Tujuh

1.5K 142 0
                                    

***
Saat hati sakit, maka air mata yang akan menyembuhkan...
Saat rasa bahagia datang, maka air mata jugalah yang akan membuatnya terasa sempurna dengan tangis bahagia...

***

Happy Reading, guys!

***

***
Wulan mengerjap beberapa kali saat dia membuka kotak yang dia temukan di depan rumahnya.

Dia akan berangkat sekolah, dan karena Venus sedang tidak ada kelas pagi ini, dia meminta agar Wulan jalan sendiri. Wulan tidak masalah.

Tapi, dia malah menemukan kotak mencurigakan di depan rumah.

Warna merah dan berpita biru. Awalnya Wulan pikir itu kiriman untuk kakaknya, Venus. Tapi, Wulan kemudian membaca ada namanya sendiri di sudut kotak itu.

Kotak itu adalah paket untuknya, itulah yang membuat Wulan berani membuka si kotak.

Isinya?!

Dua kotak coklat ukuran sedang dan setangkai mawar merah!!!

Hei, siapa yang memberikan hal semacam itu pada Wulan padahal dia tidak punya pacar dan tidak punya gebetan!!!

Wulan membolak-balik kotak, dia menemukan selembar kertas di dasar kotak dan membacanya.

'Senyum itu ibadah, itu yang di katakan oleh agama manapun.
Maka selalu tersenyumlah agar dunia bangga bahwa kau terlahir di dunia.

Belajar yang rajin yah, Wulan !!'

Wulan mengerjap. Tidak ada nama pengirim dari siapapun orang itu, dia tahu nama Wulan!!

Wulan merasa...

Dan tentu saja Wulan langsung bercerita pada Pipit yang cuma menganga mendengar cerita sahabatnya itu.

"Wow kamu punya pengagum rahasia!" Kata Pipit takjub setengah iri. Andai saja Wulan tahu siapa orang itu, Wulan pasti akan merasa lebih bahagia karena rupanya ada yang peduli padanya.

Tapi, Wulan, kalau kamu tahu siapa dia, namanya bukan pengagum rahasia dong!!!! LOL!

"Kira-kira dia siapa yah?" Wulan bertanya untuk ke sekian kalinya.

"Apa dari sekolah ini?" Pipit balik tanya. Wulan menggeleng yakin, karena dia tahu jika selama ini tidak ada yang datang ke rumahnya kecuali mungkin Pipit dan beberapa orang yang kebetulan pernah satu kelompok dengannya.

Selebihnya? Tidak ada.

"Cie... Seneng itu seneng... Cie yang punya penggemar...!!" Seloroh Pipit. Wulan tersenyum.

"Iya, setidaknya aku tahu kalau ada yang..." Wulan menghentikan ucapannya sendiri.

"Ada yang apa?" Sambar Pipit.

"Yeah... Di dunia ini masih ada ketulusan barangkali." Kata Wulan sambil mengunyah coklat yang dia dapatkan tadi pagi.

Rasanya sangat enak hingga Wulan tidak rela berbagi, walaupun memang tidak ada yang meminta.

"Pulang sekolah kamu mau ke mall?" Tanya Wulan sejurus kemudian.

"Er... Tidak. Kenapa? Kamu mau ke mall?"

"Tidak, aku cuma bertanya." Kata Wulan. Padahal, dia sempat berpikir untuk mentraktir Pipit makan, yeah, saat acara mewek beberapa waktu lalu, dia sadar sih kalau cuma Pipit yang mau berteman dengannya. Entah apa yang akan dia lakukan jika Pipit meninggalkannya!!!

Sekali lagi Wulan berpikir, apakah di dunia ini tidak ada tempat untuk orang-orang seperti dirinya? Yang memiliki berat badan berlebih?!

Tidak adil!!

"Coba lihat, di sana ada Arjuna cinta." Kata Pipit, menunjuk ke arah pintu kantin dengan dagunya.

Wulan memandang Arjuna... Tidak, mulai sekarang Wulan bertekad tidak akan menyebut Redi dengan 'Arjuna'! Cukup Redi.

Yeah, Redi sedang tertawa bersama tiga temannya dan duduk di meja mereka, seperti biasa. Dan tentu saja masih ada saja cewek yang mendekati mereka.

Wulan tidak paham, setelah sekian lama dia di butakan oleh rasa kagum semata, kenapa semua cewek itu masih saja mendekati Redi.

Apa mereka tidak tahu sikap asli cowok itu?! Wulan berpikir kesal.

Dulu, Wulan akan sangat bahagia walau hanya melihat Redi yang berjarak. Melihat tawa cowok itu. Mendengar suara cowok itu. Semua yang menyangkut cowok itu pasti akan membuat Wulan cengengesan sendiri.

Sekarang?!

Sepertinya tidak... Iya, 'sepertinya'! Oh ayolah, move on tidak semudah itu!! Butuh waktu dan proses. Tapi, Wulan berusaha kok!

Tiba-tiba Redi melihat ke arah meja Wulan dan cowok itu tersenyum. Wulan beku seketika.

Move on ini sepertinya tidak akan mudah jika terus begini.

Duh, Redi itu maunya apa sih? Setelah apa yang dia lakukan, kenapa cowok itu masih bisa tersenyum pada Wulan? Mengacaukan rencana gadis itu untuk segera move on?

Kenapa?

Ah, kepala Wulan pusing !!!

**

'jangan ada air mata yang keluar dari matamu kecuali air mata bahagia...
Dan apakah kau akan mengijinkanku untuk membuatmu bahagia?
Karena bahagiamu adalah segalanya untukku...
Oh, maafkan aku karena terlalu lancang!
Untukmu, aku bisa sedikit bodoh...'

Wulan tergugu membaca lembaran itu. Lembaran yang dia temukan di atas sebatang coklat RatuPerak yang tergeletak manis di kursi teras rumahnya.

Siapa dia?

Wulan terus berpikir...





*** BERSAMBUNG ***

Duuuuhhh... So sweet...!!! Author cengengesan sendiri nulisnya juga. Baper sendiri dan juga iri!!

Siapa yah yang mengirim surat dan coklat-coklat itu untuk Wulan??

Apakah Niall ??? LOL !!

Love You, guys!!

😘😘😘😘


The Fat Lady √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang