Sebelas

1.5K 149 0
                                    

***

Saat yang tidak ada lagi yang bisa kamu lihat selain dirinya, itu adalah cinta...
Saat tidak ada lagi hal yang membuatmu tersenyum selain melihat senyumannya, itu adalah sayang...

***

Happy Reading, guys!!

***

***

Wulan termenung di dalam kamar, membaca surat-surat yang dia terima dari entah siapa itu. Wulan memang menyimpan semua surat itu di dalam kotak bekas sepatunya dan menyimpan si kotak di meja belajarnya...

Wulan membaca lagi dan terus bertanya-tanya, siapa sebenarnya orang yang sudah mau repot-repot melakukan hal semacam itu?

Di kotak itu juga terdapat beberapa coklat yang tidak Wulan makan karena masih bertekad untuk diet. Walaupun Wulan sudah meletakan si coklat setiap kali datang di meja makan, tetap saja tidak ada yang menyentuhnya.

Jadi, Wulan menyimpan si coklat bersama tumpukan suratnya. Wulan juga entah kenapa merasa enggan membuang semua cokelat itu ke tempat sampah.

Saat makan malam, Wulan turun dan cuma minum air putih. Wulan cuma akan makan normal saat siang. Ini membuat Nena juga Venus geram.

"Buat apa sih diet segala? Kamu kelaparan tapi, kakak tanya, apakah berat badanmu turun?" Sergah Venus di ujung kesabarannya.

"Tidak." Wulan mengakui. Dan memang itu yang terjadi. Padahal Wulan bersumpah dia berdiet dan membuat dirinya kelaparan bahkan!

Tapi, semua lemak di tubuhnya itu seakan sangat betah dan tidak mau enyah!!!

"Itulah, jadi lupakan diet dan hidup normal." Sambar Venus.

"Dan kembali di ejek." Pungkas Wulan dingin. Venus mengertakan giginya. Dia mendorong piring makanannya dan beranjak dari sana.

Keesokan harinya, Wulan kembali menemukan surat dan coklat di teras rumahnya.

Tahukah kamu satelit yang paling hebat di dunia menurutku?
Itu adalah bulan, yang dengan setia tanpa lelah terus mengikuti bumi..
Tapi, aku merasa jika semua kodrat itu mulai terbalik dan kacau...
Karena satelit itu menghilang meninggalkan jalurnya...

Wulan mengerjap membacanya. Dia termangu di tempat. Tangannya gemetar dan jantungnya berdegup kencang. Dia membaca lagi dan lagi, berharap menemukan petunjuk. Dan tulisan itu seolah memberi petunjuk...

Di sekolah, Wulan diam saja, dia bahkan tidak memperhatikan Pak Zakaria yang sedang mengajar, tidak seperti biasanya.

Padahal Wulan selalu saja memperhatikan guru itu setiap kali jam guru tersebut di kelasnya.

Sekarang pikiran Wulan sedang bekerja keras dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran Pak Zakaria.

Melainkan dengan semua surat yang dia terima dari entah siapa itu. Terutama surat yang dia terima pagi tadi.

Satelit... Bulan... Satelit bumi... Bumi...

Wulan mulai berpikir jika pengirim coklat dan surat itu adalah Bumi. Kasir minimarket depan komplek rumahnya. Apalagi ingatan Wulan malah tiba saat di mana Bumi mengantarkannya pulang. Bumi yang seolah tidak membiarkan Wulan terkena hujan.

Tapi, sudah cukup!!

Wulan tidak mau kepedean lagi. Dulu, dia selalu merasa kalau Redi tersenyum padanya, melupakan fakta bahwa Redi pernah mengejek dan bahkan membuang kado darinya ke tempat sampah.

Lihat apa yang dia terima karena terlalu kepedean? Sakit hati. Dan Wulan tidak mau lagi sakit hati!

Jadi, tidak mungkin Bumi yang mengirim semua coklat dan surat itu padanya. Apalagi, Bumi juga tidak tahu di mana rumah Wulan, dan dia juga tidak ingat apakah dia pernah mengatakan namanya di depan Bumi. Mereka belum pernah berkenalan, itulah yang di ingat Wulan.

Jadi, bagaimana bisa Bumi mengetahui rumah dan juga namanya?!

Jadi, bukan Bumi yang mengirimkan semua coklat dan surat itu.

Tapi, siapa?!

Yang mengejutkan, siang ini, Wulan menemukan setangkai mawar juga surat yang terselip di sana. Mawar itu di letakan di atas meja, posisi serupa seperti si coklat setiap kali datang.

Wulan membaca surat itu, dia sangat yakin bunga itu untuknya walaupun tidak ada namanya di sana.

Aku bertanya pada angin, bagaimana kabar Wulan di sana.
Angin tak menjawabnya.
Aku bertanya pada bulan dan bintang saat malam hari.
Mereka juga tidak menjawab.
Oh, betapa rindu ini sangat menyiksa.
Tapi, kemudian aku mendapat jawabannya..
Lewat jalan yang tidak terduga.
Wulan, jangan biarkan dirimu sakit.
Aku mohon.
Karena aku akan jauh lebih sakit..

Wulan mengernyit. Otaknya bekerja keras dengan ini. Dia sedikit kesal, kenapa orang ini, entah siapapun itu, tidak mau menunjukan diri?!

Penuh tekad, akhirnya Wulan sudah memutuskan. Dia akan mencari tahu siapa sebenarnya orang ini...



*** BERSAMBUNG ***

Semoga kamu berhasil mengungkap siapa dia sebenarnya, Wulan!
Semangat!!!
Aku mendukungmu!!!

Love You, guys!!
Vote vote oke! Aku tak meminta apapun, hiks...!!!

The Fat Lady √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang