Maid Story

7.6K 100 0
                                    

 Chapter 3

Sesampainya dirumah, gw udah mencium bau masakan kak Molly. Kakak gw ini memang paling suka memasak, masakannyapun selalu lezat dan sesuai dengan selera gw. Hehehe… bener-bener beruntung punya kakak seperti kak Molly.

“Olive, nanti jangan lupa yah bawa buah-buahan yang ada di kulkas ke Café” papar kak Molly sambil berlalu.

“Hah! Sebanyak itu kak?” ucap gw seraya menunjuk isi kulkas

“Iya”

“Tegaaaa” rengek gw pada kak Molly yang terlebih dulu menghilang dari hadapan gw.

                Semenjak bokap nyokap pergi ke Jepang, Kak Molly membuka Café kecil-kecilan dengan modal yang diberikan mereka. Dan gw sebagai adik yang baik ikut membantu kak Molly di Café sebagai pelayan, nama kerennya sih waitress.

                Café kita sebenernya sih gak jauh, karena letaknya hanya beberapa blok dari rumah gw. Tapi karena gw membawa buah-buahan yang beratnya mungkin mencapai 5kg lebih –yang bikin tangan gw pegal- membuat gw sampai di Café jauh lebih lama dari biasanya. Berjalan ditengah teriknya matahari menghabiskan energy gw.

“Hei Liv, tumben loe baru datang jam segini” sapa Fanny dari balik meja kasir. Kelihatannya belum banyak pelanggan yang datang.

“Abisnya nih buah berat banget” runtuk gw seraya mengangkat plastik penuh berisi buah-buahan. Kemudian gw berlalu menuju dapur.

“Duh… kasian banget tuan putri satu ini, kepanasan yah? Berat? Atau Haus?” ejek Mike dengan buku menu dalam dekapannya.

“Ye, dasar rese. Bukannya bantuin malah ngeledek. Huh” balas gw cemberut, kemudian meletakkan buah-buahan itu diatas meja dapur, lalu gw mencari minuman dingin untuk mengembalikan energi.

                Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, gw pergi menuju ruang ganti dan bergegas berganti seragam Café lalu bergabung dengan Mike dan Cindy yang ternyata sudah kerepotan dengan pesanan para tamu. Padahal beberapa menit yang lalu pelanggan masih belum banyak berdatangan, tapi sekarang Café sudah di penuhi dengan para pelanggan yang mayoritasnya adalah anak mahasiswa yang keren-keren.

“Triiiing….” Bel yang digantung pada atas pintu Café berbunyi ketika pintu terbuka. Dengan cepat gw menyambut tamu yang baru datang itu.

“Selamat datang” sambut gw hangat. Hah…gw tercengang ketika melihat orang yang saat ini tengah berdiri di hadapan gw.

“Allen…” ucap gw lirih

Allen tersenyum menatap gw “Loe…  kenapa pake baju maid?” ucapnya kemudian seraya menatap gw dari atas hingga kebawah.

                Ok… gw jelaskan sedikit mengenai seragam yang gw pake ini. Seragam di Café gw ini sedikit unik, konsepnya sih mengikuti seragam Café yang lagi trend di Jepang. Yup, Maid merupakan seragam yang sedang trend di Jepang dan juga yang menjadi inspirasi seragam di Café gw ini. Seragam Cafe berwarna biru langit yang mengembang pada bagian bawahnya dengan celemek putih di bagian depannya dan hiasan pita hitam besar pada bagian dadanya.  Lalu dipercantik dengan stocking panjang berwarna putih seatas lutut dan bando berenda dengan warna biru bertengger cantik di atas kepala.

“Gw kerja disini” ucap gw akhirnya “Loe sendirian?”

“Iya” balasnya cepat “Gw tadi lewat sekitar sini dan lihat Café ini, jadi sekalian mampir buat makan siang” lanjutnya kemudian

“Oh gitu. Kalo gitu silakan duduk” ucap gw seraya menunjukkan salah satu tempat duduk yang kosong. Lalu memberikan buku menu pada Allen.

“Mau pesan apa nih?” Tanya gw akhirnya setelah beberapa saat Allen membolak-balik buku menunya.

Fake CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang