Baejingan: 10. Sisi Lain Bae Jinyoung

2.6K 480 63
                                    

"Maaa.. Cuma kurang nol koma lima doang," rengek Jihoon di depan Bu Baekhyun yang lagi sibuk baca majalah.

"Mama kan mintanya nilai enam, dek, bukan lima koma lima."

"Tapi kan peningkatan, Ma, jarang-jarang Jihoon bisa dapet nilai segede ini."

"Yaudah nanti kalo adek bisa dapet nilai enam baru mama kembaliin handphonenya."

"Ck." Jihoon berdiri dan naro tasnya dengan kasar. Udah gitu jaketnya dia lempar gitu aja. Kesel, Jihoon langsung jalan naik ke kamarnya ninggalin Bu Baekhyun dan Jinyoung yang lagi minum.

Bu Baekhyun cuma bisa geleng-geleng lihat tingkah anaknya. Mau gimana lagi, inipun buat kebaikan anak bungsunya.

Baru aja Jihoon rebahan sambil nahan kesel, pintu kamarnya tiba-tiba ada yang buka. Jinyoung masuk dan langsung dapet tatapan sinis dari yang empu kamar.

"Masuk kamar orang tuh permisi dulu kek."

Tanpa jawab, Jinyoung lemparin hape Jihoon ke kasur. Jihoon natap hapenya dan Jinyoung bergantian.

"Kok?"

"Nyokap lo mau balikin, dengan syarat nilai mtk lo harus 65, kalo nggak hape lo doi sita lagi."

Masih pasang muka kesel, Jihoon ambil hapenya.

"Bukannya bilang makasih, gak gratis tuh."

Jihoon ngedelik, dia ngambil dompet dari saku celana abu-abunya terus di lempar ke pangkuan Jinyoung yang sekarang lagi duduk di kursi belajar.

Jinyoung geleng-geleng lihat kelakuan Jihoon yang sekarang malah sibuk maen hapenya.

"Hoon."

"Oy?"

"Jalan yuk."

Jihoon noleh dengan dua alis yg saling bertautan.

+++

"Mau kemana sih, Nyoung?" tanya Jihoon yang kesekian kali, karena dari tadi Jinyoung gak bales pertanyaan dia sama sekali.

Udah setengah jam lebih mereka di perjalanan. Jihoon gak tahu dia mau dibawa kemana. Jalanannya asing banget buat Jihoon. Sementara Jinyoung masih aja sok misterius.

Mobil berhenti di pinggir jalan, sebenernya bisa dibilang semacam terowongan. Jinyoung keluar mobil tanpa sepatah katapun, Jihoon mau gak mau ngikut aja.

Waktu udah di luar, dia baru sadar bahwa-

"Gila!" pekik Jihoon.

Tempat ini bener-bener keren sekeren-kerennya tempat keren. Mereka sekarang berada di terowongan jalan yang panjangnya normal seperti seharusnya dan dilalui banyak macam kendaraan. Yang ngebuat Jihoon bener-bener takjub adalah dari ujung pertama dia masuk sampai ke ujung sana, tembok terowongan ini dipenuhi mural.

Nggak ada satu celah pun yang dibiarin polos. Semuanya bener-bener keisi sama gambar-gambar indah. Jihoon bahkan baru tahu ada tempat semacam ini. Kenapa nggak banyak yang tahu? Padahal kalau banyak yang tahu pasti udah dijadiin spot hunting foto instagram.

Jihoon masih natap takjub bagian langit-langit terowongan yang dicat biru langit malam, titik-titik putih yang keliatan seperti bintang itu bener-bener ngebuat semuanya keliatan nyata.

Sumpah, Jihoon suka.

Belum puas sama gambaran langit malam, Jihoon lihat tembok di depannya. Gambaran rumit yang bener-bener gak kebayang dimana bikinnya. Keren. Tema muralnya beda-beda. Ada puisi-puisi yang dilukis dengan teliti, ada juga beberapa gambar semacam anak kecil sama ibunya atau perempuan di tengah hujan.

Seakan baru sadar sama keberadaan seseorang yg bawa dia ke sini, Jihoon celingak-celinguk nyari Jinyoung. Ternyata Jinyoung ada di seberang, berdiri di depan salah satu gambaran mural.

Jihoon nyamperin Jinyoung, dilihatnya dengan teliti mural yang juga lagi Jinyoung pandang. Objek utama dari gambar itu adalah sebuah gelang dari benang yang melingkar manis di sebuah tangan. Benang yang nyusun gelang itu dikepang kayak rambut anak cewek, dan yang bikin makin keliatan manis adalah gantungan bulan. Entah apa kolerasinya antara kepangan benang sama bulan, tapi gelangnya tetep keliatan bagus. Gambar ini pasti punya cerita, atau semacam kenangan bagi si pembuat.

"Ko lo bisa tahu tempat ini?" tanya Jihoon.

"Hampir semua dari gambar mural ini gue dan temen-temen gue yg buat."

Jihoon kaget. Iyalah, gimana gak kaget. Dan Jihoon sekarang bener-bener harus melupakan sosok Bae Jinyoung yang nerd.

"Yang ini? Buatan lo?"

Jinyoung ngangguk. Jihoon nyentuh dinding itu pakek jarinya.

"Kenapa?" tanya Jinyoung.

Jihoon geleng. "Cuma ngerasa familiar aja."

Jinyoung diem.

"Mungkin lo pernah lewat sini."

"Mungkin."[]



+++
Haloo

Masih ada yg baca kah?

Udah lama bat gua ga apdet y hehe

Bentar lg usbn dan segala macem to sedang menerjang gua /halah/
Jadi gua belum nemu mood buat nulis karena kecapean, sooooo..
Maaf karena nomu nomu slow apdet ini, mungkin gua bakal apdet lagi setelah un dan kelulusan(:

Eheh, salam syantik dari aq
Bhay

Bonus deng

Senyumnya mas baejin meng-ambyarkan hati ini uhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya mas baejin meng-ambyarkan hati ini uhh

baejingan // deepwink (wannaone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang