharusnya berkah dan mudah menjadi sulit karena dosa.

Nayla hanya terdiam seperti merenungkan sesuatu, melihat itu aku mengajaknya kembali ke barisan, "Yuk Nay udah selesai kan minumnya," Aku menarik tangannya yang hanya pasrah mengikutiku.

"Andai Ali tau yang tadi di tabrak itu kamu Zah," desis Nayla pelan yang sudah tak terdengar lagi di tengah kerumunan manusia itu.

***

Nayla kenapa yak, ada yang dia sembunyiin tuh. 😆
Kenapa Nayla peduli banget sama Ali, mungkin aja mereka ada hubungan yaa 😝😲😱
Habis nte ntar ama zahro Nay😅
Kagak, Zahro aja cuek bebek 😂
sttt 😴
Sampai bertemu di next chapter.
Syukron katsiron buat yang sempetin baca, ngelike dan nyimpen di perpustakaan atau di list kalian ❤
Author seneng, Tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa.

Jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama.
.
.
Salam Author
😊







Santri TahfidzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang