Vote and commet.
Tolong hargai usaha saya yang nulis cerita abal - abal ini.... 😅😂😘
Happy reading !
****
Hari ini minggu. Hari merdeka Luyna. Hari dimana Luyna bisa bangun kapanpun dan mandi kapanpun dia mau. Seperti sekarang, bukan hal yang aneh jika menemukan tubuh mungil Luyna masih berbalut selimut dan memeluk boneka kesayangannya. Padahal matahari sudah merangkak naik, jam menunjukkan pukul 09.15 AM. Laras – mama Luyna – sudah berulang kali berteriak dari bawah sana. Namun dia sepertinya butuh tindakan ekstra, yang berujung gedoran dan seretan paksa wanita berumur 40 – an itu pada anak gadisnya.
"Bangun Luy. Segera mandi dan sarapan", ujar Laras yang berusaha menarik selimut Luyna.
"Hmm, mam. Lima menit lagi", sahut Luyna yang kembali mengeratkan selimut tebalnya.
"Tidak, papa memintamu untuk mengantarkan bekal ke kantornya"
Laras berjalan ke sudut ruangan. Menarik tirai coklat yang masih menutupi jendela kaca besar di sisi ruangan. Sinar matahari langsung merengsek masuk, Luyna menyipitkan matanya tidak nyaman kemudian berbalik membelakangi cahaya.
"Makan siang masih lama", ujarnya dari balik selimut yang kali ini membungkus seluruh tubuhnya.
"Tidak ada alasan. Segera bangun atau ikut fashion show di mall sore ini", ancam laras yang kembali membuka tirai di sisi kamar lainnya, membuat cahaya semakin bebas masuk ke kamar berukuran 7 x 6 m itu.
Mengerang kesal, Luyna beringsut bangun dengan ogah – ogahan. Rambutnya yang dibiarkan terherai terlihat kusut. Mata nya masih terpejam.
"Cepatlah. Mama tidak akan mengalah kali ini"
"Arrghhhh....", teriak Luyna dengan kakinya yang sibuk menyepaki selimutnya hingga jatuh dari tempat tidur berukuran king size itu.
****
"Siang, Pak", Luyna menyapa satpam yang berjaga di depan rumah sakit tempat papanya bekerja.
"Siang non. Ngantarkan bekal tuan ?"
"Iya, Pak. Ini untuk Pak Upri", Luyna memberikan sebungkus es krim yang tadi dia beli saat singgah di mini market kemudian melenggang pergi dengan masih menyapa karyawan dan suster yang dia kenal.
Kakinya yang berbalut sepatu nike berwarna putih itu melangkah menuju lift. Menekan tombol lantai tempat kantor sang papa, dia mengecek handphone. Namun lagi – lagi kecewa saat tidak menemukan balasan dari chatnya kemarin. Yang ada malahan chat – chat tidak bermutu dari lelaki tebar pesona yang memuakkan.
Mendesah kesal, dia kembali melangkah saat pintu lift terbuka. Pemandangan beberapa ruangan dan suster yang berlalu lalang terlihat menyambutnya. Menyusuri lorong putih yang beraroma khas obat itu, dia menuju pintu yang terletak di ujung lorong. Ruang papanya, Direktur RS Sejahtera.
Tanpa mengetuk, Luyna membuka pintu coklat itu kasar. Membuat suara yang cukup keras. "PAPA !!!", teriaknya kemudian.
Lelaki paruh baya yang duduk di balik meja di tengah ruang terlihat kaget. Dia mengelus dada melihat tingkah anak gadisnya.
"Luyna !", ujarnya keras, bermaksud mengingatkan.
"Hehe, sorry pa", cengir Luyna, memamerkan gigi dan jarinya yang berbentuk huruf 'V'.
"Dasar anak nakal", Bram – papa Luyna – berjalan mendekat. Mendudukkan diri di sofa di seberang Luyna.
"Yang penting cantik"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Duda
Romance~duda ganteng dan kaya ~anak yang gemesin ~gadis labil ~jarak pemisah ~cinta yang tulus ~dan pernikahan. apa yang dapat kalian bayangkan ? ************