Part 16

3.3K 155 0
                                    

Keesokkan Harinya...

Di hari Minggu Brian mengajak Zia jalan-jalan keliling-keliling kota Jakarta. Mereka pun pergi ke mall, makan, nonton dan mengobrol-ngobrol di cafe.
 
Aku cinta sama kamu Arziandra Eka Putri. Dulu, sekarang dan sampai akhir hidup aku.
Ucap Brian sambil menatap mata Zia.

Zia My little Rabbit, will you be my girlfriend?

What?
Girlfriend?

Yes, girlfriend...

No...
Ucap Zia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Why?

Kamu udah nggak gendut lagi.

What?
Jadi kamu nolak aku karena aku udah nggak gendut lagi?
Ucap Brian kaget.

Iya.

Memangnya kenapa?

Kamu nggak lucu lagi.

Tapi kan aku jadi lebih tampan dan keren, sayang.

Justru karena itu nanti banyak perempuan yang suka sama kamu. Nanti aku banyak saingan. Nanti kamu nggak setia sama aku. Nanti kamu selingkuh dari aku, apalagi kamu adalah anaknya big boss.

Sayang, satu-satunya wanita di mata aku itu cuma kamu. Aku kurang setia apalagi sama kamu. Aku suka, sayang dan cinta sama kamu sejak 1 dekade yang lalu. Sejak kita sama-sama mengenakan seragam Putih Abu-abu.

Benarkah?

Iya, kamu punya perasaan yang sama nggak sama aku?

Aku...
Aku juga suka, sayang dan cinta sama kamu raksasa gendut. Tapi itu dulu waktu kita SMU, sekarang nggak lagi.
Ucap Zia tiba-tiba.

Apa?
Kok gitu sih?
Kamu bo'ong kan?

Ng...nggak.
Salah sendiri, 7 tahun yang lalu kamu ninggalin aku gitu aja tanpa pesan atau pun pamit sama aku.
Kenapa dulu kamu nggak bilang kalau kamu mau kuliah di luar Negeri?

Sayang, maaf...
Dulu kan aku bilang, aku kuliah ikut apa kata mama dan papa aku. Kan yang bayarin uang kuliah aku mereka berdua.

Iya benar.

Sekarang kamu mau kan jadi pacar aku? Jadi pacarnya Brian Atmadja, jadi pacarnya raksasa gendut.

Nggak mau.

Sayang, kenapa lagi sih?

Aku nggak mau pacaran raksasa gendut.

Ya udah kalau gitu aku balik ke Paris aja lagi. Aku mau nikah sama...

Jangan...
Jangan balik ke Paris lagi, kamu nggak boleh ninggalin aku lagi.
Ucap Zia panik. Brian hanya tersenyum mendengar ucapan Zia.

Iya sayang, aku nggak akan balik ke Paris lagi dan ninggalin kamu sendirian lagi.
Ucap Brian lembut sambil memegang wajah Zia.

Tadi kamu mau nikah sama siapa di Paris?

Sama Menara Eiffel.

Ih...ih...kamu nyebelin...

Maaf sayang, becanda.
Brian pun mendekatkan wajahnya ke wajah Zia dan ingin mencium bibir Zia.

Nggak boleh, kita berdua belum menikah.
Ucap Zia sambil meletakkan jari telunjuknya di atas bibir Brian.

Sayang, kalau bulan depan kita menikah aja gimana? Mau nggak?

Memangnya kamu berani melamar aku di depan mama papa aku?

Berani, siapa takut...

Oke, aku setuju...

Beneran sayang?

Iya raksasa gendut.

Terima kasih banget little Rabbit...

Sama-sama raksasa gendut.
Tapi benaran kan mama dan papa kamu mau menerima aku apa adanya meskipun kedua orang tua aku bukan seorang pengusaha sama seperti mereka berdua?

Iya sayang.

Cup...
Brian mencium kening Zia dengan lembut.


Kelinci Kecil & Raksasa Gendut (1-23 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang