08

5.1K 624 72
                                    

"Soojung-ah."

Soojung mengangkat kepalanya dan melihat kedatangan Minhyuk setelah ia menghubungi pria itu beberapa menit yang lalu. "Oppa, apa yang harus kulakukan?" tubuhnya tampak sangat rapuh ketika menanyakan hal itu. Ia ingin berlari ke dalam pelukan Minhyuk saat ini juga. Namun, status yang dimiliki keduanya membuat hal itu sulit untuk ia lakukan. Ia tidak tahu apa yang ia lakukan saat ini disaat yang ia butuhkan hanya pelukan Minhyuk yang menenangkan.

"Ada apa?" tanya Minhyuk khawatir.

"Aku melihatnya," jawab Soojung lemah. "Foto kita. Aku dan oppa. Aku melihatnya di kamar itu."

"Soojung-ah, ada apa?" tanya Minhyuk sekali lagi. Soojung tahu bahwa pria di hadapannya kini sangat kebingungan.

Sebenarnya setelah ia merasakan kepenasaranan pada dokter yang ditemuinya tadi, ia mulai mengikuti wanita itu dan mencuri sedikit pandang karena rasa penasarannya. Ia melihat wanita itu menangis dan membuatnya semakin penasaran. Oleh karena itu, Soojung bersembunyi sejenak sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Dan saat itu pula ia melihat seorang wanita paruh baya tengah terbaring lemah. Bukan itu yang ia kejutkan, tetapi sebuah bingkai foto yang diletakkan pada atas nakas meja. Sebuah foto dirinya dengan Minhyuk yang tengah tertawa bahagia. Bersama dalam sebuah pelukan. Itu pun membuatnya bertanya-tanya siapa wanita itu sampai ia teringat kembali pada foto keluarga yang Minhyuk berikan.

Setelahnya ia terkejut kembali melebihi apapun. Ia tidak tahu apakah ini hanya kebetulan saja atau apa.

Soojung menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan. "Aku tidak tahu apa yang kulakukan saat ini. Ini benar-benar membingungkanku. Apa yang mereka lakukan di sini, oppa?"

Ini semua membuat Soojung frustrasi. Kenapa mereka di sini, kenapa ada fotonya dan Minhyuk di sana, lalu kenapa wanita itu terbaring lemah? Banyak pertanyaan yang ingin Soojung cari jawabannya saat ini. Ia lemah. Tidak dapat melakukan apapun. Semakin sering ia memikirkannya, semakin sering perasaannya sakit.

"Semua akan baik-baik saja." mungkin saat ini Minhyuk tahu bahwa kalimat itu yang ia butuhkan. Minhyuk mengatakannya dengan nada menenangkan yang ia rindukan. Bahkan pria itu mulai berjalan ke arahnya dan memeluknya sekali lagi untuk menenangkannya. "Kau bisa cerita di waktu yang tepat."

Di waktu yang tepat? Ia bahkan tidak yakin apakah hal itu dapat ia ceritakan kembali kelak. Ia tidak ingin memusingkannya. Dipejamkan matanya dengan erat, lalu dipeluknya Minhyuk seraya menghirup dengan dalam aroma Minhyuk yang sangat ia rindukan.

Ini menenangkannya. Pikiran, jiwa, dan hatinya. Semuanya mulai menenangkan.

"Apa yang kau lakukan?!"

Soojung yang ditarik paksa terkejut. Ia melihat ke arah Sehun yang wajahnya mulai merah dan panas. Dikerutkan keningnya yang bingung atas perlakuan Sehun secara tiba-tiba sehingga pelukannya pada Minhyuk mulai hilang.

"Kau sudah memiliki istri, dan seharusnya kau juga menjaga jarak dari istri orang lain!" gertak Sehun pada Minhyuk dengan wajahnya yang masih saja memerah.

Soojung tidak tahu ia bertindak apa. Ia ingin melerai, tetapi Sehun sudah menariknya pergi dari atap rumah sakit. Selama di lift mereka hanya diam tanpa berbicara hingga akhirnya Sehun membawa Soojung ke lorong rumah sakit yang kosong.

"Bisa kau jelaskan apa yang kalian lakukan tadi?" tanya Sehun halus.

Soojung sendiri hanya diam. Jika ia menjelaskan, Sehun tidak akan paham masalahnya apa. Ini juga bukan masalah yang gampang ia bicarakan pada Sehun.

"Soojung!"

"Apa yang ingin kau dengar?" balas Soojung.

"Semua yang k.-"

FAKE WIFEWhere stories live. Discover now