Tiga

1.8K 152 1
                                    

***
hmmm... Lapak saya meh apa atuh sepi aja.. tapi, gak apalah. Saya sekedar menyalurkan inspirasi
***

***

Wulan galau. Iya, setelah sekian tahun hidupnya, dia akhirnya bisa merasakan galau, pemirsa!!!

Galau karena apa? Tentu saja karena seorang Arjuna yang tampan dan sempurna dan tampan!!

Arjuna alias Redi!!!

Karena apa? Apa yang di lakukan sang Arjuna tampan pada gadis itu sehingga dia merasa berhak galau?

Sebenarnya, sang Arjuna tidak melakukan apapun pada Wulan. Bahkan menegur Wulan pun cowok itu tidak.

Tapi, sepulang sekolah tadi, Wulan tidak sengaja melihat sang Arjuna naik motornya, seperti biasa, hanya saja yang tidak biasa adalah sosok yang ada di boncengan cowok itu.

Sayangnya, Wulan tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok itu. Dia hanya tahu bahwa orang itu adalah berjenis "cewek", seperti Wulan, terlihat jelas dari roknya!

Tapi, siapa cewek itu?!

Selama ini, Wulan tidak pernah tuh mendengar kalau sang pujaan hati punya pacar, Wulan kan tidak pernah ketinggalan berita tentang sang Arjuna, sama dengan dia tidak pernah tertinggal berita tentang si pirang imut idolanya itu.

Lalu siapa cewek yang di bonceng Redi tadi?!

Rasanya Wulan ingin menangis dan dia memang menangis, di temani lagu galau dan banyak sekali camilan !!!

Luar biasa!!!

Wulan tidak menyangka, dia akan merasa sakit hati padahal tidak pacaran. Dia akan menangis padahal dia tidak sedang nonton drama.

Ah, Wulan galau!!!

**

"Tumben banget kamu diam?" Tanya Pipit saat dia baru saja masuk kelas dan melihat Wulan yang cuma duduk diam padahal biasanya Wulan akan heboh sendiri dengan sang ponsel.

Mendengar pertanyaan itu, Wulan mendengus dan tetap tidak menjawab. Dia masih galau.

Pipit duduk dengan santai. Wajahnya berseri-seri. Wulan mendengus lagi, merasa bahwa Pipit sungguh tidak setia kawan karena bisa-bisanya dia terlihat bahagia sementara Wulan sedang merana?!

Ah, Wulan galau!!

Ups, sudah di bahas yah tadi?!

"Eh, PR Ekonomi udah?" Tanya Pipit. Wulan mendengus lagi. "Astaga, kamu PMS yah?" Tanya Pipit tidak tahan. Wulan langsung mendelik.

Tidak menakutkan sama sekali, mengingat wajahnya yang bundar seperti topi-saya-bundar itu, matanya sipit, jadi, saat dia mendelik Pipit justru akan terkekeh.

"Kamu belum? Nih!" Gerutu Wulan malas berdebat, dia memberikan buku tugasnya pada Pipit yang sekarang nyengir lebar. Lalu gadis itu mulai sibuk menyalin.

"Eh ikutan dong!" Seru Rudi, teman sekelas dua gadis itu yang kerjaannya di sekolah cuma main dan tidur. Tanpa menunggu konfirmasi, cowok itu duduk di depan Pipit dan ikut menyalin tugas milik Wulan.

"Pit... Kamu tahu gak siapa cewek yang lagi dekat dengan Arjuna ?" Tanya Wulan putus asa.

Pipit yang sedang sibuk mendongak dan menoleh memandang Wulan yang menampakan raut sengsara yang mumpuni.

"Er... Dia lagi pdkt sama orang emang?" Tanya Pipit kembali mencatat. Wulan menghela nafas dan mengangkat bahunya.

Dia kan bertanya pada Pipit, kenapa juga si Pipit malah balik tanya?!

"Setahuku sih... Enggak. Kalau dia deket sama orang, pasti jadi trending topik di sekolah dong." Kata Pipit diplomatis. Wulan mengangguk.

"Iya sih... Tapi, kemarin aku lihat dia boncengin cewek gak tahu siapa." Wulan mengadu. Pipit mengangguk saja, dia masih sibuk menyalin.

"Arjuna siapa sih?" Kata Rudi kepo, sejak tadi dia bingung mendengar percakapan dua orang itu, dan setahu Rudi, tidak ada yang namanya Arjuna di sekolah.

"Gak usah kepo." Kata Wulan ketus. Rudi memutar matanya.

"Selamat pagi!!" Sapa seorang guru. Dan terjadilah keributan membahana di kelas karena urusan contek-mencontek yang belum selesai.

"Selamat pagi, Bu!"

"Nah, ibu harap urusan 'bisnis' kalian tunda dulu karena sekarang waktunya pelajaran ibu!" Kata Bu guru, menyindir.

Tentu saja para guru sudah tahu dengan kegiatan mereka yang berbagi tugas.

Lebih tepatnya mencontek.

"Tanggung, Bu!" Seru seorang cowok dari bangku belakang, dia masih sibuk, menulis dengan kecepatan cahaya sementara si pemilik panduan sudah mendesak agar cowok itu mengembalikan bukunya.

"Sudah, itu kan pelajaran habis istirahat! Simpan atau ibu sita!" Ancam Bu guru yang sudah tidak sabar.

Kontan semua kembali sibuk dan menggerutu, mereka menyimpan kembali di tugas 'bisnis' ke dalam tas sebelum di sita.

Wulan terkikik melihat Pipit yang belingsatan seperti ayam kesurupan.

Oh, Wulan pernah melihat ayam tetangga yang kesurupan. Kepalanya bergoyang-goyang dan juga teler.

Ups, itu ayam yang sudah di potong!!!




*** BERSAMBUNG ***

Duh, benar-benar gabut nih haaha!! Mungkin agak gak nyambung dan kurang feel kali yah...

Well, apalah saya ini, cuma penulis amatiran !!!

Love You, guys...!!!  😘😘😘😘

The Fat Lady √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang