"Untuk kesekian kalinya, aku peringatkan kepada kalian berdua cari dimana keadaan Brandon !!" gema suara Freya menelusuri bangunan tua.
"Aku sudah melacak nomor telepon yang di berikan oleh William, tapi tidak bisa aktif" Dennys menunduk takut.
"Sialan ! Kep*rat William itu sebenarnya tau di mana kediaman Brandon, tapi dia tidak ingin memberitahu kita" Freya melemparkan senjatanya ke tanah.
"Bagaimana laporan anak itu ?" tanya Freya lagi.
"Dia belum memberikan laporan, dia tidak memberikan kabar lagi sejak acara Fashion Show" Paul melengos.
"Awas saja bila sampai besok dia tidak memberikan info, aku akan membunuhnya untuk kedua kali" Freya mengeluarkan pisau kecil dari saku nya.
"Tapi kali ini dia adalah kunci segala kelemahan Brandon, kita tidak bisa asal membunuhnya" Dennys menjelaskan.
"Aku tidak mau tahu !!" Freya mengarahkan pisaunya kepada Dennys.
"Baiklah" jawab Dennys dan Paul.
Tring... Tring *suara ringtone HP Dennys :v*
"Freya, Lisa menelepon" Dennys membuka percakapan.
"Bagaimana laporanmu ?"
"Sepertinya aku akan memutuskan kerja sama dengan kalian"
"Kenapa kau sudah merelakan warisan orang tuamu ?!!"
"Biar aku peringatkan sekali lagi, aku tidak perlu harta dan warisan itu lagi!"
"Jadi kau ingin itu lenyap begitu saja, kau tak merasa bersalah ? Mengingat perjuangan orang tuamu yang bersusah payah mengumpulkan warisan itu ?"
"Cukup, aku akan berada di samping suami dan anak ku, kapan pun dan di mana pun. Aku tidak akan pernah seorang pun melukai bahkan satu ujung jari pun dari mereka. Apalagi dilukai oleh orang seperti mu"
Pip... Pip... Pip... *telpon nya di matikan*
Hayoloh pada bingung kan ? Author aja bingung dapat ide buat cerita ginian di kamar mandi.
Flash back on
"Kematian" Lisa.
Sesaat setelah desing peluru terdengar.
"Kau tau, aku tidak akan membunuhmu, kau dan aku akan bekerja sama" Freya menodongkan senjata.
"Katakan pada para bodyguard nya bahwa dia sudah meninggal, dan sudah di bawa ke rumah sakit ! Palsukan satu mayat dan jadikan batu nisan nya bernama Lisa" Freya memerintah Dennys dan Paul.
"Baik"
"Kau ! Bajing*n aku tidak akan membuatmu melakukan ini semua"
"Kau masih punya warisan kan? Baiklah, kita akan membuat suatu persetujuan. Bila kau tidak berhasil membunuh Brandon dalam 1 bulan, maka semua harta kekayaan ibumu serta warisan yang tersisa dari ayahmu akan lenyap"
"Tidakkk, ayah dan ibuku mengumlkan segala harta itu untuk kepentingan Al dan kepentingan ku !" Lisa menangis, dia tidak ingin menyia-nyiakan harta orang tua nya lagi.
"Kalau begitu, ambilah ini. Bila dalam 1 bulan belum terdengar kabar Brandon terbunuh, maka kau akan mendapatkan akibatnya!" Freya meminjamkan senjata api nya pada Lisa.
Rumah sakit...
"Lisa!!" Brandon menggedor-gedor pintu ruang mayat.
"Maaf pak, kau tidak bisa masuk" Dennys dan Paul menjaga ruang mayat itu, mereka menyamar menjadi security rumah sakit.
"Dia istriku!" Brandon membentak Dennys.
"Tetap tidak bisa! Kau tahu maksud ku?" Dennys emosi.
Brandon hanya bisa melihat mayat Lisa yang tertutup di masukkan ke peti mati.
"Aku ingin melihat ! Apakah dia benar istriku atau tidak" Brandon ingin menerobos masuk, namun tubuh kekar Dennys dan Paul mencegatnya.
"Arggggggggggg" Brandon hanya bisa meringis di depan ruang mayat.
Flash back off
"Lisa, kau akan mendapatkan masalah paling besar dalam hidupmu" Freya berteriak stress.
Oke :) Hai !
Maaf banget ya ceritanya agak gak jelas :v Author kehilangan ide, mangkanya sempat gak update kemarin...
Tapi percayalah Author bisa meluruskan cerita ini secepatnta hehe :v
Bye 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss is My Husband [Part 2] [SELESAI]
RomanceCinta mempertemukan semuanya. Sudah 10 hari sejak "kepergian Lisa". Queen hotel masih di landa duka. Brandon masih terbaring lesu di kediamannya. Siapa yang menjadi penggantinya sebagai presedir yang berwibawa ?