Baejingan: 7. Freeze

2.4K 527 122
                                    

Nyatanya, gak ada satupun pertanyaan Jihoon yg terjawab. Dia juga jadi bingung sendiri karena terlalu banyak yang pengen ditanyain. Dan pertanyaannya selalu sama, dengan jawaban yang sama keluar dari mulut Jinyoung.

"Udah wawancaranya?" tanya Jinyoung. Jihoon cuma mendelik kesal.

"Lo nggak balik?"

"Lo mau nyuruh gue balik hujan-hujanan? Gue gak bawa mobil."

"Pakek mobil gue aja."

"Nggak. Nyokap lo nyuruh gue nginep."

"Apaan?!" Jihoon langsung melotot kayak ekspresi lo waktu lupa naro hape dimana. Jinyoung pengen ngakak, tapi jaim.

"Kenapa? Gak suka?"

"Ya nggak lah, bukannya lo harus belajar? Besok ada ulangan Sosio seinget gue."

"Gak belajar pun nilai gue pasti 100."

"Cih."

Jinyoung beralih natap Jihoon.

"Lo sendiri? Kenapa lo gak masuk aja?"

Oh iya. Ngapain Jihoon dari tadi duduk sebelah Jinyoung di depan rumahnya? Kenapa nggak ditinggal aja sendirian di luar?

Hellaaaaw, Jihoon gak sejahat itu.

"Yaudah."

Jihoon langsung berdiri mau masuk, tapi tangannya ditarik sampe dia duduk lagi di sebelah Jinyoung.

"Nerd?"

Sepi rasanya kayak hati readers. Jinyoung sama sekali gak jawab panggilan Jihoon.

"Culun?"

".."

"Bae Jinyoung?"

"Apa?"

Jihoon muter bola matanya.

"Kenapa lo nyembunyiin diri lo yg ini di sekolah? Kenapa harus pura-pura jadi nerd yang bikin orang-orang nganggep lo rendah?"

"Kayak lo?"

Jihoon natap Jinyoung serius, meskipun harus nahan ekspresi buat tetep stay cool.

"Bandel gue di luar bukan di sekolah, kewajiban gua di sekolah belajar."

"Tapi kenapa harus jadi nerd? Emang nggak bisa belajar dengan diri lo yang seperti ini?"

"Kalo gue kayak gini, bakalan banyak orang yg ngajak gue berinteraksi. Gue males, nggak ada hal lain yg pengen gue lakukan di sekolah selain belajar."

Jinyoung ngangkat sebelah alisnya sebelum lanjut jawab, "Dan.. Cewek-cewek bakal naksir kalo gue kayak gini."

"Cih!" Jihoon buang muka jengkel. Dia bener-bener bingung sama tingkah laku Jinyoung yang penuh misteri.

Satu lagi, "Tapi.. Lo bener-bener Bae Jinyoung ketua kelas gue kan?"

"Iya, Park Jihoon."

Bukannya reda, hujannya malah makin deras. Mereka berdua sebenernya kedinginan, tapi nggak ada yang mau ngomong.

"Gue denger hari ini ada pasar malem. Mau ke sana?"

×××

"Gue nggak mau, Jin, ngeri ah."

Jihoon narik-narik tangan Jinyoung supaya Jinyoung nggak menuju ke wahana Rumah Hantu.

"Ngeri apaan, bohongan itu, Hoon. Ayok ah, gue mau masuk."

"Nggak mau, Jin."

Jinyoung berhenti ngelangkah dan ngebalik ngehadap Jihoon.

"Naik itu aja," kata Jihoon sambil nunjuk wahana kora-kora.

"Nggak, puyeng pala gue."

"Dih, yaudah gue naik sendiri."

Nggak ada pilihan, Jinyoung ikut ngantri di sebelah Jihoon. Setelah dapet karcis, Jinyoung harus berkali-kali tarik nafas karena dia dan Jihoon udah duduk tenang di dalem replika perahu itu.

Sebelum abang-abang staff pasar malemnya nyalain mesin, Jinyoung merem sambil megangan ke sisi perahu itu. Jihoon yang liat pun langsung ketawa ngakak.

"Muka sangar, obrolannya tahanan, naik ginian aja takut. Hahaha.."

"Siapa yang takut. Gua gak takut!"

Perahu itu pun mulai berayun pelan. Iya awalnya pelan, lama-lama Jinyoung ngerasa jantungnya ketinggalan di atas tiap perahu itu berayun dengan kenceng.

Jihoon asik teriak-teriak heboh sementara Jinyoung terus ngelontarin kata-kata kasar buat si abang yang malah ngencengin mesinnya.

Jinyoung noleh lihat Jihoon ketawa-ketawa bahagia.

"WOOOHOOOO!" teriak Jihoon.

Jinyoung ikutan senyum lihat macem-macem ekspresi Jihoon.

"JIHOON?" panggil Jinyoung teriak supaya kedengeran.

Jihoon masih asik teriak dan ketawa.

"JIHOON?"

"APA?" jawab Jihoon tanpa melunturkan senyumnya. Kayaknya nih bocah beneran kesenengan naik ginian.

"GA ADA." Jinyoung geleng. Jihoon lagi-lagi ketawa sambil teriak histeris. Beda sama Jinyoung yang lupa sama rasa pusing dan mualnya. Dia justru nikmatin pemandangan macem-macem ekspresi seneng Jihoon. Yang bikin dia ikutan seneng dan nikmatin moment ini.

"Kapan-kapan naik itu lagi ya, Nyoung," kata Jihoon yang masih belum move on dari sensasi naik kora-kora.

"Ogah ah, bisa-bisa masuk angin gua."

Jihoon nanggepin Jinyoung dengan ketawa.

Entah kenapa langkah mereka lama-lama menuju ke wahana bianglala. Jihoon beli karcis sementara Jinyoung beli permen kapas buat dia dan Jihoon.

Sekarang mereka udah duduk di gondola yang kecil, yang cuma bisa duduk dampingan berdua. Selama gondolanya muter mereka sama-sama fokus sama pemandangan city light tanpa ada yg ngeluarin suara.

Jihoon masukin secomot permen kapas terakhir ke dalem mulutnya, punya dia pun habis. Tersisa punya Jinyoung yang masih utuh.

"Nih." Jinyoung ngasih permen kapasnya ke Jihoon.

Tanpa ba bi bu, Jihoon ambil cotton candy punya Jinyoung dan makan tanpa suara. Jinyoung ngalihin pandangan ke Jihoon, natap Jihoon dari pinggir sambil merhatiin setiap gerak-geriknya.

"Hoon?" panggil Jinyoung.

"Hm-" Jihoon melotot kaget waktu bibirnya nempel di bibir Jinyoung. Dia gak berkutik, begitu juga Jinyoung. Satu-satunya yang Jinyoung rasain adalah manis di bibir Jihoon karena permen kapas yang meleleh di mulutnya.

Mungkin hampir setengah menit mereka gak berkutik. Jinyoung yang sadar duluan, dia mundurin wajahnya. Bibir mereka udah gak saling menyentuh, tapi jarak wajah mereka tetep deket.

Belum ada yang ngelakuin hal lain selain masih tatapan, mereka bener-bener membeku.[]





×××

HEHEHE

VOMMENT JUSEONG

:)

baejingan // deepwink (wannaone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang