15

3.8K 198 21
                                    

"Kau mau kemana ?", tanya Rey saat melihat Luyna yang tampil rapi keluar dari kamar. Dia yakin dengan pasti, sepuluh menit sebelumnya itu bocah masih kucel dan lecek.

"Gue ada janji, biasa orang sibuk ma gitu", jawab Luyna angkuh. Menyampirkan tas sandang ke bahu nya. Dia menyomot kripik Rey yang duduk selondoran di sofa.

"Lo mau mangkal ?", Tanya Rey kembali.

"Ya, gak lah! Anjrit!", Luyna memukul paha Rey yang telanjang, celana yang kurang bahan tidak mampu menutupinya.

"Auh,... kan merah", solot Rey,"gue fisum ni, awas lo", ancam Rey.

"Alaah, gitu doang. Lebay lo", Luyna memasang sepatunya, "gue makan malam di luar, lo pada gak sah nungguin", jelasnya.

"Makan ?", tanya Rey duduk tegak, "Gue ikut ! 🙋🙋", sambungnya.

"Ngapain ? Gue juga di undang tau"

"Pokoknya gue ikut, lo makan gratis gak ngajak-ngajak Luy", Rey membuntuti gadis dengan gaun putih selutut itu ke pintu.

"Monyong lo tu kalau dengar makan di ikuti kata gratisan aja langsung nyosor"

"Eh, buset dah, di kirain gue bebek apa", Rey bersidekap,"Pokok nya gue ikut"

"Lo belom mandi ! Gue telat nanti", bantah Luyna.

"Wait here, oke? ", ucap Rey melangkah mundur ke dalam rumah kembali, "5 minutes!", teriaknya saat hilang di balik pintu kamarnya.

*****

"Tempat janjian lo disini Luy ?", Rey bertanya kembali.

Dan untuk kesekian kalinya Luyna menjawab, "Iya, gue mana salah tempat, nih sms nya jelas nunjukin ni alamat resto", Luyna menyodorkan handphonenya, merasa kesal dengan pertanyaan berulang.

"Dari alamat nya sih bener", Rey memelototi layar 5 inci itu dengan kening berkerut, kemudian beralih menatap resto besar yang namanya dia sering dengar dari anak high style di kampus.

"Ayo masuk ah, kita udah di tungguin tau", Luyna menariknya, tapi Rey menahan, memeluk erat tiang listrik dekat mereka parkir. Luyna melotot kesal, "Lo ngapain lagi siih upil ?!", teriaknya frustasi.

"Luy, lo gak da niat jual gue ke om-om kan ? Gue janji deh, gak bakalan minta traktiran lagi", Rey memelas. Memasang wajahnya yang paling menyedihkan. (ಥ_ಥ)

Luyna tabok jidat.

"Gue juga gak bakalan makan es krim lo lagi kok"

Luyna mendelik, mengetahui sebab musabab es krim nya lenyap tanpa sebab.

"Gue juga minta maaf dah jatuhin sikat gigi lo ke wc....", Rey mencicit, "Dan... belom sempat gue cuci, hehe", dia nyengir kuda. 😁😁😁

Luyna " (⊙д⊙) "

lima detik kemudian dia dapat merasakan perutnya yang bergejolak, "hoek...", dia tidak tahan lagi.

"Luy! Gue minta maaf.... i lope lope yu su mauch deh", Rey meminjat tengkuk satunya, merasa bersalah, tapi tidak bersalah lebih banyak.

"Rey kam-pret ! Hoek! Lo tu ya, dasar tomat! Singkong tau !", hardik luyna dengan umpatan ala sopannya.😡😤

"Gue tau singkong kok", jawab Rey acuh. 😮

"Upil !!! Gue sembelih juga lo", Luyna mencekik tu anak, dia kalap.

"Luyna, gue mati, mat-ti", Rey menepuk-nepuk lengan gadis itu, dia mangap-mangap.

"Kupret! Sok dramatis lo!", jitak Luyna, "Pokok nya gue minta lo ganti,....", ucapannya terpotong, handphone nya berdering, dan melihat nama disana, dia langsung mengangkatnya.

My Boyfriend Is DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang