Budayakan apresiasi karya orang lain. Tolong beri vote dan komentar! 😁😘
______________________"Luy, lo apaan sih? Asal tarik aja lo, sakit tau"
"Lo yang apaan, gila apa teriak nya kenceng banget!"
"Eh tuyul. Dari zaman nenek gue sampai kid zaman now, kaget itu dimana-mana teriak."
"Tapi gak teriak sambil nunjuk-nunjuk orang kali, upil!"
"Gue kan nunjukkan orang nya benar, gue gak salah orang", Rey ngotot, "lagian ngapain lo malah kabur, bego!", teriaknya mulai kesal.
Melotot, Luyna menjawab, "Gimana lo bisa yakin itu dia?"
"Oon lo gak hilang-hilang ya, tu cowok emang dia! Dia kan kerja disini juga!"
"Di dunia ini banyak orang yang mirip!"
"Lo juga tau itu dia kan?!", Rey mulai emosi.
"Gue gak yakin,....", jawabnya pelan, merasa ragu.
"Trus kenapa lo kabur?!", Rey mencakar tembok kesal.
"Lo kira gue bakalan punya muka saat lo udah teriak sekencang itu? Di rumah sakit? Di depan banyak orang?", jawab Luyna skeptis.
Bengong, "Malu-maluin banget ya? Hehe", dia menggaruk lehernya canggung, menatap malu-malu.
"Baru sadar lo? Dasar, ck!"
Rey hanya terkekeh, tau sikapnya barusan kelewatan. Tapi dia kan memang refleks, gak sengaja. Kenapa Luyna sampai menarik nya ke sudut sepi begini sih... Tapi... Gue yakin itu tadi dia.
"Tapi gue yakin itu dia Luy", ucapnya bersikukuh.
"Ck, justru kalau itu dia, gue bakalan malu banget tadi"
Rey mengekor, Luyna berjalan dengan tangan bersidekap.
"Ya, sorry... Gue gak jadi minta traktiran deh, anggap aja ganti rugi"
"Heh, lo bodoh? Muka tembok!"
Cemberut, Rey mengupat kesal, "jahat banget.... "
"Aw! Luy, kalau berhenti itu kasih lampu merah kek, sakit tau", Rey mengusap jidatnya.
"Lo yang jalan gak pake mata", melotot kesal dia menunjuk pintu di depannya, "kita udah sampe"
Bersamaan dengan itu pintu didepan mereka terbuka.
"Eh- Luyna?!"
Menoleh, "Kak Fyna? Apa kabar?", sapanya ramah.
Fyna tersenyum ramah, memeluk Luyna dan Rey.
"Baik,... Kalian kapan sampai? Kenapa gak kasih kabar? Ayo masuk", dia mempersilahkan masuk.
Ruangan itu tidak terlalu besar, dengan sofa di tengah dan meja kerja di sudut ruangan, membelakangi jendela tanpa tirai. Lemari dengan susunan buku dan berkas berada di sisi ruangan hijau muda itu.
"Wah, ruangan kakak besar ya. Kakak kepala departemen kan?", Rey duduk tanpa di persilahkan.
"Haha, iya, kakak kepala departemen penyakit bagian dalam"
"Benaran? Luyna kira kakak dokter residen, kapan kakak jadi KelDep?"
"Baru juga tiga tahun terakhir Luy, Kepala departemen neurologi* dan anestesi* yang ngajuin kakak", terangnya.
(Departemen Neurologi = unit yang menangani gangguan syaraf, termasuk otak dan sumsum tulang belakang.
Departemen Anestesi = departemen yang bertugas memberi anestesi untuk rumah sakit dan layanan nyeri)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Duda
Romance~duda ganteng dan kaya ~anak yang gemesin ~gadis labil ~jarak pemisah ~cinta yang tulus ~dan pernikahan. apa yang dapat kalian bayangkan ? ************