Terkadang Allah menciptakan jarak agar hambaNya mengetahui perasaan apa yang tengah diterimanya.
***
"Zahro, kayfa haluk?"
Aku terperanjat mendengar suara mendadak itu, sedari tadi mereka hanya asik mengobrol dan mengapa sekarang menyapaku?
"Alhamdulillah, bi kheer," jawabku seadanya berusaha menyembunyikan suaraku yang bergetar.
"Tuh zah dari tadi baca buku mulu, gak kasian sama kak Fattah dijadikan kacang?" Nayla menatapku dengan menopang dagunya.
"Iya, maaf hehe," yah beginilah jika berhadapan dengan orang itu selalu saja tak bisa berkata lepas.
"Kak, Zahro kenapa ya setiap ada kakak langsung kayak robot. Kakak care dong sama Zahro?" bisik Nayla pada monitor laptopnya yang masih bisa kudengar.
Aku mendengus dalam hati, parah ya Nayla suer deh. Duh please Nay kalo mau nanya di koreksi dulu, bikin jantung gak karuan aja. Aku hanya bisa mengatupkan bibir rapat.
Hening, masih tak terdengar jawaban dari seberang sana. Kucoba melirik, kak Fattah sedang memandang ke bawah. Mungkin ada sesuatu yang menarik disana, dibandingkan menjawab pertanyaan tak penting dari Nayla.
"Kak ih, malah asik sendiri," rengek Nayla tak terima diacuhkan kakak kandungnya.
"Yah Nay, aku juga bisa denger apa yang antum bilang. Tidak penting untuk dibahas," kataku menekankan kata 'dibahas'.
Kak Fattah pun memandang ke arah kami berdua, "Kalian dari dulu gak berubah, masih suka berdebat seperti tadi. Lulus ini kalian berdua lanjut kemana?" tanya kak Fattah mengalihkan pembicaraan.
Aku memandang Nayla yang sudah akan menjawab, "Masih pesantren kak, kalo bisa nyusul kakak ke Arab. Doakan ya kak," ucapnya.
"Iya kak kami di pesantren untuk mendalami ilmu agar lulus menjalankan tes. Kami sangat ingin ke Darul Zahro, tempat menuntut ilmu para pecinta Sayyidah Fatimah Az-zahra," seakan aku berbicara dengan teman lama, aku membayangkan bila saat ini adalah masa kecil yang belum terbebani oleh perasaan. Mungkin itu menjadi kalimat terpanjang yang ku ucapkan saat ini.
"Semoga Allah mudahkan, asal sudah ikhtiar, doa, dan tawakal apapun besarnya impian itu insyaa allah terwujud. Akan selalu ada jalan untuk orang-orang yang berusaha. Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan Allah bersama orang-orang yang sabar"
Teduh sekali, bagai menemukan air di padang pasir. Kalimat yang akan menjadi penyemangat dikala kerasnya usaha yang tengah menanti di depan. Untuk sebuah pencapaian yang membahagiakan.
-Merantaulah…-
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).##Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.##Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.#

KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Tahfidz
SpiritualAl-Quran. Menghapalkan Al Quran merupakan kedudukan mulia di sisi Allah. Gadis bernama Zahro dengan usianya yang sudah mencapai 15 tahun memulai sebuah jalan yang baru. Zahro memulainya, dengan waktu mudanya yang sudah semakin menipis. Ia berharap a...